Chereads / Setelah Kehilangan Pekerjaanku, Aku Kembali Sebagai Milyader / Chapter 7 - Menganggap Seorang Mantan Pacar Tidak Ada Bedanya Seperti Orang yang Sudah Mati

Chapter 7 - Menganggap Seorang Mantan Pacar Tidak Ada Bedanya Seperti Orang yang Sudah Mati

Setelah selesai makan, Luo Qiao pergi ke kamar tamu untuk membuka koper dan merapikan barang-barangnya. Sekarang ia tidak mengantuk lagi, karena telah tidur sepanjang siang, kemudian ia pun meminta ayahnya untuk mengirimkan data informasi Dongshi Films Media untuk dipelajari dengan cermat.

Keesokan harinya, Luo Qiao bangun sangat pagi, setelah merias wajahnya, ia tiba-tiba teringat ada sepasang anting-anting mutiara yang tertinggal di ruang ganti kamar utama. Kemudian ia pun bergegas pergi ke kamar utama.

Sesampainya di depan kamar tidur utama, Luo Qiao berdiri di depan pintu, dan berteriak dengan nada tinggi, "Ming Siran, kamu sudah bangun atau belum?"

Tidak lama kemudian, Ming Siran membuka pintu. Saat itu ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Sepertinya karena ia baru saja bangun, sehingga alisnya terlihat sedikit acak-acakan, dan menatap Luo Qiao yang berdiri di depan pintu. Namun Luo Qiao mengabaikan Ming Siran, ia langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan lari ke ruang ganti.

Ming Siran menundukkan kepalanya sambil membetulkan kancing baju di pergelangan tangannya, setelah itu ia kembali menutup pintu dengan ekspresi wajah datar.

Tidak lama kemudian akhirnya Luo Qiao menemukan sepasang anting mutiara yang tertinggal di ruang ganti. Kemudian ia pun berdiri di depan cermin yang besar berukuran satu badan, dan saat itu Ming Siran sedang bersandar di pintu, ia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, dan menatap Luo Qiao dengan malas.

"Ada apa kamu melihatku?" Luo Qiao melirik ke arahnya.

Ming Siran berkata dengan malas, "Melihat kamu yang cantik."

"......." Luo Qiao memelototinya, kemudian ia langsung menerobos Ming Siran yang sedang berdiri di depan pintu, kemudian berlari ke lantai bawah untuk mengambil tasnya, setelah itu ia pun pergi keluar rumah dengan emosi.

Ketika Ming Siran hendak berangkat ke kantor menggunakan mobilnya, Luo Qiao terlihat masih menunggu taksi. Kemudian Ming Siran menurunkan jendela mobilnya dan berkata dengan ringan, "Ayo aku antar."

Luo Qiao meliriknya dengan ekspresi yang datar dan berkata, "Tidak butuh, aku menganggap seorang mantan pacar itu tidak ada bedanya seperti orang yang sudah mati."

Ming Siran seketika langsung terdiam, "...."

Sosok wanita yang terlihat di kaca spion itu tampak semakin jauh. Saat itu Ming Siran memakai headset dan sedang menelepon seseorang, "Sopir Zhou? Jemput Luo Qiao di gerbang dan antar dia ke kantor perusahaan."

"Baik, Tuan Ming."

...

Luo Qiao sudah menunggu cukup lama, namun tidak ada satu pun taksi yang datang. Saat ia hendak memanggil sopir ayahnya. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depannya, "Nona Luo."

Ketika Luo Qiao melihat pengemudi yang ada di dalam mobil tersebut, ia langsung mengenalinya. Kemudian ia pun dengan tegas berkata, "Pergi."

Sopir Zhou, "Tuan Ming berkata, Anda harus menuruti mantan pacar yang telah mati ini. Dia akan sangat senang jika Anda berinisiatif untuk membayar biaya pengantaran ke kantor."

Luo Qiao seketika langsung terdiam, "...."

Di sepanjang perjalanan menuju Dongshi Film Media, Luo Qiao membayar beberapa ratus Yuan kepada Sopir Zhou, setelah itu ia pun turun dari mobil.

Tapi semakin ia memikirkannya, ia semakin merasa ada sesuatu yang janggal. Kenapa ia masih merasa ada yang aneh, ya?

...

Ayahnya, Luo Qianheng, telah menyapanya. Begitu Luo Qiao memasuki kantor perusahaan, tiba-tiba ada seorang asisten eksekutif yang menjelaskan kepadanya. Luo Qiao mendengarkan penjelasan darinya sambil berjalan dan tidak memberikan komentar apapun.

Ketika para karyawan yang ada di kantor melihat Luo Qiao berjalan menuju ruang kantor, mereka baru bisa menghela napas dengan lega.

Tiba-tiba ada seseorang berbisik, "Mereka yang memiliki peluang bagus itu benar-benar sangat beruntung. Bahkan jika mereka tidak mempunyai kemampuan apa-apa, mereka bisa masuk perusahaan dan menjadi CEO."

"Kecilkan suaramu, apa kamu sudah tidak ingin bekerja di sini lagi?"

"Memang kenyataannya begitu, kan? Lihat saja penampilannya yang seperti itu, sudah terlihat dengan jelas sepertinya dia memang tidak bisa melakukan apa-apa, dan hanya bisa mencari muka saja."

Seseorang tertawa dengan sinis dan berkata, "Apa yang kamu harapkan dari seorang artis kelas rendahan yang mencari makan hanya mengandalkan kecantikannya saja di industri hiburan? Syukurlah jika dia tidak membuat perusahaan kehilangan banyak uang dan menjadi bangkrut. Sudahlah, ayo semua bekerja lagi!"

Kerumunan para karyawan yang sedang membicarakan Luo Qiao itu akhirnya bubar. Di dalam ruang kantor, saat itu Luo Qiao sedang bersandar di kursi kantor. Ia memutar kursinya untuk melihat seorang pria muda yang merupakan seorang asisten pribadi. Ia melihat pria tersebut dengan dengan tatapan yang tajam, "Umumkan kepada para karyawan yang lain, kita akan rapat setengah jam lagi."

Asisten Sun menganggukkan kepalanya, "Baik."

Kemudian Luo Qiao pun membalik file yang ada di atas meja, ia melihat sekilas data-data yang ada di dalamnya.

Ruang kantornya mendapat pencahayaan sinar matahari yang cukup baik. Sehingga ruangannya pun terlihat terang. 

Saat itu Luo Qiao mengenakan pakaian kerja formal dengan warnanya cerah, sehingga ia pun terlihat semakin cantik. Ia tersenyum kepada semua orang sembari berkata, "Tenang, hari ini saya ingin mengenal semua orang yang bekerja untuk perusahaan ini. Jika kalian punya ide, kalian semua bisa mengutarakan ide kalian dan berdiskusi bersama."

Mendengar Luo Qiao berkata seperti itu, semua orang terdiam dan saling memandang satu sama lain. Luo Qiao tidak terburu-buru dan melihat dokumen yang ada di atas meja itu dengan santai, waktu detik demi detik, menit demi menit pun berlalu.

Sepuluh menit kemudian, tidak ada satu orang pun yang berani berbicara.

Luo Qiao melirik arlojinya lalu mengangkat kepalanya dan bertanya, "Ada apa, semua orang tidak punya ide?"