Melihat penolakan halus Asha, Bayu kemudian mengalah, dan meminta Asha besok untuk berjanji mau menemuinya dan berbicara.
Dengan enggan dan untuk mempersingkat waktu, karena malam makin larut, Asha menyetujuinya. Namun secara mencengangkan Bayu meminta mereka hanya berbicara berdua saja. Dia tidak ingin Keenan mendengar pembicaraan mereka dahulu. Sekali lagi Asha menyetujui hal itu.
***
Sabtu itu Asha mendapat jatah libur, jadi pada hari itu dia menemui Bayu di sebuah Kafe yang masih terletak berdekatan dengan tempatnya bekerja. Keenan sementara ia titipkan pada tetangganya yang dengan senang hati membantu. Karena tumbuh hanya berdua dengan ibunya saja, menjadikan Keenan sosok anak yang menyenangkan dan tidak rewel.
"Waktumu hanya lima belas menit untuk bicara," Asha membuka pembicaraan ketika pria itu tiba di hadapannya. Dengan pakaian kasual berwarna biru dan celana hitam.
"Kurasa akan lebih dari itu," tawarnya dengan tersenyum.
"Aku meninggalkan Keenan, dan tidak mau berlama-lama jauh darinya. Kalau Kau lupa," Asha mengingatkan.
"Ya. Aku gak kan lupa. Karena Keenan alasanku mengajakmu bicara." Asha menaikan alisnya, tampak curiga.
"Tenang. Aku gak akan rebut dia darimu. Tidak akan pernah. Mungkin aku hanya minta sedikit waktu untuk bersamanya beberapa waktu."
"Maksud Kamu apa?" Asha berdiri, matanya menatap tajam, intonasi suaranya meninggi.
"Duduk dulu. Aku jelaskan." Bayu masih mempertahankan senyumannya meski tidak sampai ke matanya. Matanya sendiri menyorotkan kesedihan.
Melihat Asha masih diam mematung dan tidak mau duduk, Bayu melanjutkan, "Hidupku gak akan sampai beberapa tahun ke depan ... paling lama sepuluh tahun ...."
Asha terdiam sejenak. Raut wajahnya terlihat bahwa pikirannya menimbang-nimbang sesuatu.
Bayu mengisyaratkan tangannya, agar Asha mau duduk kembali dan mendengarkan penjelasannya.
Asha menggigit bibir bawahnya. Ditatapnya pria di hadapannya itu. Sudah banyak berubah. Rahangnya kini ditumbuhi bulu-bulu halus. Menambah kesan dewasa. Guratan-guratan di wajahnya menegaskan satu hal. Jika dirinya terlihat menua hanya dalam waktu tiga tahun. Sejak terakhir mereka bertemu, saat Asha menemuinya di lapas dan meminta pengacaranya untuk membuatkan surat perjanjian bermaterai, agar Bayu menjauhi dirinya dan anaknya setelah mereka bercerai.
"Apakah Kau sakit? Sangat parahkah?" Asha akhirnya bertanya.
"Aku ODHA[1]" jawab Bayu yang membuat Asha duduk tersungkur. Ada kilatan rasa takut di matanya. Bayu melihat itu. Seakan bisa membaca apa pikiran Asha tentang kondisi kesehatannya, Bayu melanjutkan, "Aku terinfeksi setelah kita bercerai. Kamu tidak perlu khawatir."
[1] ODHA merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS
***
Bayu dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman selama sembilan bulan di penjara. Natasha sendiri sudah bebas sejak dua bulan sebelumnya. Dan wanita itu rutin mengunjungi Bayu hingga dirinya bebas. Tujuannya hanya satu. Dia ingin Bayu menikahinya. Biar bagaimanapun keperawanannya sudah dia berikan pada Bayu.
Kedua orangtua Natasha pun terus mendesak Bayu, agar Bayu bersedia menikahi putrinya. Mereka takut putrinya tidak akan ada yang mau memperistrinya karena sudah tidak perawan.
Berbeda dengan orangtua Natasha, orangtua Bayu tidak merestui pernikahan kedua anak lelakinya. Mereka masih menaruh harapan bahwa menantunya yang terdahulu mau kembali bersama putranya. Karena biar bagaimanapun mereka memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Keenan.
Alasan pertentangan lainnya dari pernikahan ini adalah karena didahului oleh skandal yang memalukan, meski tidak banyak orang yang tahu akan hal tersebut. Dan ibunya selalu memiliki firasat bahwa menantu barunya tidak sebaik Asha.
Tiga bulan sejak kebebasan Bayu, akhirnya Bayu menikahi Natasha secara diam-diam.
Sebulan berikutnya orangtua Bayu mengetahuinya dan ini membuat ayahnya yang memang sudah renta, marah besar hingga terkena serangan jantung. Tak berapa lama setelah dirawat di rumah sakit. Ayahnya meninggal.
Selang beberapa bulan, ibunya menyusul ayahnya. Jadilah Bayu tidak lagi memiliki orangtua.
Baru sekitar dua tahun mereka menikah, Bayu memperhatikan gelagat tidak biasa dari Natasha. Dirinya yang biasanya posesif dan ingin selalu ikut ke manapun Bayu ditugaskan, tiba-tiba menjadi tidak semangat untuk ikut. Terlihat lebih betah di rumah.
Pada satu pekan Bayu pulang dari dinas luar kota. Sengaja tidak memberitahukan kepulangannya. Dirinya ingin memberi kejutan untuk Natasha.
Karena sudah menjadi kebiasaannya jika pulang dari dinas luar selalu malam hari. Hari itu Bayu pulang di siang hari. Rumahnya tampak sepi.
Pulang ke rumah tanpa merasakan firasat apapun, Bayu langsung masuk ke dalam rumahnya. Berpikir tidak ada orang di rumahnya, karena pintunya terkunci, Bayu menggunakan kunci cadangan yang selalu dibawanya.
Saat itulah dia memergoki istrinya, Natasha sedang berhubungan intim dengan seorang pria. Di kamar tidurnya, di ranjang mereka berdua.
Tercengang sesaat dan bagai memutar sebuah adegan video kejadian dirinya dahulu yang sedang bergumul dengan Natasha saat dirinya masih berstatus suami Asha. Ibunya benar. Natasha bukan wanita baik-baik
Saat keduanya tersadar. Bayu langsung menghajar lelaki itu, berkali-kali. Sambil berteriak, tentang berapa lama dia berselingkuh. Natasha tidak menjawab pertanyaan Bayu dan terlihat ingin melindungi lalaki asing itu, namun nahas dirinya terkena pukulan Bayu dan tubuhnya terdorong menabrak meja rias yang ada di kamar itu dengan keras.
Bruk!
Darah segar mengalir dari kemaluannya. Seraya memegangi perutnya yang terasa sakit sekali, Natasha jatuh pingsan. Lelaki yang dihajarnya berhasil kabur kala Bayu panik melihat istrinya bersimbah darah.
Bayu segera memakaikan pakaian ke tubuh istrinya dan membawanya ke rumah sakit. Hasilnya, istrinya mengalami keguguran, janinnya diperkirakan berusia 5 pekan.
Pulang dari rumah sakit, Bayu langsung membawa istrinya pulang ke rumah orangtua Natasha. Secara tersirat Bayu memulangkan istrinya kepada orangtuanya itu. Bayu berniat menceraikan istrinya.
Namun, setelah pulang dari rumah sakit, kondisi Natasha tiba-tiba memburuk. Orangtuanya selalu meminta Bayu untuk menjenguk istrinya itu. Tho mereka belum bercerai. Hingga sebulan lamanya akhirnya Bayu menjenguk istrinya dan kembali membawanya berobat.
Saat itu berita kehamilan dan gugurnya janin yang ada di kandungan Natasha tidak membuatnya sedih. Bahkan cenderung tidak peduli bahwa janin yang ada di kandungan Natasha adalah darah dagingnya atau bukan. Tetapi yang membuat Bayu syok, adalah laporan hasil tes darah yang menyatakan Natasha terinfeksi HIV.
Hal ini dilakukan karena dokter yang memeriksa keadaan Natasha curiga dengan gejala yang dialaminya mengarah pada gejala ODHA. Karena alasan itu pula dokter menyarankan Bayu juga memeriksakan dirinya.
Positif.
Secarik kertas itu membuatnya memiliki banyak perasaan berkecamuk yang tidak menentu. Sedih, marah, menyesal ....
Sedih, karena dia terinfeksi HIV. Marah, tentang bagaimana dirinya bisa tertular adalah dari istrinya. Selama pernikahan mereka Bayu selalu bersikap setia pada istrinya, karena tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Menyesal, karena dahulu dia mengkhianati cinta Asha, istrinya yang setia. Namun kini, Tuhan membalas perbuatannya itu.
Dokter masih belum bisa memastikan kapan tepatnya Natasha terinfeksi HIV, karena selama ini tidak muncul gejala yang signifikan ke arah itu. Namun jika sekarang timbul gejala yang mengarah terkena HIV. Bisa dipastikan, kemungkinan Natasha sudah lama terinfeksi, mungkin beberapa tahun atau beberapa bulan, karena tidak mendapatkan pengobatan tepat waktu seperti terapi antiretroviral yang bisa membantu mengurangi jumlah virus, menekan perkembangan penyakit, mengurangi risiko penularan, dan mengurangi risiko kematian akibat komplikasi HIV.
Hal ini kembali mengingatkan Bayu dengan gelagat istrinya yang berubah selama beberapa bulan terakhir, yang enggan mengikutinya setiap kali Bayu dinas keluar kota. Mungkinkan saat itu?
***