Jiang Yi meremas kertas dengan kesal, lalu memelototi punggung Qiao Qing.
Dia merasa Qiao Qing ini adalah musuh bebuyutannya, yang selalu punya cara untuk membuatnya kesal dan menghancurkan penampilannya.
Luo Chen sedang mengirimkan pesan kepada kakak kandungnya, menyuruhnya untuk membeli obat-obatan tersebut, lalu mendengar pertanyaan yang penuh curiga, "Kenapa kamu duduk disini?"
Zhu Anan melihat Luo Chen yang sekarang duduk di sebelahnya, wajahnya tidak tahan dan menjadi merona.
Inilah kisah cinta yang diimpikan oleh semua gadis remaja, siapa yang tidak menyukai pria tampan dan juga bandel ini?
Luo Chen menjawab tanpa melihat Zhu Anan, dia menjawab dengan tidak senang, "Kedepannya ini adalah tempat dudukku."
Wajah Zhu Anan makin merona dan menjawab "Ouh" tanpa bertanya alasannya, dan duduk perlahan.
Benaknya kosong dan merasa dirinya sedang bermimpi.
Tidak lama kemudian, bel tanda masuk kelas berbunyi.
Sekarang saatnya pelajaran wali kelas Yang Lianfeng.
Karena sekarang adalah waktu yang spesial, semua murid menyimpan buku atau PR yang diluar mata pelajaran ini dengan tegang, lalu mereka semua melihat ke arah pintu.
Dan tentu saja, setelah bunyi bel selesai, guru bahasa mereka adalah seorang pria dengan tinggi 1,5 meter, dan beliau terlihat memasuki kelas.
Satu tangannya mengambil segelas air dalam gelas stainless, sementara satu tangannya mengambil selembar kertas berisikan semua hasil ujian.
Ketika Yang Lianfeng masuk ke kelas, dia segera berkata, "Eah?".
Lalu menatap ke arah Luo Chen dan pemuda yang bertukar tempat duduk dengannya.
Kemudian Yang Lianfeng berjalan ke depan kelas, meletakkan gelasnya dan kedua tangannya memegang meja.
"Aku rasa aku pernah mengatakan kepada kalian bahwa kalian sudah kelas 3, jadi tidak ada banyak peraturan, kalau kalian merasa duduk dimana bisa membantu kalian belajar, maka kalian boleh ganti tempat duduk sendiri, tetapi hanya karena untuk belajar, jadi ..."
Sambil berkata, Yang Lianfeng menatap Luo Chen, "Si tampan, kenapa kamu pindah tempat duduk?"
Murid-murid yang lainnya mulai tertawa ketika mendengarnya.
Yang Lianfeng sangat populer sebagai seorang wali kelas.
Tidak hanya karena dia memiliki kemampuan mengajar yang sangat bagus dan memiliki sikap yang adil terhadap semua murid-muridnya.
Tapi juga karena Yang Lianfeng memberikan kebijakan manajemen yang lebih longgar di kelas, dia tetap humoris namun bisa juga serius.
Hal itu membuat murid-muridnya merasa dia adalah seorang guru sekaligus teman.
Walaupun Luo Chen tidak begitu memedulikan guru-guru yang lain, tetapi dia tetap sangat menghormati guru yang satu ini.
Luo Chen menoleh ke Qiao Qing, dan menjawab gurunya, "Guru, aku juga pindah tempat duduk demi belajar, aku bertukar tempat duduk supaya lebih dekat dengan Qing …Qiao Qing, dan memintanya mengajariku. Dengan begini, kedepannya kalau ada yang aku tidak mengerti, maka bisa langsung bertanya padanya."
"Pft …"
Murid-murid lain yang mendengar perkataan Luo Chen langsung tertawa, dan juga terdengar suara batuk.
Yang Lianfeng membenarkan kacamatanya dengan wajah serius, lalu melihat hasil ujian itu.
Di deretan terakhir dia melihat dua nama murid itu, lalu dia pun bingung dan berpikir.
Kedua murid itu malah mau saling belajar satu sama lain.
"Kalau begitu aku harap kalian bisa berkembang dengan lebih baik." Yang Lianfeng menutup mulutnya dan terbatuk ringan, kemudian mengambil gelas untuk minum.
Dia lalu berkata, "Topik penting hari ini adalah, hasil ujian kalian untuk semester ini sudah keluar."
Satu kalimat itu langsung membuat semangat dari beberapa murid menghilang.
Ketika semua mengira Yang Lianfeng akan memberitahukan hasil ujian kepada semua orang, Yang Lianfeng melihat kertas itu sambil menghela napas.
"Dilihat dari ujian kali ini, kalian telah memberikanku sebuah pelajaran yang sangat dalam. Tanpa melihat hasil ujian kalian, aku mengira diriku sendiri mengajar dengan sangat baik."
Walaupun nada suaranya terdengar sedang bercanda, tetapi semua murid terdiam.
"Kelas kita tidak ada yang mendapatkan juara 1 sampai 3 tertinggi di sekolah, tetapi juara 1 sampai 3 yang terendah, semua adalah murid di kelas ini. Kelihatannya aku telah memberikan kalian terlalu banyak kebebasan, jadi aku akan memberitahukan nilai ujian kalian ini kepada orangtua kalian hari rabu ini."
Setelah perkataan itu keluar dari mulut Yang Lianfeng, keributan pun langsung terjadi.
"Ah?!"
"Yang benar saja?!"
"Guo Zi, kamu sudah berubah sekarang, kamu bukan si imut kami lagi!"
"Kak Yang …"
Yang Lianfeng memukul meja lalu tersenyum, sebuah senyuman yang membuat orang merasa benci tapi juga suka. Dia kemudian berkata seolah semuanya baik-baik saja, "Panggil bapak juga tidak berguna!"