- Hancur Berkeping-keping -
DI Sekolah
"Oke, selamat pagi semua....'' sapa Bu Ayu selaku MC
"Pagi ...'' jawab para audiens yang mengahdiri acara perpisahan pagi itu
"Masih semangat?????, Sekarang sudah pukul jam 11.48 ya"
''Oke sekarang ibu akan membacakan kejuaraan kejuaraan yang sudah di raih oleh murid murid sekolah kita, sekarang ibu akan mengumumkan dari berbagai Ujian Nasional, ujian sekolah, serangakaian ujian praktek kemarin yang sudah dilalui murid kelas 6. Ibu akan membacakan juara juara atau peringkat yang di raih murid Kelas 6"
''Peringkat ke tiga diraih oleh Amelia Anestaya"
"Silahkan Amelia naik ke panggung"
"Peringkat ke dua diraih oleh Afrah Maulida"
"Silahkan Afrah naik kepanggung''
"Kayaknya Shandy nggak dapet peringkat 3 besar deh ma" sahut Shandy pelan
"Eitssh ,Shandy nggak boleh gitu, jangan pesimis dulu sayang siapa tau ntar kamu habis ini di panggil" ujar Sari menghibur
"Dan juara pertama, yang kita nanti nantikan, Ini adalah murid cermelang sekolah kita,dia baru saja menyabet juara 2 Olimpiade matematika tingkat provinsi dan juara umum di 0SN tingkat Nasional. Siapa dia ????''
"Selamat untuk Shandy Satria Hermansyah" tukas bu Ayu sembari tepuk tangan
"Untuk Shandy silahkan naik ke atas panggung untuk menerima piala dan piagam kejuaraan"
"Yess!!!" ujar Shandy senang
"Itukan apa yang Oma bilang kamu pasti dapat rangkin satu, dapet juara tingkat provinsi juga. Selamat ya sayang, Oma bangga sama kamu" tukas Sari memeluk Shandy singkat dan membiarkan cucu kesayangan naik ke atas panggung
"Untuk bu Arni selaku kepala sekolah, saya persilahkan naik ke atas panggung untuk memberikan piala kejuaraan dan bingkisan untuk siswa-siswi berprestasi" ujar bu Ayu
"Makasih Bu" ujar Shandy dengan memeluk tropi besar di tangan kirinya, dan tropi kecil di tangan kanannya juga mengalungi medali emas di lehernya, dan 3 lembar piagam yang di peluknya asal karena ia merasa kewalahan memegang tropi tropi nya itu
"Oma, Shandy seneng banget bisa dapet juara dan megang piala piala ini" ujar Shandy di Taxi menuju perjalan pulang
"Iya sayang, mama kamu pasti bangga sama kamu" tambah Sari
"Nggak sabar mau kasih tahu mama, mama habis ini pasti sayang lagi sama Shandy dan bangga sama apa yang Shandy dapet sekarang" tukas Shandy girang
"Mama mu akan selalu sayang sama kamu nak'' sahut Sari
"Semoga..." balas Shandy pelan, tiba-tiba raut wajahnya berubah
Tiba-tiba oma dikejutkan dengan ringtone hpnya
"Iyaa ,siapa?'' tanya sari langsung mengangkat telefon itu tanpa melihat nama kontak itu
"Mah... Mama ini aku Vera" ujar Vera dengan nada cemas dan khawatir
''Iya Vera kenapa ?'' tanya Sari lagi
''Itu Stiv kecelakaan , ini aku lagi di di rumah sakit. Mama kesini sekarang yah" ujar Vera
" Hah.. kok bisa?"
''Pokoknya mama kesini dulu ,ntar Vera cerita''
"I... Iya mama kesana sekarang''
"Pak, mutar balik ke rumah sakit ya"pinta Sari pada sopir taksi
"Kenapa ma?'' tanya Shandy
''Adikmu kecelakaan'' jawab Sari
''Shandy?" ucap Shandy pelan
Rumah sakit
Sari berlari menuju ruangan Stiv dirawat, sedangkan Shandy mengikuti nya di belakang dengan pelan pelan takut pialanya akan jatuh dan pecah
"Gimana keadaan Stiv sekarang?''tanya Sari setelah menemukan Vera yang berdiri di depan ruangan Dahlia
"Masih di tangani dokter'' ujar Vera pelan, wajahnya pucat. Dia benar-benar panik sekarang. Sekujur tubuhnya lemas dan kikuk
"Mama kelihatan cemas banget sama keadaan Stiv, waktu pas aku di rumah sakit dulu mama nggak secemas ini deh" batin Shandy memperhatikan tingkah laku mamanya
Tidak lama dokter keluar.....
"Gimana keadaan anak saya dok?'' Tanya Vera cepat
"Anak ibu nggak papa, cuma benturan sedikit di kepalanya. Sekarang tinggal nunggu dia siuman '' ujar dokter
"Saya boleh masuk dok?" pinta Vera
"Iya silahkan, saya tinggal dulu ya'' ujar dokter langsung berlalu pergi
''Nak, maafin mama sayang, mama lalai jagain kamu'' sahut Vera mengusap pelan pucuk kepala Stiv yang terbungkus perban di kepalanya
''Nggak usah lebai deh, kata dokter juga nggak papa tinggal nunggu dia siuman, mama kirain tadi kecelakaan parah,eh malah taunya cuma kebentur doang" sahut Sari geram melihat Vera memperlakukan Stiv sedemikian rupa
"Ma, ini pialanya gimana, Shandy kasih tahu sekarang atau nanti?'' tanya Shandy mendekat ke Sari
"Kasih tahu sekarang aja nak'' usul Sari
"Tapi mama sedang gitu, nanti kalo mama marah gimana?'' sahut Shandy takut
''Nggak akan, kamu kan mau ngasih kabar gembira masak mama marah, coba aja pelan-pelan. Lagian Stiv kan nggak papa cuma tinggal nunggu sadar aja'' bujuk Sari
''Oke Shandy akan coba'' ujar Shandy kemudian mendekat ke mamanya
''Mah...'' panggil Shandy pelan. Dan tidak ada jawaban
"Mah ...'' ujar Shandy lagi, masih tidak ada jawaban dari mamanya, Shandy menghembuskan nafas gusar. Dan mencoba sekali lagi
"Maama....'' panggil Shandy, dengan sedikit mengguncangkan tangan mamanya pelan
Sontak tidak sengaja tangan Vera menyabet sesuatu yang ada di pelukan Shandy
PYARRRR!!!!!!!!!!
PYAR....!!
Dua piala yang tadinya selalu dijaga dan di peluk pelan pelan di dekapan Shandy, kini terhuyung terlepas dari pelukan nya dan jatuh tercecer pecah di lantai rumah sakit .Percikan percikan keras dari benturan tropi itu perlahan mengeluarkan suara pelan bersama percikan percikan tropi itu sampai berkeping keping.
''Hahhhh!!!" Sari menutup mulut dengan tangannya, dia terbungkam melihat tropi kebanggaan cucunya terjatuh dan pecah begitu saja
"Apa sih Shan, mama lagi ngurusin adikmu. Kamu jangan rewel dong , kamu nggak kasihan apa melihat adikmu terbaring seperti ini" teriak Vera pada Shandy. Shandy memandang tropi nya yang sudah hancur berkeping keping. Sorot matanya memandang pilu pada orang yang tega menghancurkan tropi nya
''Mama ngebelain stiv sampai mengorbankan piala Shandy!!! Nggak punya hati!!"
''Kemarin...., kemarin pas Shandy koma ber hari hari di rumah sakit karena Typus mama kemana? Mama kemana!! Mama nggak ada buat Shandy, mama Cuma sesekali nengok Shandy dan itu nggak lama ma! Giliran Stiv yang di rumah sakit aja mama sampai nangis kek gini, lihat ma bahkan Stiv cuma luka biasa. Mama denger kan dokter tadi bilang apa ?? Stiv nggak papa cuma nunggu dia siuman. Makanya itu Shandy ngeberaniin buat ngasih tahu ini ma" Ujar Shandy mengebu gebu, tangis nya mulai pecah. Sambil menunjuk tropi nya yang sudah hancur dan medali di lehernya
''Mama selama ini nggak pernah ngedukung Shandy, nggak pernah nyemangatin Shandy waktu lomba. Nggak pernah mama nemenin Shandy belajar . Mama selalu sibuk sama Stiv, selalu ngeluangin waktu buat dia, nggak buat Shandy! Mama selalu nemenin Stiv belajar, ngasih semangat, ngasih Stiv motivasi. Stiv beruntung mendapatkan apa yang nggak Shandy dapetin dari mama!"
''Asal mama tahu, itu semua nggak bikin Shandy patah semangat buat cari perhatian nya mama, supaya mama bisa perhatian sama Shandy, supaya mama bisa bangga sama Shandy. Shandy selalu giat belajar, ikut lomba lomba kayak gini, selalu belajar sendirian sampai larut malam. Itu semua Shandy lakuin, biar apa?? Biar mama bisa bangga sama Shandy, dengan mama bangga sama apa yang Shandy dapetin, aku pikir tadi dengan aku nunjukin piala piala ini mama bisa seneng, bisa bangga sama Shandy. Tapi nyata nya apa?? Hancur semua!"
" HANCUR SEMUA!! MAMA NGEHANCURIN SEMUANYA!" Teriak Shandy emosi. Ia langsung berlari keluar ruangan itu dengan mengambil sisa percikan piala yang masih utuh
"PAKKK!!!'' tamparan dahsyat mendarat di pipi Vera
'' Kamu benar benar nggak punya hati ya!"
"Setidaknya jika kamu nggak bisa bangga sama apa yang sudah di lakuin anakmu, kamu jangan ngehancurin kebahagiaan nya dong'' ujar Sari emosi
" Ver..Vera nggak bermaksud ma, Vera cuma mau ngejaga stiv dengan....."
ucapan Vera terpotong
" PAAKKKK.....!!!! tamparan kembali mendarat di pipi kanan Vera
"Alahhh... anak nggak tahu di untung, kamu sudah merebut semuanya dari Shandy!" ujar sari mengguncangkan keras lengan Stiv
"Mama!" teriak Vera melepaskan tangan Sari dari tangan Stiv