Chereads / Rosa Centifolia: Gadis Mawar dari kerajaan Hibrida / Chapter 22 - Karena Roh leluhur mengalir dari dalam darahmu

Chapter 22 - Karena Roh leluhur mengalir dari dalam darahmu

(Rosa POV)

Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, hari ini sangat melelehkan dan begitu banyak kejadian yang tidak terduga. Mataku menatap langit-langit kamar yang sangat kosong, tentu saja kosong. Memangnya apa yang perlu di isi di atas langit-langit kamar?.

Sekali lagi aku menghela nafas, ku kira saat memberikan tahta ini pada Ibu dan Raja Drakon. Aku bisa merasa lega dan terbebas dari semua tuntutan, tapi kenapa rasanya ada yang aneh? Seperti ada sesuatu yang membuatku semakin tidak yakin.

Apalagi ketika melihat senyum ibu dan Raja Drakon, Senyum manis yang menyimpan banyak misteri. Aku sebenarnya tidak pernah mengerti tentang dunia dan seisinya, sebab mereka suka bercanda dan terburu-buru. Ada hal-hal yang memang belum pantas aku ketahui, mulai dari hal baik sampai hal yang buruk.

Di saat seperti ini, siapa yang aku harus percaya? Raja Drakon dan Ibuku? Atau Panglima kerajaan? yang sekarang merangkap menjadi Pengawal pribadi milikku?

Sebenarnya sebagian hatiku memilih Raja Drakon, tapi mata dan Otak bodohku memilih Panglima.

sialnya kedua hal yang ada di dalam tubuhku saja tidak memihak sama Sekali! Ah....

tok.. Tok..

"Puteri, Ijinkan saya masuk ke dalam." Suara Panglima membuatku tersadar.

"Ya!! Masuklah.." Aku sedikit berteriak, lalu bangku dari tempat tidur dan berdiri dengan anggun.

Aku melihat ke arah Pintu, di sana Panglima masuk bersama dengan Tetua adat? untuk apa Tetua adat masuk kemari?

"Salam hormat untuk Tetua adat dari kerajaan Centaurus, Hormat saya Puteri Rosa." Aku membungkukkan badan sedikit, Lalu memberikan senyum semanis mungkin pada Panglima dan Tetua.

Panglima menutup pintu di belakangnya, bahkan mengunci pintu tersebut. Aku menatap matanya penuh Pertanyaan. apa yang sedang dia lakukan? Pikirku bingung.

"Puteri Rosa, Maafkan aku karena mengganggu waktumu. Aku datang kemari ingin menyampaikan beberapa hal, Sebenarnya aku keberatan atas pengangkatan Puteri Madeleine dan Raja Drakon untuk memimpin kerajaan ini, tapi karena satu alasanmu yang sangat masuk akal. akhirnya aku menyetujuinya dan Meminta pendapat pada Para Dewan. Puteri..." Panggil sang Tetua, aku mendekatkan diri dan Menatapnya dengan pandangan bingung.

Aku tidak tau harus berkata apa di saat seperti ini, jika dia tidak setuju? Kenapa dia mau Mengangkat Ibuku dan Raja Drakon sebagai Pemimpin kerajaan ini? Ck! aku jadi semakin Bingung. memangnya apa yang salah? Ibu kan merupakan Puteri di kerajaan ini, tentu saja Hak untuk ibu lebih besar.

Iyakan?.

"Iya Tetua?." tanyaku, karena Tetua malah diam saja tanpa mengatakan apa apa.

"Raja Rendra sudah berkata padaku sejak 5 tahun yang lalu, Dia memintaku untuk memastikan kau naik Tahta sebagai seorang Ratu kerajaan ini, dan mendapatkan Seorang suami yang bisa menjagamu. Sampai saat itu tiba, aku tidak akan pernah bisa tenang jika Dewa kematian memintaku untuk pergi dari dunia ini. Pada akhirnya aku akan tetap hidup dalam bayang-bayang Janji tersebut. Puteri.. Tepati janjimu dan ambilah tahta itu dalam 4 tahun mendatang, Pada saat itu kau akan tau bahwa Mahkota Seorang Ratu akan bersinar di atas kepalamu. Ratu yang asli akan membawa cahaya indah untuk kerajaan ini, Dan Ratu palsu hanya memakai mahkota tanpa cahaya.. Sebab Roh-Roh para Leluhur tau siapa Keturunan aslinya." Ucapan Tetua hanya aku dengar saja..

Aku terdiam sambil menatap ke arah panglima, bertanya padanya lewat tatapan mata. sebenarnya apa yang di katakan oleh Tetua?

Keturunan asli? apakah ibuku bukan keturunan asli? seharusnya Ibuku bisa mendapatkan cahaya itu kan? aku ini anak ibuku.. Bukan anak orang lain.

"Maaf sebelumnya Tetua, tapi aku tidak tau apa maksudmu. Aku tidak mengerti tentang keturunan asli atau palsu. Aku rasa, ibuku adalah Anak dari Kakekku. Bukankah itu artinya, ibuku adalah keturunan asli juga? Aku bahkan anaknya, Sudah seharusnya ibu yang berhak atas tahta itu lebih dulu. di bandingkan aku yang hanya anaknya." Kataku dengan sangat penasaran, Saat itulah Tetua memegang tanganku.

Tangannya terasa sangat kasar, Memegang setiap inci kulit di telapak tanganku. Entah kenapa tapi aku merasakan rasa dingin yang aneh, Rasa dingin seperti Menggenggam salju. Dan rasa dingin itu perlahan-lahan hilang dan munculnya rasa nyeri yang menyakitkan. "Apa? Awww! Sakit!." Kataku pelan, Aku melepaskan tanganku dari Tangan Tetua. Aku menatapnya yang malah tersenyum kecil.

Sebenernya apa yang dia lakukan? aku semakin merasa takut dekat-dekat dengannya.

"Roh leluhur sudah ada di dalam darahmu sejak kau lahir Puteri, Itu menandakan kau adalah Keturunan asli yang di pilih secara acak oleh mereka. Walaupun ibumu adalah anak dari Kakekmu, Tapi dia adalah anak yang di lahirkan oleh Selir kerajaan. Bukan anak yang lahir dari rahim Ratu.. Dan kau? Kau adalah anak pertama dari ibumu, bisa di katakan kau keturunan pertama. Sebab selain dirimu, Raja Rendra tidak punya cucu lainnya. Semua cucunya mati sewaktu masih bayi, Hanya kau saja yang bisa bertahan hidup. Karena Roh leluhur membantumu hidup sampai saat ini." Penjelasan Tetua sedikit membuatku paham.

Jadi? Seharusnya aku punya saudara? tapi kenapa aku tidak pernah tau bahwa para saudaraku mati saat mereka masih bayi?

Semakin rumit saja teka-teki ini, yang satu di pecahkan. Maka ada yang lainnya belum terungkap.. apakah di setiap kerajaan memang seperti ini?.

"Lalu? Apakah aku bisa mempelajari semua hal tentang kerajaan dalam Waktu 4 tahun?." Tanyaku ragu-ragu.

"Tentu saja Bisa, sebenarnya kau tidak perlu belajar begini. Karena Roh leluhur akan dengan sendirinya membantu dirimu. Tapi kami juga tidak bisa menentang kemauan dirimu, Jika kau memang mau belajar.. maka pelajarilah semua hal yang paling sulit, maka kau akan melihat bagaimana Kekuatan itu berjalan cepat di dalam Aliran darahmu. Kau akan tau bahwa Roh leluhur benar-benar membantumu, Puteri.. Percayalah pada satu hal, bahwa Takdir yang di tetapkan, akan Berjalan dengan semestinya... walaupun banyak rintangan yang menghadang, kau akan tetap Bisa bertahan dari semua ini. Kau adalah Ratu terpilih! Hiduplah dengan baik dan jadilah Ratu suatu hari nanti. Dewa Dewi memberkati dirimu." Tetua memegang kepalaku, Membuatku merasa pening seketika..

Pening dan sesak nafas, aku tidak tau kenapa.. Namun sentuhan di kepalaku membuatku melemas tak berdaya.

Aku dapat merasakan panglima yang memegang kedua Pundakku dan membawaku ke Tempat tidur. "Jagalah Puteri semampu yang kau bisa, Nyawanya ada di tanganmu saat ini. Mulai detik ini nyawa Puteri adalah makanan yang di incar para Pemburu." aku masih dapat mendengar perkataan Tetua, tapi aku tidak bisa mengatakan apa apa dan Semuanya terasa gelap..

sangat gelap.. aku seperti Di tarik pada lubang paling dalam dan Membuatku kehilangan seluruh kesadaran.