Chereads / KARA / Chapter 1 - BAB 1

KARA

🇮🇩rahma_Fajrina
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 179.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - BAB 1

"Oke hari ini kita cuma ngecek persiapan buat besok. Karena besok sudah hari H ,gue mau sekarang selesai semua biar besok dan 3hari kedepan gak ada kendala sama sekali " ucap ketua osis SMA Gardala .

"Masalah materi sama game silakan tanya ke sekretaris. Jangan saling ngandelin buat masalah lapangan , kita kerja sebagai tim tolong kerja samanya dibuktikan. Gue harap kalian ngerti dan paham apa maksud gue " tegas Rafka.

"Iya ngerti Raf" jawab mereka serempak. 

Ya disini mereka, disekolah yang mereka cintai. Karena ajaran tahun baru sudah tiba tentu saja SMA Gardala sangat ingin semuanya sempurna tanpa cacat. Siapa yang tidak tahu tentang prestasi dan kesuksesan organisasi SMA Gardala?  Semua penjuru kota pun tahu. Tentu saja ini semua menjadi tantangan bagi mereka untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai SMA TERBAIK. Sama seperti tahun sebelumnya Osis SMA Gardala memiliki ketua yang kompeten,  tahun ini Osis SMA Gardala diketuai oleh Rafka Putra Malik serta inti Osis yang terdiri dari sahabat-sahabatnya. 

Rafka Putra Malik tampan,  pintar,  ramah, baik mudah bergaul dan dia adalah ketua Osis SMA Gardala. Bad boy? Tentu tetapi ada saatnya . Tidak semua orang mengetahui kalau Rafka adalah bad boy.

Althar Wibowo cowo ganteng, dingin, cuek, dan dia menjabat sebagai wakil ketua osis. Dia sangat sangat bad boy dan semua warga sekolah pun tahu. 

Zaky Pratama ganteng pasti, sangat ramah,  baik, supel, dan pasti murah senyum.  Menjabat sebagai sekretaris osis,  karena kemahirannya dalam membuat proposal adalah nilai plus buat Zaky.

Bagus Indra cowo teliti, pendiam,  pencinta game, paling dewasa diantara mereka berenam. Menjabat sebagai bendahara karena keunggulan dengan ketelitiannya yang dapat di percaya untuk memegang keuangan osis. 

Rizka Azzahra Pradita gadis cantik,  ramah,  cerewet, supel,  dan pintar. Kemahirannya adalah mengetik dan membuat surat-surat undangan buat pihak sekolah. Dan dia menjabat sebagai partnernya Zaky.

Aulia Herman cantik,  ramah, ceplas ceplos dan pasti pintar. Karena ceplas ceplosnya yang bikin dia terpilih sebagai bendahara osis. Mereka semua inti osis SMA Gardala,  aset sekolah karena kepintarannya,  dan most wanted SMA Gardala. 

Mereka semua masuk dalam kelas XI IPA 1 tentu saja kelas unggulan di SMA Gardala. Rafka dan kelima sahabatnya sudah menjadi sahabat semenjak mereka SMP.  Karena suatu kegiatan yang bikin mereka dekat dan menjadi sahabat. Terbiasa dengan organisasi pun yang menjadi alasan utama mereka mencalonkan diri menjadi anggota osis waktu itu. Mereka sudah saling mengenal lebih dari 4 tahun,  tidak ada yang mengira selanggeng itu persahabatan mereka. Saling melengkapi,  saling meingatkan dan saling peduli adalah dasar persahabatan mereka.

Semua sedang sibuk dengan tugas masing-masing.  Ruangan osis menjadi tempat favorit mereka selama menjabat sebagai inti Osis disekolah, selain itu rooftop dan kantin juga termasuk favorit. Karena ketekunan mereka dalam organisasi kadang membuat mereka melupakan kebutuhan mereka yaitu makanan. 

"Raf kantin yuk, perutkan belum diisi lagi dari tadi" Ajak Rizka

"Boleh, yang nitip siapa ?" Tanya Rafka.

"Gue minuman sama cemilan aja, cemilan banyakin aja. Kerja begini butuh cemilan" jawab Aulia. 

"Minumnya Es Teh manis aja Raf" kata Zaky.

"Oke kalau gitu" jawab Rizka. 

Mereka berdua jalan menuju kantin diselingkan dengan bicara dan ketawa dari Rizka. Senyum manis yang Rizka punya tentu saja bisa menghipnotis kaum adam. Mereka yang melihat pun bisa saja jatuh atau menabrak sesuatu karena pesona dan senyuman Rizka.

"Lo beli cemilan aja ka, gue yang beli minuman. Nanti gue ke warung teh ani juga" kata Rafka.

"Oh gitu, yaudah oke deh jangan kelamaan " jawab Rizka dan Rafka sudah menuju warung mang ujang.

Selama 10 menit akhirnya Rafka menghampiri Rizka . Mereka berdua berjalan menuju ruangan osis.  Dan ternyata hampir semua anggota sudah disana.  Karena tugas yang dibagi sudah selesai.  'Kalau dikerjakan bersama pasti lebih ringan' itu adalah kata-kata andelan Rafka.  

Hari sudah menunjukkan senja, matahari akan berganti dengan Bulan.  Dan semua tugas dan persiapan untuk besok sudah rampung.  "Karena sudah sore dan semua persiapan sudah selesai kita tutup untuk hari ini. Jangan lupa besok jam setengah 6 kalian sudah harus ada diruangan. Buktiin kalo SMA Gardala memang pantes dijadikan SMA TERBAIK " ucap Rafka.

"Oke untuk mengakhiri hari ini,  berdoa dengan keyakinan masing-masing dan berdoa buat kelancaran 3hari kedepan. Berdoa dimulai" kata Bagus dan semua menundukkan kepalanya.  Setelah selesai semua dibubarkan oleh Rafka.

"Kedai Ara dulu ya. Gue laper" ajak Aulia.

"Mau Raf? Gue juga pengen ice cream si"balas Rizka. 

"Ayo deh mumpung belum magrib juga "kata Rafka dan 3 sahabat nya hanya menganggukkan kepalanya. 

Mereka keluar ruangan osis dan menuju parkiran. Sesampainya di sana Althar segera menaiki motor sport miliknya. Althar berstatus jomblo tetapi jok belakang tidak pernah kosong, selalu Rizka yang menjadi teman perjalanan pulang dan pergi ke sekolah. Padahal arah rumah mereka berbeda tetapi Althar tetap mau mengantarkan dan di tebengi oleh Rizka. Sedangkan Rafka dengan Aulia,  Zaky dengan Bagus karena rumah mereka searah. Selama perjalanan itu tidak ada percakapan diantara Rizka dan Althar. Althar yang cuek dan dingin tidak akan membuka mulut duluan. Rizka yang sangat lelah hari ini lebih memilih diam dan menikmati angin sore.

Tiba di Kedai mereka langsung masuk dan duduk ditempat biasa mereka. Tentu saja kedai ini tempat makan kalau sedang berkumpul. Kedai sederhana yang sesuai dengan remaja seperti Zaky dan lainnya.  Rizka menuliskan pesanan mereka,  karena Rizka sudah biasa dan hafal apa menu kesukaan mereka. Setelah menulis pesananya Rizka bangkit dan menuju meja pesanan. Menunggu selama 15 menit mereka saling berbagi cerita dari yang serius hingga yang receh.

15 menit berlalu makanan dan minuman sudah ada dimeja. Semua menyantap makanan masing-masing. Tidak terasa hari sudah menujukan pukul setengah 7 malam.  Dan mereka bangkit untuk membayar dan pulang karena besok harus kerja keras. Rafka mengantarkan Aulia, Zaky da Bagus sudah meluncur duluan. Sedangkan Althar dan Rizka masih diparkiran kedai. 

"Besok gue jemput jam lima lewat lima belas menit" kata Ardi.

"Iya Al gue tunggu besok dirumah" jawab Rizka sampil mengenakkan helm yang disodorkan Ardi. Rizka dan Aulia memang terbiasa dan harus dijemput oleh salah satu dari sahabatnya, karena tidak mau kejadian yang lalu terulang. Walau kedua cewe itu membawa mobil masing-masing pasti akan diikuti hingga rumah supaya aman. 'Gabaik cewe pulang sendiri apalagi kalau sudah mau malem. Mau bawa mobil, motor, atau angkutan umum harus dijaga.  Kejahatan gak mandang kendaraan yang namanya bahaya akan tetap ada' itu adalah kata-kata dari para cowo apabila Rizka dan Aulia ingin pulang sendiri.

Sesampainya dirumah Rizka, Rizka melepaskan helm dan dia berikan kepada Althar. Sebelum pergi Althar menatap mata Rizka sebentar kemudian berkata " gue balik" Rizka hanya menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam rumahnya.

Althar masih menunggu hingga Rizka benar-benar masuk kerumah besarnya itu. Setelah melihat Rizka masuk dengan selamat barulah Althar melajukan motor besarnya kerumahnya .

Rumah besar kedua orang tua Rizka tampak sepi, itu tentu saja hal biasa buat Rizka dari kecil. Dia menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Kamar Rizka sangat di dominan  dengan warna biru dan putih. Kamar yang luas dan rapih itu sangat nyaman bagi dia, kamar yang sudah menemaninya selama  16 tahun. Setelah merapihkan semua barang-barang untuk besok Rizka menuju kamar mandi yang sudah menjadi satu dengan kamarnya. Setelah selesai membersihkan diri Rizka mengecek handphonenya dan membuka aplikasi line. 

Line

Rafka Putra M : besok jangan ada yang telat.  Malu kali inti osis telat

Aulia Herman : yeh bawel lo. 

Bagus Indra : iya pak ketos

Rizka Azzahra : terimaksih sudah diingetkan pak ketos. 

Althar Wibowo :  👍

Rafka Putra M : sarapan dulu juga jangan lupa.  Semangat.

Rizka menutup aplikasi Linenya, ia meletakkan handphonemya dinakas. Tidak ada niatan untuknya buat makan malam, jadi ia menghabiskan waktunya dikamar saja,  membaca novel kesukaannya. Hingga tertidur pulas.