Mendengar perkataan itu, apel di tangan Pei Minghe pun terjatuh, dia nyaris meneteskan air mata. Qiqi terlihat sangat keras, tapi dia sebenarnya sangat lembut.
Dia mengulurkan tangannya untuk membelai rambut hitam dan halus milik anak perempuannya, dia sangat mirip dengan orang itu.
Orang itu, waktu itu dia adalah wanita yang sangat cantik di Kota B, banyak pria yang terpesona dengan kecantikannya, sedangkan Pei Minghe hanya salah satu dari para pria tersebut.
Pei Minghe jelas tahu kalau Qiqi bukan anaknya sendiri, tapi saat dia datang dengan menggendong Qiqi, dia melihat wajah lembut dan lucu serta tubuhnya yang rentan dan kecil, Pei Minghe mengakuinya walaupun namanya jadi tercoreng karena hal ini.
Saat ini, orang itu… sudah menjadi istri orang lain, sudah bukan orang yang bisa dia puja dan kagumi seperti dulu lagi.
Qiqi sangat mirip dengannya, tapi karakternya sama sekali berbeda.
"Gadis bodoh, kamu tidak bilang ayah juga sudah tahu!" Pei Minghe menahan air mata yang sudah menggantung di kelopak matanya, dia lalu berkata dengan suaranya yang lembut, "Tunggu ayah bangkit kembali, aku akan diam-diam membelikan apartemen untukmu, jadi kamu tidak perlu menderita lagi!"
Pei Minghe seperti merasakan sesuatu, "Qiqi, kamu sudah dewasa…"
Saat berbicara dia sedikit terisak.
Pei Qiqi tahu mengenai kesulitan ayahnya yang terjepit di antara dirinya dan Zhou Meilin, dia lalu berkata dengan lirih, "Ayah, tidak perlu, aku hanya ingin agar kamu sehat-sehat saja."
"Hanya stroke ringan, tidak ada masalah besar!" Pei Minghe menepuk-nepuk tangan kecilnya, "Sudah, cepatlah pulang, nanti bibimu akan kemari…"
Pei Qiqi mengangguk, dia juga tahu kalau Zhou Meilin setiap hari akan datang pada pukul 20.30.
Tapi dia tidak menyangka kalau saat dia kembali ke rumahnya di jalan Qingshui, Zhou Meilin ternyata masih ada di sana.
Dia duduk di ruang tamu sambil mengamati Pei Qiqi dari atas ke bawah, suaranya terdengar mengejek, "Sudah mau pulang?"
"Bibi!" Pei Qiqi berdiri tegak di ambang pintu, tatapannya terlihat waspada.
Zhou Meilin mengangkat alisnya, "Kenapa? Takut aku meracunimu? Pei Qiqi, Tuan Zhong tidak selalu ada waktu, kamu harus tahu, ayahmu sekarang sedang terbaring di rumah sakit, Grup Pei sekarang sedang kekurangan banyak uang, bagaimana cara mengatasinya? Tuan Zhong memiliki kekayaan dan kekuasaan, dia bersedia menikahimu yang seorang piatu di dalam kondisi seperti ini, tidak ada yang lebih baik daripada hal ini lagi."
Pei Qiqi merasa kesal sekali sampai gemetaran.
Hal baik?
Orang bermarga Zhong itu, sudah berusia 50 tahun, rambutnya sudah nyaris botak.
Dia tidak marah melainkan tertawa, "Kalau begitu hal baik ini, seharusnya bibi berikan pada Pei Huan saja!"
Zhou Meilin selama ini selalu membenci dirinya dan selalu sinis terhadapnya, hanya Pei Minghe yang menyayanginya.
Dia tertawa dingin, "Pei Huan sudah memiliki kekasih, satu sekolah dengan kalian, namanya Lin Jinrong, latar belakang keluarganya sangat baik, sama dengan Huanhuan yang cantik, dia juga tampan, keduanya sangat serasi."
Saat Meilin selesai mengatakan itu, Pei Qiqi merasa tubuhnya membeku…
Lin Jinrong dan Pei Huan telah bersama?!
Dia berdiri kaku tidak bisa bergerak.
Beberapa saat kemudian dia menunduk, "Benarkah?"
Kemudian dia berjalan kembali ke kamarnya sendiri dan menutup pintu.
Wajahnya sedikit mendongak, air matanya mulai mengalir.
Dalam semalam, semuanya telah berubah.
Dia kehilangan kegadisannya secara tidak sengaja, dia juga sudah kehilangan… orang yang disukainya.
Sedangkan orang itu malah berpacaran dengan adiknya sendiri, Pei Huan.
Meskipun dia menyebutnya sebagai adik, tapi sebenarnya Pei Huan lebih besar beberapa hari darinya. Demi tidak membuat Pei Huan merugi, Zhou Meilin pun bersikeras untuk menjadikan Qiqi sebagai kakak…
Karena kakak harus mengalah pada adik, bukankah begitu?
Pei Qiqi mendongak, dia memaksa air matanya masuk kembali ke matanya, kemudian dia berjalan ke kamar mandi, membuka keran air dingin sampai paling besar, lalu menyiram tubuhnya sampai terasa mati rasa…
Tiba-tiba pintu kamar mandi itu dibuka, Zhou Meilin berdiri di ambang pintu dan melihat tubuh Pei Qiqi yang penuh dengan bekas ciuman.
Dia menjerit nyaring, "Pei Qiqi, dasar murahan! Dengan pria mana kamu melakukannya sampai jadi seperti ini?"
Jarinya mencubit-cubit lengan Pei Qiqi sampai nyaris keluar darah.
Pei Qiqi menampik tangan Zhou Meilin dengan keras dan mendapati lengannya ada bekas darah.
Uap air mengalir membuat wajahnya terlihat buram.
"Bibi, apa kamu tidak tahu? Obat yang kamu berikan padaku itu, apa kamu tidak tahu khasiatnya?" Pei Qiqi tiba-tiba tertawa lirih, "Bukankah kamu merasa kecewa?"