Dengan berat hati, Jhino menyampaikan pengunduruan dirinya dari perusahaan Pak Hando. Pak Hando dan Irvan, juga rekan-rekan kerjanya merasa kehilangan Jhino. Bagi mereka, Jhino adalah aset perusahaan yang sangat berharga. Selain ide-idenya yang cemerlang, Jhino juga sangat baik hati. Sehingga mereka merasa kehilangan Jhino. Walaupun begitu, dengan uang gajinya yang terakhir dari perusahaan Pak Hando untuk mentraktir dan membelikan bingkisan kepada rekan-rekan kerjanya disana.
"Rasanya sedih banget Pak Jhino harus pindah. Padahal saya baru aja menemukan role model untuk kerja dan juga hidup saya," kata Irvan.
Jhino tersenyum tipis, "Kita masih bisa sering ketemu kok. Kan, sampai saya resmi pindah dan menikah, saya masih tinggal di apartemen kamu."
"Iya sih, tapi untuk seterusnya? Pasti Pak Jhino sibuk sendiri," kata Irvan.