Xiao Xixi memeluk kaki pangeran erat-erat tanpa mau melepaskannya, setelah para ibu tua mengerahkan tenaga yang besar barulah mereka bisa menariknya lepas.
Meski begitu, dia masih tetap berteriak.
"Yang Mulia harus berhati-hati, ada orang yang mau berkomplot melawan Anda!"
Setelah dia diseret pergi, suara seruannya itu masih bertahan cukup lama.
Semua orang menundukkan kepala dengan tegang, bahkan tidak berani menarik napas.
Hanya Kakek Chang yang mendongak dengan hati-hati sambil sembunyi-sembunyi melirik pangeran.
Sesuai perkiraan.
Raut wajah Luo Qinghan begitu suramnya sampai seakan-akan bisa meneteskan air.
Dia sangat ingin memotong wanita penipu itu sekarang juga.
Namun kendali diri yang kuat membuatnya dapat menahannya.
Hari ini dia akan menemani ayahanda kaisar pergi berburu. Pangeran yang lainnya sudah berangkat, dia tidak boleh terlambat. Maka untuk sementara dia hanya bisa menekan kemarahannya, setelah pulang nanti baru dia akan membereskan wanita itu!
Luo Qinghan mengibaskan lengan bajunya lalu berjalan meninggalkan Istana Timur dengan disertai oleh para dayang dan kasim.
Tidak sampai setengah hari.
Berita bahwa Selir Xiao yang mencegat pangeran di tengah jalan dan membuatnya marah sehingga dikurung di Menara Lengxiang telah menyebar di seluruh Istana Timur.
Xiao Xixi awalnya adalah putri Jenderal Zhongwu, kemudian dia dipilih dan diberikan kepada pangeran untuk menjadi selirnya.
Sudah setengah tahun sejak dia masuk ke istana sampai sekarang, namun dia bahkan belum pernah melihat wajah pangeran satu kali pun. Dan dia sendiri juga adalah orang yang tidak punya motivasi, tidak suka berjuang maupun berusaha. Setiap hari dia hanya berdiam di Aula Qingge miliknya sambil menunggu mati.
Di saat semua orang mengira dia akan terus tidak punya semangat seperti itu, tiba-tiba dia mengejutkan semua orang.
Bukan hanya mencegat pangeran dan memeluk kakinya dengan tidak tahu malu, tapi dia bahkan juga berkata bahwa pangeran akan mendapat malapetaka!
Selir Xiao ini jelas sedang melompat berulang kali ke ambang kematian!
Melihat puluhan selir yang berada di halaman belakang Istana Timur, cara yang dipakai untuk mendapatkan perhatian tidak ada habisnya, namun tidak ada wanita yang senekat Selir Xiao.
Baik orang yang mengenal maupun tidak mengenalnya, semuanya menganggap kali ini dia pasti mati.
Menara Lengxiang adalah tempat yang paling terpencil di Istana Timur.
Seperti namanya yang berarti dingin, tempat itu benar-benar dingin dan sunyi.
Selir Xiao yang sedang dibicarakan oleh banyak orang itu saat ini sedang bersandar malas di kursinya dan makan kuaci sambil mendengarkan keluhan Bao Qin.
"Nona Kecil, Anda sudah diam saja selama setengah tahun, tapi akhirnya Anda tiba-tiba sadar dan mau berjuang. Hati hamba sangat gembira. Tetapi cara untuk mendapatkan perhatian begitu banyak, mengapa Anda malah memilih cara yang paling buruk seperti ini? Lihat Anda sekarang, Anda telah membuat pangeran membenci Anda, bahkan Anda dikurung di dalam Menara Lengxiang yang bobrok ini. Apa yang harus kita lakukan nanti?"
Xiao Xixi memuntahkan kulit kuaci, "Aku tidak bermaksud untuk mendapatkan perhatian."
Bao Qin tidak percaya, "Kalau Anda tidak ingin mendapatkan perhatian, lalu untuk apa memeluk kaki Yang Mulia Pangeran seperti itu?"
"Aku sudah bilang, bayangan pangeran gelap, mungkin akan ada malapetaka. Aku menemuinya demi menyelamatkan nyawanya."
Bao Qin menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi, wajahnya jelas menyiratkan kata-kata…
'Apa Anda kira aku akan percaya?'
Xiao Xixi mengulurkan kuaci di tangannya.
"Ayo, ayo, makan kuaci untuk meredakan amarah."
Sikap dingin Bao Qin menunjukkan penolakan.
Xiao Xixi berkata, "Malam ini aku ingin makan hot pot, yang banyak cabainya."
"Hamba mengingatkan Anda, Anda telah menyinggung Yang Mulia Pangeran. Yang seharusnya Anda pikirkan saat ini adalah bagaimana agar bisa mendapatkan pengampunan darinya, bukannya malam ini makan apa."
"Oh, apakah malam ini tidak bisa makan hot pot? Apa benar-benar tidak bisa?"
Xiao Xixi menatap Bao Qin dengan penuh harap.
Menatapnya selama satu menit penuh.
Akhirnya Bao Qin pun kalah dan berkata dengan wajah getir.
"Hamba akan mencari cara."
Walaupun nonanya ini tidak punya motivasi, tapi dia bisa apa?
Hanya bisa memanjakannya.