Chapter 6 - 6

"Sssshhhh akhhh"desah noval menggema di kamar ini

Ia lantas mencabut miliknya yang tengah menancap padaku dan berbaring lemas disebelahku sembari memelukku erat.

"Cocok jadi playboy skillnya"ucapku mengejekknya sembari terkekeh

Ia tertawa mendengarnya lalu menatapku dan mengelus lembut pucuk kepalaku

"tapi jangan jadi playboy"ucapku lagi

"Kenapa hm?"tanyanya

"Suatu saat nanti kamu harus bertanggung jawab dan terikat denganku"ucapku yang dibalas anggukan kepala olehnya

"Aku pikir kamu gak sadar selama ini kalau selama kita berhubungan tanpa pengaman"ucap noval

"Aku sadar, lagipula aku gasuka berhubungan dengan pengaman rasanya gak nyaman"ucapku

Tangannya lantas beralih menuju perutku dan mulai mengusap lembut disana.

"Mau coba cek gak?"tanya noval yang membuatku berpikir

"Bolehh sih"jawabku

"Biar aku beli testpack besok, kalau positif aku akan langsung menikahi kamu"ucap noval yang entah kenapa membuat ku senang

Aku senang berbuat hal gila bersama orang baik karena ia akan bertanggung jawab.

Aku memandang jam di dinding dan menunjukan pukul 3 pagi. Aku merasa lapar di tengah malam begini, pasti karena lelah setelah berhubungan

"Laper"ucapku yang membuat noval bangkit dari posisinya

"Ayo ke dapur, kita masak mi"ucap noval yang ku angguki

Kami lantas melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan badan kami lalu menggunakan baju kami dan setelah itu pergi menuju dapur bersama. Aku membawa 2 cup mie instant yang kubawa dari rumahku.

Sesampainya di dapur tersebut, noval dengan tangkas langsung merebus air untuk ditungankan di cup mie instant tersebut.

"Duduk aja, biar aku yang buat"ucap noval

"Gpp"ucapku

"Udah yaa rin, kamu duduk aja biar aku yang buat. Capek kan habis main?"ucapnya sembari terkekeh

"Iya capek, lawan mainnya udah jago"ucapku menanggapi ucapannya sembari tertawa

Setelah itu hening, kami sama-sama terdiam dimana noval mulai membawa mie instant cup yang sudah jadi tersebut.

"Nih"ucapnya menyodorkan padaku yang kuterima. Aku lantas mulai mengaduk bumbunya dan hal yang pertama kulakukan jelas menyeruput kuah hangatnya di tengah malam dingin seperti ini.

"Udah bisa ngalahin daffa kan?"ucap noval membuka pembicaraan yang dimana itu membuatku tersedak dan terbatuk

Aku mengernyitkan dahi sembari menatap laki-laki di depanku.

Jika ditanya bagaimana perasaanku dengannya, aku rasa aku bisa menerimanya. Ia baik padaku, ia membantuku untuk lepas dari daffa bahkan melakukan banyak hal.

Ia juga perhatian padaku, aku pikir tak masalah berhubungan dengannya. Selain itu mungkin aku tengah mengandung anaknya.

"Gausah ngomongin dia"ucapku

"Kenapa? Takut kangen ya?"tanyanya menyindirku

"Aku sudah gamau membicarakan dia"ucapku yang membuat wajah noval terlihat cerah

"Kenapa? Secepat itu?"tanya noval

"Hal yang bagus bukan?"tanyaku kembali

"Iya"jawabnya

"Sudah ya, gausah membicarakan daffa lagi"ucapku

"Iyaaa tentu saja"ucap noval

"Mie buatan kamu enak"pujiku basa basi

"Siapapun yang buat juga akan enak clarin, karena sudah ada bumbunya"ucap noval

"Ada rasa cintanya"ucapku menggombal noval yang membuatny tertawa

"Selain jago di ranjang juga jago gombal ya? Hahaha"ucap noval

"Aku multitalenta"ucapku

"Calon menantu dan istri idaman"sambungku

Aku menatap laki-laki di depanku lekat. Ah! Rasanya sebentar lagi aku akan jatuh cinta padanya.

Ia terlihat salah tingkah ketika aku menatapnya lekat

"Kenapa? Kok ngeliatinnya gitu hm?"tanyanya

"Baru sadar ya kalau aku ganteng?"tanyanya lagi sembari terkekeh

"Iya"jawabku lugas yang membuatnya semakin salah tingkah. Aku terkekeh melihatnya

"Aku mau ngenalin kamu ke orang tuaku"sambungku

Ia membulatkan matanya seperti terkejut

"Kamu serius?"tanya noval

"Iya"jawabku

"Jadi kita benar-benar serius dengan hubungan ini?"tanya nya yang ku angguki

"Aku rasa aku bisa jatuh cinta padamu. Kamu baik denganku"jawabku lalu melanjutkan memakan mie ku.

"Ekhhemmm"ucap seseorang yang membuat kami menoleh

Terdapat daffa yang tiba-tiba saja duduk di sebelahku. Aku melihat wajah kesal noval melihat kedatangan daffa.

"Masih malam, udah bangun aja"ucapnya basa basi

"Clarin kecapean tadi makanya minta makan"ucap noval yang membuat daffa mengeraskan rahangnya

"Mana nadia?"tanyaku pada daffa

"Di kamar"jawab daffa

Pembicaraan kami lantas terhenti disana, hening percakapan hanya ada suara ku dan noval yang tengah memakan makanan kamu.

Selesai makan aku menggosok tanganku karena merasa kedinginan. Dengan sigap aku melihat daffa dan noval yang menyodorkn jaketnya padaku

Aku melihat senyuman mengembang daffa diwajahnya disisi lain aku melihat wajah noval yang sedikit berharap namun tetap terlihat dingin.

Aku mengambil jaket milik noval dan memintanya memakaikan padaku

Aku mendengar suara decakan dari arah daffa, ia kembali mengenakan jaketnya.

"Kamu gak kedinginan?"tanyaku pada noval

"Gak masalah"jawab noval

Aku sedikit menyentuh kulitnya sekilas dan merasakan dingin disana. Dasar pembohong amatiran!

Aku mendekatkan diriku pada noval dan mulai memeluknya erat

"Jangan bohong, pasti kedinginan kan"ucapku sembari memeluknya erat

"Sekarang udah enggak"ucapnya sembari tersenyum hangat padaku. Aku membalas senyumannya.

Aku menyukai senyuman hangat dari noval terlihat sangat tulus dan itu membuatku nyaman.

"Gue duluan"ucap daffa yang membuat kami menoleh, ia lantas pergi kembali menuju villanya sehingga hanya tersisa diriku dan noval.

"Makasih sudah nerima tawaran jaket dariku"ucap noval yang membuatku menatapnya bingung

"Jelas seperti itu, pacarku kan kamu bukan daffa"ucapku

"Ngomong-ngomong kapan kita bimbingan skripsi?"tanyaku

"Secepatnya, kalau kamu sudah punya topik ya langsung saja"jawab noval yang membuatku menghela nafas

"Gatau bingung nih topiknya"ucapku

"Semangat dong, biar bisa cepat wisuda"ucap noval

Aku pikir dia akan menawarkan untuk memberi topik tapi itu hanya pikiranku, ia tetap saja akan profesional layaknya dosen dan mahasiswa. Ck! Tidak menyenangkan!

*****

Siang harinya

Noval menatapku teduh dengan tatapn lembuatnya dan mulai jongkok di depanku. Ia meraba perutku dan mengelusnya lembut.

Sesekali ia mengecupnya dimana itu membuatku sedikit kegelian

"Aku akan bilang ke mamah soal ini"ucap noval yang kuangguki

"Apa mamah kamu akan menerima?"tanyaku

"Pasti"jawab noval tegas

"Apa aku udah bisa ngidam ya?"tanyaku yang membuat noval mengernyitkan dahi

"Kamu mau apa memangnya?"tanya noval

"Tanpa alibi sedang mengidampun, aku pasti akan menuruti kemauanmu"sambungnya

"Mau nasi goreng buat makan siang"ucapku yang membuat noval terkekeh

"Itu bukan mengidam, kalau mengidam yang kamu inginkan untuk makan siang pasti hal rumit"ucap noval kemudian menggandengku

"Ayo kita makan siang"sambungnya

Kami keluar dari villa kami menuju tempat makan dimana keluarga lainnya sudah berkumpul.

Noval dengan sigap langsung mengambilkanku piring serta nasi dan lauknya dimana sikap noval di tatap sinis oleh ibu dari daffa.

"Pacar kamu apa gabisa ambil sendiri pakai tangannya?"tanya ibu daffa sarkas dan sinis

"Saya gamau clarin kelelahan"jawab daffa

"Dia sakit?"tanya ibu daffa

"Enggak"jawab noval singkat lalu mengantarkan makanan padaku

Aku melirik sinis sekilas pada ibu daffa, kenapa ya? Manusia itu tidak senang sekali melihatku? Padahal aku sudah tidak mengganggu anak nya itu!

"Gausah di dengerin soal tadi"bisik noval padaku

"Bikin badmood aja"ucapku pelan

Noval menatapku sembari mengelus pucuk kepalaku. Ia mulai menyendokan nasi dan lauk dan mencoba menyuapiku

"Jangan deh, nanti itu ibu-ibu jahat makin sinis sama aku"ucapku yang membuat noval mengurungkan niatnya

"Yaudah, makan dulu ya"ucap noval yang ku angguki dengan terpaksa

"Clarin kenapa?"tanya ibu noval yang menatapku cemas

"Gpp mah, kecapean aja"jawab noval

"Iyalah kecapean lagian diajak mulu"ucap maura yang dihadiahi tatapan tajam oleh noval

Maura hanya cengar cengir saja dan tidak berani melanjutkan ledekannya.

"Nadia sayang, mau nambah apalagi? Biar mamah ambilin"ucap ibu daffa dengan nada lembut pada nadia dimana itu membuatku jijik dengan sikapnya

"Ehh gausah mah, nadia cukup ini aja"jawab nadia sopan

"Susu yang selalu mamah kasih diminum kan?"tanya ibu daffa pada nadia

"Iya diminum mah"jawab nadia

"Bagus kalau begitu, mamah menunggu kamu cepat isi supaya nanti fokus daffa bisa terbagi. Gak cuma melulu soal kerjaan tapi ke anaknya"ucap ibu daffa sembari tertawa kecil

"Iya mah, kami sedang berusaha"ucap daffa mencoba memaksakan senyumannya

"Iya bagus daffa, jangan kalah sama kami. Clarin saja sedang mengandung anakku"ucap noval yang membuat seluruh orang disana terkejut bukan main apalagi daffa, ia menatapku kecewa.

"Kamu hamil clarin?"tanya ibu noval yang kujawab anggukan

"Noval akan bertanggung jawab kan?"tanyanya lagi

"Noval pasti bertanggung jawab, noval butuh restu dari mamah dan keluarga clarin jika semua lancar secepatnya noval akan meminang clarin"ucap noval

Aku melihat sekilas wajah ibu daffa yang terlihat sedikit senang, jelas ia senang! Ia pasti berpikir aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengganggu anaknya itu!

"Semoga semua lancar"ucap ibu noval

"Walaupun mamah sedikit kecewa kenapa kalian melakukan hal ini diluar pernikahan, tapi setidaknya dengan hal ini mamah percaya bahwa noval normal"sambung ibu noval yang membuatku kebingungan

"Maksudnya tante?"tanyaku

"Kak noval dulu gay, kak! Hahaha"ucap maura yang membuatku shockk bukan main

Aku menatap noval dengan wajah panikku

"Gausah tatap aku seperti itu, itu hanya pemikiran mereka berdua saja. Aku normal sedari lahir"ucap noval

"Iyaaa iyaa kak! Percaya dehhh, tuh buktinya udah ngasilin anak"ucap maura yang terlihat sangat senang meledek kakaknya.

"Selamat yaa clarin! Semoga sehat-sehat dan lancar urusannya"ucap nadia padaku

"Makasih nadia"ucapku

Hanya daffa yang terus terdiam disini.

Terserahlah!

Aku kesal dengan sikapnya yang seakan-akan kecewa tapi nyatanya ia pergi meninggalkanku dulu!