Saat Pei Qiqi keluar, langit sudah mulai gelap. Dari sana dia harus berjalan 10 menit untuk sampai di halte bus.
Dia perlahan menarik kopernya ke depan, berjalan pelan dan tanpa tujuan.
Pei Qiqi merasa kakinya sudah muncul gelembung air. Dia kesakitan, tapi dia tidak memedulikannya.
Karena hatinya lebih terasa sakit.
Jalanan panjang itu ditumbuhi pohon kapuk yang sedang berbunga. Di malam musim panas ini terasa sangat tenang, hanya ada suara langkah kakinya saja.
Namun dengan cepat kesunyian itu terpecahkan, sebuah mobil sport mewah perlahan mendekatinya, sampai akhirnya berhenti di depan Pei Qiqi dan menghalangi jalannya.
Pei Qiqi menghentikan langkahnya, jendela mobil itu diturunkan, itu adalah Lin Jinrong.
Lin Jinrong menatapnya sejenak, wajahnya menunjukkan ekspresi yang rumit.
"Naiklah!"
Pei Qiqi mundur selangkah dan menggelengkan kepala, "Tidak perlu."
Saat ini, mustahil kalau bilang dia tidak memiliki perasaan sama sekali terhadapnya. Tapi Pei Qiqi tahu, sejak dia melangkahkan kakinya masuk ke kamar Tang Yu, dia dan pria ini sudah tidak mungkin lagi.
Rasa sukanya terhadap Lin Jinrong mungkin saja hanya sebuah mimpi indah terakhirnya sebagai seorang gadis muda. Setelah dia bangun dari mimpinya, semua itu lenyap dalam sekejap.
Untungnya, mereka sama-sama tidak membahasnya…
Lin Jinrong membuka pintu mobil dan turun, dia lalu berjalan sampai di depan Pei Qiqi.
Pei Qiqi menarik kopernya hendak pergi, tapi tangan yang menarik koper itu ditahan oleh Lin Jinrong…
Kemudian dia berkata dengan suaranya yang sedikit serak, "Qiqi, maafkan aku."
Bisa dikatakan jika Pei Qiqi adalah sosok gadis yang tegar. Dia sejak awal sudah kebal dan seperti besi baja yang tidak bisa dihancurkan karena terus menghadapi Zhou Meilin dan Pei Huan. Namun saat ini, satu perkataan maaf dari Lin Jinrong akhirnya menghancurkan kelemahannya yang terakhir.
Tangannya bergerak berusaha melepaskan diri dari Lin Jinrong, dia mendongak menahan diri agar tidak menangis.
Dia pernah menyukai Lin Jinrong, mungkin sekarang dia masih suka…
Suka, adalah kata yang lebih dangkal daripada cinta.
Cinta adalah mencurahkan perasaan dengan sepenuh hati. Sedangkan suka, tidak seperti itu…
Itulah yang membuatnya lebih indah, juga lebih membuat orang menderita…
Saat dia sekali lagi menjatuhkan pandangannya ke wajah tampan Lin Jinrong, dia sudah kembali tenang, bahkan wajahnya tersenyum dingin, "Lin Jinrong, apa yang perlu dimaafkan? Kelak kamu adalah adik iparku, dan lagi aku sekarang baik-baik saja."
Pei Qiqi menatapnya, wajahnya sedang tersenyum, tapi tidak dengan sorot matanya, "Lihatlah bajuku ini, aku dulu tidak tahu ini merek apa… ternyata mahal sekali!"
"Lin Jinrong, Pei Huan tidak berbohong, aku sudah pindah keluar dan tinggal dengan seorang pria. Dia sangat baik padaku, dia bisa memberiku segalanya…" Pei Qiqi menatapnya lurus dan tidak menghindarinya.
Sorot mata pria itu seketika menjadi suram, dia meletakkan jari-jarinya di bahu Pei Qiqi, "Pei Qiqi, jangan mengatakannya lagi!"
Pei Qiqi kira dia akan percaya?
Walaupun itu semua benar, dia juga bisa memberinya semua ini!
Hati Lin Jinrong terasa sedih.
Pei Qiqi perlahan melepaskan diri, "Lin Jinrong, lain kali jangan seperti ini lagi."
Pei Qiqi berjalan ke depan, sedangkan pria itu tetap berdiri di tempatnya. Namun tiba-tiba dia berteriak padanya, "Pei Qiqi, aku menyukaimu!"
Tubuh Pei Qiqi seketika menjadi kaku, dia tidak merespon, juga tidak menghentikan langkahnya.
Perasaan sukanya sudah tidak bisa diterima oleh Pei Qiqi. Dia yang sekarang bukan lagi Pei Qiqi yang dulu.
Kalau bisa terulang lagi, walaupun Lin Jinrong tidak bersama dengan Pei Huan, dia merasa dirinya masih tetap akan masuk ke dalam kamar Tang Yu… identitasnya sejak awal sudah membuatnya tidak bisa memilih.
Hanya saja… dia menangis, dia mengizinkan dirinya sekali lagi menangis… untuk orang yang disukainya.