(Author POV).
Rosa keluar dari kamarnya, ketika Panglima menyuruhnya untuk keluar dan berkata bahwa waktu upacara sudah akan di mulai. Wajah Rosa terlihat sangat segar dan Tersenyum lepas sejak tadi.
Panglima yang melihat itu juga ikut tersenyum kecil, merasa senang bahwa calon Ratunya ini terlihat lebih baik daripada kemarin..
Langkah kaki mereka sudah memasuki aula kerajaan, semua tetua dewan dan penjabat penting datang untuk melihat upacara pengangkatan.
Rosa sekilas menatap Mata Ibunya dan melihat bahwa ibunya sudah Tersenyum hangat, saat itulah Rosa kehilangan kesadarannya sendiri. Rosa terasa seperti di dunia lain, untuk pertama kalinya dia melihat senyum tulus dari ibunya. Drakon benar-benar menepati janjinya, dia berkata bahwa ibunya Madeleine akan tersenyum pada Rosa. Itu sebagai tanda awal bahwa ibunya akan Menerima Rosa sebagai anak gadisnya.
Rosa sudah duduk di singgasana, Panglima berdiri setia di samping Rosa. Rosa terdiam beberapa saat, memperhatikan setiap orang yang sudah duduk di kursinya masing-masing.
Tak lama tepukan tangan membuat semua orang terdiam, suasana menjadi begitu hening.
Panglima maju selangkah ke depan, Lalu membuka lembaran kertas yang diambil dari balik jubahnya.
Rosa Memperhatikan saja, menikmati detik demi detik semua keadaan. sekali lagi Rosa menatap ibunya, dan saat itu juga ibunya menatap Rosa dan Tersenyum. Hati Rosa benar-benar bahagia. Kalian pernah merasakan saat seperti ini? saat kalian sudah di anggap sebagai anak oleh ibu kalian sendiri, saat belasan tahun berharap akan kasih sayang dan senyum hangat. dan saat ini Kalian mendapatkannya, Rosa ingin sekali menangis Karena sangking bahagianya. Tapi Rosa tidak bisa, Rosa harus terlihat kuat untuk beberapa saat.
"Saya Panglima kerajaan Centaurus, hari ini membuka upacara pengangkatan Untuk calon Ratu kita. Rosa Centifolia dari kerajaan Centaurus, untuk Menerima tahta kerajaan seperti apa yang sudah di tuliskan dalam surat Wasiat. Hal-hal yang di perlukan dan norma-norma adat yang tersedia. Akan di lakukan oleh Tetua adat, seperti apa yang di perintahkan." Setelah Panglima memberikan pengumuman seperti itu, suara terompet mengalun kencang di bagian luar kerajaan.
Penutup Kain yang ada di balik jendela Aula terbuka, terdengarlah gemuruh sayap sayap burung yang berterbangan. Seperti menyambut hal baik yang akan terjadi.
Tetua adat maju ke hadapan Nafisah, Seorang pria paruh baya yang sudah sangat Tua. Matanya tak lagi melihat dan tubuhnya sudah membungkuk. Rosa bangun dari duduknya dan menyambut kedatangan Sang Tetua adat memegang tangan Rosa dan langsung menyayat sedikit jari Rosa. Hingga keluarlah setetes darah segar, Di taruh darah tersebut di atas mangkuk kayu.
Rosa hanya diam saja dan meringis kecil karena sayatan yang mendadak itu. kemudian datanglah dua pengawal yang membawa perunggu berbentuk segitiga terbalik, Di atasnya menyala api kecil..
Dua pengawal itu berjalan ke hadapan kami dan menunduk, tangan mereka terangkat memperlihatkan api yang tiba tiba membesar dua kali dari keadaan semula. Rosa sedikit terkejut, karena baru melihat api dari jarak sedekat ini. Yang anehnya adalah Api itu tidak terasa panas di dekat Rosa. Rasanya malah terkesan sejuk, hal itu membuat Rosa Tersenyum.
Tetua memasukan darah Rosa ke dalam api yang menyala-nyala, Api Tersebut langsung berubah menjadi warna hijau kebiru-biruan. Saat itulah terdengar suara semua orang yang bergumam.
Rosa tidak mengerti kenapa mereka tiba-tiba berisik, Rosa menatap wajah Tetua.. tak lama tetua menengok ke arah Rosa dan tangannya terangkat. tanpa berbasa-basi Tetua meraba-raba wajah Rosa..
Rosa sedikit memundurkan wajahnya, namun Tubuhnya sudah di tahan oleh panglima agar tidak semakin mundur.
"Kau di takdirkan untuk menjadi seorang Ratu yang berkuasa sangat lama, Kesejahteraan rakyatmu ada di tanganmu, tapi ternyata kau belum bisa menerima tahta ini sekarang. Hatimu belum percaya dan leluhur menolak Untuk memberikan semua kekuatan mereka padamu." Rosa tidak mengerti apa yang di katakan oleh Tetua, Rosa menengok ke arah Panglima dan bertanya lewat tatapan mata.
"Rosa, Kau adalah wanita cantik yang akan membuat para Pria di dunia ini berperang untukmu. Tapi kau menjatuhkan hatimu pada pria yang salah, Pria yang akan mengkhianati hatimu. Aku tidak tau berakhir seperti apa kisah cintamu. Tapi yang ku lihat, ada banyak kebahagiaan yang menanti, setelah rasa sedih." Tetua berkata lagi, dan Rosa lagi-lagi tidak mengerti. Panglima belum mau menjelaskan, Panglima seperti menunggu Tetua selesai bicara.
setelah tetua memegang wajahku, dia lalu memegang tanganku lagi dan menggenggam dengan erat. "Leluhurmu memberikan semua kasih sayang padamu, dan membiarkan kau untuk memilih." Tetua berkata dengan pelan di akhir Kalimatnya.
"seperti apa yang kalian saksikan, Bahwa Calon Ratu Rosa belum sepenuhnya memberikan hidupnya pada kerajaan Centaurus, Api berwarna hijau tadi menandakan tentang penolakan dari hati terdalamnnya. Tetua juga sudah meramalkan masa depannya.. Namun Semua akan kita kembalikan pada Tetua dan juga Rosa sebagai pewaris tahta itu sendiri." Panglima mengumumkan keadaan yang terjadi, Rosa yang baru tau arti api hijau tadi akhirnya mulai sedikit paham.
Jadi penolakan dari hatinya dapat terlihat Dengan jelas? padahal Rosa belum mengumumkan apa-apa dalam hal ini, tapi ternyata Yang di katakan Drakon memang benar. Rosa hanya perlu menolak semuanya dalam hati, dan katakan setelah di tanyakan oleh tetua.
"Puteri Rosa, jadi mau kau apakah kerajaan ini? jika kau belum mau menduduki tahta, lalu siapa yang akan menduduki tahta sementara waktu? kursi kerajaan tidak boleh kosong, jika sampai kosong. Maka akan terjadi peperangan besar untuk memperebutkannya." Tetua bertanya lembut pada Rosa, Rosa yang di tanya seperti itu langsung menengok ke arah Drakon dan ibunya.
Mereka Menganggukkan kepala, menandakan bahwa Rosa harus memilih mereka berdua sebagai Raja dan Ratu sementara.
Rosa menghela nafasnya pelan, lalu dengan keberanian penuh Rosa menatap semua orang yang hadir di aula. Rosa Tersenyum ke arah mereka dan memberikan tatapan kepercayaan.
"Aku Puteri Rosa, Anak dari Puteri Madeleine dan Cucu dari Raja Rendra terdahulu. Aku minta maaf atas kejadian yang tidak kalian harapkan ini, Karena aku belum bisa menerima Tahta yang di berikan oleh kakekku. Bukan aku yang tidak menghargai para pendahuluku atau kalian yang sudah hadir disini, tapi aku memang belum pantas menduduki Tahta kerajaan. Umurku masih 16 tahun, aku masih terlalu muda dan tidak mengerti tentang politik atau strategi perang. aku buta terhadap pemerintahan dan aku tuli terhadap roda perekonomian. Aku tidak yakin aku akan bisa memimpin kerajaan sebesar ini, Aku akan menjadi Seorang Ratu. Tapi mungkin bukan sekarang, aku butuh waktu untuk belajar dan mengerti semua tentang kerajaan saat Ini. aku harap kalian bisa mengerti... Tentang siapa yang akan menduduki tahta selama aku belajar nanti. Aku memberikan Tahta ini pada Ibuku Madeleine dan Suaminya Raja Drakon. Mereka terlihat lebih pantas untuk memerintah kerajaan untuk sementara waktu." Rosa menghentikan ucapannya sebentar, melihat ke arah semua dewan yang hadir dan menengok ke arah panglima yang tetap diam tanpa ekspresi.
Rosa melihat setiap dewan seperti berdiskusi dan sedikit berbisik-bisik. Rosa menunggu, menunggu mereka memikirkan apa yang di katakan oleh Rosa saat ini. apakah mereka setuju? atau mereka akan menolak.