Pllaaakkk!!
Aku mendengar seperti suara tamparan saat aku sedang belajar di kamarku. Ini ada apa sih? selalu saja malam hariku tidak tenang!
" papa!!! ", mama berteriak ke papa. Aku penasaran ada apa sebenarnya. Aku memutuskan untuk mengintip dari atas tangga. Ada mama dan papa juga kak Genta. Penampilan kak Genta terlihat buruk sekali bahkan pipi kirinya memerah. Sepertinya itu bekas tamparan papa tadi. Dan papa terlihat marah ke kak Genta. Raut wajah mama juga tegang dan mungkin juga cemas melihat papa yang marah-marah ke Kak Genta. Apa yang dilakukan kak Genta, sampai papa terlihat marah sekali bahkan sampai menampar wajah kak Genta. Biasanya walaupun kak Genta membantah ucapan papa, papa tidak sampai menggunakan otot. Memangnya kali ini apa yang diperbuat kak Genta?
Papa menghela napas berkali-kali sambil mejamkan matanya. Tangannya pun memijit keningnya.
" Papa tidak habis pikir dengan kamu Genta! semakin hari kamu semakin tidak bisa diatur! sebenarnya apa yang kamu lakukan diluar sana? berani-beraninya kamu terlibat tawuran! kamu pikir kamu jagoan! Apa kata orang kalo tau anak seorang jaksa masuk penjara gara-gara tawuran heh! papa pusing melihat kelakuan kamu! ", papa memarahi kak Genta. Aku sendiri berdiri dengan kaki gemetar melihat pertunjukan dibawah sana.
Aku menajamkan pendengaranku. Apa aku gak salah denger? gak mungkin kak Genta bisa terlibat tawuran. Kak Genta bukan orang yang seperti itu. Ini pasti salah paham. Aku sedih melihat kak Genta.
" Genta nggak terlibat tawuran pa-- ", Kak Genta mencoba mengelak.
" kamu masih saja mengelak Genta! ", papa tidak membiarkan kak Genta mengucapkan apapun.
" Genta! mama tidak tau harus bilang apa ke kamu, mama tidak mengerti jalan pikaran kamu itu. Kamu dari dulu selalu saja membantah papa dan mama! untung papa mau membebaskanmu Genta! kalau tidak, mama tidak tau lagi harus bagaimana! ", Mama juga ikut memarahi kak Genta.
" Kalau kamu berani berbuat seperti itu lagi apalagi sampai merusak nama baik keluarga kita, papa tidak yakin akan memaafkanmu Genta! ", tukas papa dengan suara agak tinggi. Setelah memarahi kak Genta papa dan mama barulah pergi. Kak Genta mengacak-acak rambutnya frustasi. Kak Genta berjalan naik keatas menuju kamarnya. Dan dia melihatku! Aku bingung harus berkata apa, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku ingin sekali bertanya tentang keadaannya dan apa yang terjadi, tapi terlalu takut kalo kak Genta marah.
Kak Genta berjalan ke arahku, dia menatapku.
" kak--", aku memberanikan diri membuka suara. Dan kak Genta tersenyum padaku lalu berkata, " tenang kakak gak papa kok, kamu tidur gih ". Begitulah katanya sambil mengacak rambutku pelan. Lalu pergi ke kamarnya meninggalkanku dengan berbagai pertanyaan dikepalaku. Aku tau sebenarnya perasaan kak Genta saat ini begitu kacau. Dan dia mencoba terlihat tegar didepanku. Aku memutuskan kembali ke kamarku dan mengubur rasa penasaranku ini. Biarlah kak Genta menenangkan dirinya. Aku akan bertanya jika perasaan kak Genta sudah lebih baik.
Aku melirik ke meja belajarku, sekarang aku sudah tidak mood melanjutkan belajar lagi. Aku beranjak naik ke atas ranjang. Membaringkan tubuhku disana dan mencoba menutup mataku. Aku telentang, tengkurap, miring kanan, miring kiri, aku tidak bisa tidur. Pikiranku tidak tenang mengingat kejadian yang terjadi dengan kak Genta.
" disha! "
" kakak! ", aku kaget melihat kakak yang berdiri didepanku.
" kamu percayakan sama kakak? ", kak Genta bertanya padaku. Sebenarnya aku bingung tapi aku memutuskan untuk mengangguk.
" kamu tidak boleh sedih Disha! kakak tidak mau kamu sedih memikirkan kakak ", aku benar-benar tidak mengerti kenapa kak Genta berbicara seperti itu padaku.
" kakak baik-baik saja kan? "
" kakak akan selalu baik-baik saja dek! kamu tidak perlu cemas ", kak Genta tersenyum padaku.
" kamu jaga diri baik-baik ya kalo kakak tidak ada di sampingmu, kamu harus yakin kalo kakak akan selalu mendukungmu dan selalu menemanimu Disha! bagaimanapun nanti kakak akan tetap sayang padamu Disha. Kakak harap kamu tidak kecewa dengan kakak ya Disha! kamu adik yang berharga buat kakak Disha! ", tanpa sadar cairan bening sudah membasahi pipiku. Entah aku terharu atau sedih dengan ucapan kak Genta barusan. Aku merasa ada sesuatu yang terjadi dengannya. Rasanya seperti kak Genta akan pergi jauh. Aku sendiri tidak bisa mendeskripsikannya. Setelah mengatakan kalimat itu padaku kak Genta pergi meninggalkanku. Aku termenung.
Tapi kemudian Fara masuk ke kamarku.
" Fara! kenapa bisa kamu malam-malam begini ada di rumahku? ", aku kaget tiba-tiba Fara ada di rumahku. Apalagi sekarang dia duduk disebelah ku.
" wkwkwk kamu pasti kaget ya Dis? ", Fara malah tertawa kemudian tersenyum padaku.
" kok bisa sih kamu ada disini? ", aku penasaran kenapa Fara tiba-tiba ada disini? dirumahku? dikamar ku?
" Aku sengaja ingin menemuimu Disha, tiba-tiba saja aku teringat padamu. Terus kangeeen banget sama kamu jadinya aku kerumahmu Disha "
" kamu kok aneh sih Ra! gak biasanya kamu kayak gini. Tapi aku seneng kamu datang kesini Ra! "
" tapi sepertinya kamu terlihat sedih Dis, apa kedatanganku yang membuatmu sedih? "
" enggak kok Ra! aku malah seneng banget kamu ada disini "
" oh ya aku mau ngomong sesuatu sama kamu dis! ", Fara terdiam menatapku. Aku menunggu Fara melanjutkan kalimatnya. Terlihat sorot kesedihan dimatanya. Tatapannya begitu dalam. Apa terjadi sesuatu yang serius dengannya? Aku masih menunggu Fara mengucapkan sesuatu.
"...aku tidak tau mau mulai darimana, aku mau minta maaf sama kami Disha! aku-- ", aku memotong ucapan Fara.
" kamu kenapa sih Ra! tiba-tiba datang terus minta maaf padaku, kamu aneh deh ", aku bingung melihat Fara saat ini.
" aku sayang bangett sama kamu Disha! ", Fara memelukku erat. Aku yang bingung dengan tindakan Fara yang tiba-tiba, balas memeluknya.
" aku juga sayang banget sama kamu Ra! sebenarnya kamu ini kenapa sih? kamu ada masalah ya? cerita sama aku Ra! ", Fara melepaskan pelukannya.
" aku cuma mau bilang sama kamu dis, aku sedih aku akan meninggalkanmu dis "
" kamu mau kemana emangnya Ra? "
" aku sudah lama menunggu saat ini tiba dis, dan disaat waktunya tiba aku harap kamu tidak sedih jika aku tinggal ya Dis "
" kamu mau kemana Ra? kamu mau pergi liburan ya? "
Fara malah terkekeh. Aku bingung! ini Fara kenapa sih?
" hahaha iya dis aku mau liburan jauhhh "
" liburan kemana Ra? aku boleh ikut gak Sepertinya seru "
" haha jangan dis, kamu tidak boleh ikut denganku. Kasihan nanti Dave bisa kangen sama kamu ", Fara terkekeh dan sempat menggodaku.
" iiihhh Fara! kamu gak seru deh "
" hahaha maaf ya Dis aku harus pergi, selamat malam semoga tidurmu nyenyak. Selamat tinggal Disha aku pulang dulu ya kamu jangan sedih ", Fara pergi meninggalkanku. Sama seperti kak Genta tadi, tapi Fara seakan-akan mau pergi jauhh sekali. Aku masih bingung dengan semua ini! ini ada apa sebenarnya? kenapa semuanya berkata aku jangan sedih? iya memang sekarang aku lagi sedih gara-gara kejadian kak Genta tadi. Dan sekarang rasanya memang aku benar-benar sedih dan mau menangis saja. Entahlah kenapa bisa sesedih ini. Aku takut! Aku cemas! Aku bingung! Aku tidak mengerti dengan semua yang terjadi hari ini. Kak Genta.....Fara....kalian orang-orang yang berharga buatku.