Hari ini begitu tenang, seperti hari hari biasanya orang-orang beraktivitas dan menggapai tiap mimpinya dengan berjuang sekuat tenaga, hari ini adalah hari dimana Leo di pindahkan ke sekolah lain karena kasus yang dia lakukan.
Nama : Leo Hansel
Umur : 17 Tahun
Kelas : 2-2
Dikeluarkan karena :
Memukuli tujuh puluh siswa sekolah lain sendirian, apa kau serius? dia masuk sekolah ini? tidak mungkin apa dia akan memukul ku? aku sangat takut!
Leo itu yang orang dingin, dan akan melakukan apapun saat dia marah, konon seorang pendeta dari kuil mengatakan dia memerlukan seorang penenang di hatinya, karena di dalam tubuhnya ada api yang berkobar untuk membakar apapun.
Saat masuk kelas leo di tabrak oleh seorang siswi, leo menyadari bahwa hanya siswi itu yang tidak takut padanya, leo mengulurkan tangannya untuk membantu, siswi itu langsung masuk ke kelas dan mengambil tempat duduknya.
"ah sial, sepertinya aku masi di takuti, aku memang perlu beradaptasi di lingkungan hangat."
Leo mengambil tempat duduk di paling belakang pojok, ya pemalas seperi dia selalu di belakang, ada kabar leo juga pernah melempar paling penghapus yang di lemparkan guru padanya hingga terluka, dengan begini leo bukan hanya nakal, namun dia adalah seorang yang cukup menyeramkan.
Siswi yang menabraknya berada di sebelah Leo, "entah mengapa hati ku merasa lunak, dia adalah satu satunya orang yang tidak takut padaku." ucap hari Leo, sadar di perhatikan oleh Leo dia tersipu malu dan menutup wajahnya dengan buku.
"Hey, namu siapa, apa aku boleh tau kenapa kau tidak meminta maaf, aku tidak suka dengan wanita yang tidak sopan loh."
Siswi itu menundukkan kepalanya dia terlihat bersedih, Leo berfikir apa aku bersalah? padahal aku tidak membentak nya, Di saat itu leo mendengar ucapan orang orang bahwa dia akan memukul siswi itu, dan dia mendengar bahwa seseorang di depannya adalah orang bisu, bukan hanya terkejut tapi Leo prihatin dengan kondisinya saat itu.
"Begini, maaf kan aku sudah membuat mu sedih, aku tidak ada niat memukul, walau aku tidak suka dengan wanita tidak sopan, ya... aku tidak akan memukul nya."
Apa dia benar benar bisu? jadi dia sedang menulis saat aku menjelaskan semuanya, memang seharusnya aku menjadi orang sopan dan baik, tapi ini apakah sudah terlambat? siswi itu menunjukan hal yang dia tulis.
(" Tidak apa apa, aku hanya malu aku tidak bisa meminta maaf padamu, karena akau cuma wanita bisu yang tidak sopan bukan?")
Membaca hal tersebut Leo merasa bersalah, kenapa dia menyebut dirinya tidak sopan, justru bagi Leo dirinyalah yang harus menerima sebutan tidak sopan, karena dia telah membuat kekacauan di berbagai sekolah, tak lama bel masuk sudah berbunyi, Leo memperkenalkan dirinya.
"umm namaku Leo Hansel, mungkin rumor tentang diri ku itu benar, tapi kalian tidak perlu takut dengan ku, tapi kalau kalian masi suka membicarakan ku mungkin apa lagi tentang keluarga ku, aku tak akan segan membuat kalian babak belur."
Bahkan Guru di sebelah nya merasa takut dengan ucapan leo, saat jam pelajaran pun leo tidak pernah mendengarkan ucapan dan materi yang di berikan wali kelas nya, tidak ada satupun yang berani menegurnya, bahkan lirikan leo membuat semua orang takut, siswi di sebelahnya memberi pesan.
("Leo belajarlah dan semangat, jangan buat aku sedih.")
Apa maksudnya? aku tidak paham, tapi baiklah aku tidak suka melihat orang yang baru saja ku kenal akan ku buat sedih hanya karena tidak ikut pelajaran, tapi apa aku akan menjadi babunya kalau kaya gini?
Di hari pertama di sekolah baru, pertama kalinya aku menuruti seseorang, aku tidak paham tapi tidak buruk juga belajar, kenapa kau tidak takut pada ku sih? apa kau tidak mengenal ku? seorang mantan ketua gangster dari sekolah tetangga.
Saat jam istirahat leo duduk sendirian, semua orang memperhatikan leo, dia tidak suka menjadi pusat perhatian walau dia bukan satu satunya orang yang sendirian, siswi yang di sebelahnya juga duduk sendirian, eh tidak, ada siswi yang datang mereka berempat, ada apa, memberikan secarik kertas?
Empat siswi itu pergi dan tak lama satu siswi datang dan seperti ya dia terlihat marah, atau kesal, sepertinya siswi itu tau dia menyembunyikan sesuatu darinya, tapi leo tidak peduli karena itu bukan urusannya dia tidak memiliki hak untuk ikut ikutan.
Leo mengikuti pelajaran kembali seperti biasa, kali ini seperti ya dia tidak menegur leo untuk belajar jadi leo memilih untuk santai saja, dia memikirkan apa yang terjadi tadi pada siswi yang di sebelahnya ini.
Waktu pulang telah tiba, senja dan langit jingga membuat suasana sekolah seperti surga, leo bangun dari tidur siang di sekolahnya, dia melihat orang orang sedang merapihkan tasnya dan bersiap untuk pulang tapi dia tidak melihat siswi itu, karena penasaran dia bertanya pada orang yang di depannya.
"Oi, apa aku melihat orang yang di sebelahku tadi?" memberi tatapan tajam.
"ahh, di-dia tadi pulang duluan..., mungkin?" karena tidak senang dengan jawaban itu leo berdiri, dan memukul mejanya hingga terbelah dua, "KENAPA KAU TIDAK MENGINGATNYA!!! "
Siswa di depannya syok, Leo meminta maaf akan emosinya, entah mengapa dia merasa kecewa, leo duduk sendirian di belakang pohon, dari kejauhan dia melihat ke empat siswa di jam istirahat itu keluar dari sebuah ruangan sambil menyobek dan membakar kertas.
Menunggu semuanya pergi, leo mendatangi tempat itu dan melihat kertas kertas itu menjadi abu, dia melihat selembar kertas yang belum terbakar, dia terkejut di kertas itu ada lukisan dia berpose sedang belajar, sadar akan hal itu dia mendengar barang jatuh dari dalam, dia bergegas masuk ruangan dia melihat teman sekelasnya yang bisu itu menangis.
Seragam nya rusak? apa dia di bully, jadi kertas itu apa sebuah perjanjian untuk bertemu di suatu tempat, kenapa yang lemah selalu kalah, aku benci kekalahan.
"Hei, kamu tidak apa apa?" memegang wajah siswi itu, mereka saling bertatapan, leo tidak tau bahwa akan ada konsekuensi saat melakukan hal itu kepada wanita, tak lama dia mendengar suara wanita di luar, leo tidak sadar itu adalah toilet wanita.
Leo baru sadar saat siswi itu menunjukan tanda bahwa ini toilet wanita, mereka berdua bersembunyi di salah satu ruangan sempit, Leo merasa canggung dan bersalah karena ini pertama kalinya dia menyentuh wajah dan memeluk wanita yang baru dia kenal satu hari.
Merasa sudah aman mereka berdua keluar dari toilet,lalu siswi mencari melihat-lihat sampah sekitar, sepetinya dia mencari sebuah kertas yang di gunakan untuk media dia berbicara dengan orang lain, leo memberikan jaketnya untuk menutupi roknya yang rusak.
Sesampainya di rumah leo menyiapkan makan malamnya, leo tinggal sendiri di sebuah apartemen, dia adalah anak yang mandiri dan paling tua, dia memiliki adik perempuan yang akan pindah ke apartemen nya saat tahun ajaran baru nanti.
Setelah makan malam leo masuk kamarnya dan mengambil kertas yang ada lukisan dirinya, leo memajangnya di dinding, secara tidak sadar leo mengucap bahwa dirinya menyukai siswi itu, mungkin kata kata pendeta di kuil itu benar, dia akan menjadi air untuk api leo.
Leo sepertinya menemukan harapan, dan di satu sisi siswi itu memperhatikan jaket leo, dia tersenyum dan tersipu malu, dia tidur sambil memeluk jaket itu, mungkin ini akan menjadi hubungan yang sulit baginya, apa lagi dia adalah wanita bisu bukan?
Bersambung~~~
chapter selanjutnya : Kita harus bagi dua!