Setelah melewati pagi yang sibuk, Luo Qiao membuat janji dengan ayahnya untuk makan siang bersama.
Ayah Luo bertanya, "Bagaimana rasanya bekerja di perusahaan?"
"Masih okelah."
Awalnya, ia mengambil jurusan manajemen bisnis di sebuah universitas, dan ia merasa cukup cepat ketika mempelajarinya.
"Makanlah lebih banyak." Luo Qianheng mengambilkan beberapa sayuran untuknya dan bertanya dengan lembut, "Mengapa kamu tidak menelepon Siran untuk makan siang bersama?"
Luo Qiao hanya terdiam dan tidak menjawab, "..."
"Ayah beritahu, ada banyak orang yang menyukai Siran. Kamu jangan terus menindasnya."
Menindasnya?
Luo Qiao merasa ayahnya masih belum mengenal Ming Siran dengan baik.
"Qiaoqiao…."
Luo Qiao mengangkat tangannya dan diletakkan di depan mulutnya, seolah ia ingin memberi isyarat kepada ayahnya untuk berhenti bicara, "Aku masih ingin bertanya lebih lanjut mengenai masalah Ayah menjual rumah kita kepada Ming Siran. Jadi tolong berhenti membicarakan tentang dia."
"........"
Setelah selesai makan, Luo Qiao mengantar ayahnya kembali ke kantor perusahaan, dan berkata kepada Luo Qianheng melalui jendela mobil, "Ayah, terima kasih."
Luo Qianheng bertanya, "Terima kasih untuk apa?"
"Terima kasih karena sudah membantuku mengurus komentar di Weibo."
"Weibo apa ya? Aku mana punya waktu mengurus hal kecil seperti itu."
Luo Qiao tertegun, bukan ayahnya?
Kalau begitu siapa?
Kemudian Luo Qianheng mengambil surat undangan dan menyerahkannya kepada Luo Qiao sembari berkata, "Paman Zhou mengadakan pesta malam ini. Aku tidak ada waktu. Kamu gantikan ayah untuk datang ke acara itu ya."
Luo Qiao kembali tersadar dari lamunannya, kemudian ia menatap ayahnya dan menjawab, "Baiklah."
Luo Qiao menyelesaikan pekerjaannya di sore hari, kemudian ia pun mengambil ponsel untuk menelepon Mu Lan.
Pada saat itu, Mu Lan sedang melihat gaunnya yang rusak dan wajahnya menjadi pucat. Bei Rongrong yang ada tepat di depannya tersenyum melihatnya, lalu melangkah pergi dengan sepatu hak tinggi.
Mu Lan menahan air matanya yang akan menetes dan menjawab telepon, "Qiaoqiao?"
Luo Qiao merasa ada yang salah saat mendengar suaranya, "Ada apa denganmu?"
Mu Lan menarik napas panjang, tidak banyak bicara, dan berbatuk sedikit, "Aku sedikit masuk angin, ada urusan apa?"
"Aku hanya ingin bertanya apakah kamu akan pergi ke pesta yang diselenggarakan oleh keluarga Zhou malam ini? Kudengar perusahaanmu juga diundang."
"Iya pergi…" Mu Lan melirik gaunnya sambil menggigit bibirnya, "Aku sebenarnya akan pergi, tapi…"
"Kalau begitu aku akan menjemputmu, ya." Luo Qiao langsung memotong pembicaraannya, dan suaranya terdengar sangat senang, "Ayo kita pergi makan, setelah itu ikutlah kembali ke rumahku untuk berganti pakaian. Aku beritahu nih, aku sudah menyewa penata busana, dia yang akan menata busanamu nanti."
Mulan hanya terdiam ketika mendengar Luo Qiao berkata seperti itu kepanya, "....."
Apakah Luo Qiao ini seorang malaikat?
Ia segera melemparkan gaun yang sudah rusak itu ke tempat sampah dan berdiri dengan gembira, "Papa Luo, kamu benar-benar Papaku!"
Luo Qiao bertanya-tanya di dalam benaknya, "?"
Setelah menutup telepon dari Luo Qiao, Mu Lan membuka matanya lebar-lebar dan tertawa, kemudian ia pun pergi keluar dari pintu. Di luar pintu, Bei Rongrong melipat kedua tangannya di depan dadanya dan meliriknya, "Kamu mau pergi ke mana?"
Mu Lan langsung berkata, "Apa urusannya dengan mu, jalang kecil? Bei Rongrong, kuperingatkan kamu. Jika kamu menggunakan trik di belakangku di masa depan, aku akan merobek wajahmu! Aku yakin kamu pasti langsung mendapat serangan jantung!"
Setelah berbicara seperti itu, ia melihat wajah Bei Rongrong yang pucat karena marah. Kemudian ia pun menerobos dan pergi.
Tidak lama kemudian Mu Lan melihat mobil Luo Qiao yang datang menjemputnya. Mu Lan pun membuka pintu dan segera masuk, kemudian ia pun memeluk Luo Qiao sembari berkata, "Oh, gadisku yang imut."
Saat wajah Mu Lan melewati wajah Luo Qiao, Luo Qiao mendorongnya supaya terlepas dari pelukan. Kemudian ia melihat dari dekat mata Mu Lan yang tampak memerah, "Apa ada seseorang yang telah menyakitimu?"
Melihat penampilan Mu Lan yang seperti itu, Luo Qiao pun berkata, "Jika ada apa-apa, katakanlah padaku. Aku akan membalaskan dendam untukmu." Mu Lan terkekeh dan tertawa, "Ini hanya orang perusahaan yang masalah menginjak-injak juniornya saja. Nanti. Jika Papa Luo akan melindungiku, siapa yang berani menggangguku, yuk yuk yuk, kita jalan. Tidak perlu membahas hal yang tidak menyenangkan, ayo kita pergi makan."
Luo Qiao mengangguk, dan mencari ide lokasi makan yang enak. Kemudian ia meminta sopir ayahnya untuk mengantarkan mereka ke sebuah restoran.