Chereads / Unexpected Past / Chapter 23 - Hiburan Huru-hara

Chapter 23 - Hiburan Huru-hara

Salju masih saja turun. Meskipun begitu para masyarakat bumi Kerajaan Ellenia tidak mengurungkan niat untuk pergi ke festival yang diadakan malam tersebut. Jalan Armest Strong pun nampak lebih sepi daripada biasanya. Ya, mereka juga pergi ke festival tersebut.

Rombongan Liana pun juga sudah di jalan menuju festival tersebut. Setiap bulan ada saja acara-acara besar yang diadakan di bumi Kerajaan Ellenia. Berbagai festival, bazar, dan bahkan pertemuan orang-orang penting sering diadakan di kerajaan ini.

Kerajaan Ellenia merupakan transit dagang terbesar dibandingkan dengan kerajaan superior lain, dengan kata lain kerajaan ini menjadi transit dagang nomer satu abad ini. Letak geografisnya yang sangat strategis merupakan salah satu alasannya. Kerajaan Ellenia terletak diantara Kerajaan Flos, Kerajaan Nebula, dan berseberangan langsung dengan perairan Kerajaan Aquos.

Kerajaan Flos terdaftar sebagai penghasil tanaman rempah dan obat-obatan nomer satu. Lalu di Kerajaan Nebula terdapat penghasil permata dan perhiasan paling indah dan mahal. Dan untuk perikanan Kerajaan Aquos lah penghasil utamanya. Ditambah Kerajaan Ellenia terdapat banyak cabang utama perusahaan-perusahaan besar plus adanya Tummulotary Academy membuat Kerajaan Ellenia ini sangat ramai dan padat.

Bicara soal festival, festival ini tidak diadakan di lapangan biasa. Tempat diadakannya festival ini khusus di lahan tertentu. Kalau dari rumah Tuan Hurrold diperlukan waktu 15 menit saja untuk sampai ke sana kalau berjalan kaki. Karena berada di lahan yang tinggi, maka pengunjunf festival harus menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai tempat tersebut. Suasana di sekitar wilayah itu sangat damai dan sejuk. Di sebelah kanan tempat itu ada lembah landai yang luas. Dengan pepohonan yang masih rimbun menyelimutinya.

Meskipun suasana sedang bahagia dan menggembirakan, tapi ada sesuatu yang mengganjal dalam benak Alwhin dan Alphonso. Festival merupakan salah satu bagian dari memori kelam mereka berdua. Kehilangan kemampuan melihat dan berjalan plus kehilangan kekuatan magis sempat membuat mereka terpuruk selama beberapa tahun. Tuan Hurrold menyadari akan kegelisahan anak-anaknya. Beliau lalu menenangkan kedua anaknya tersebut.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Apalagi pemerintahan Kerjaan Ellenia sudah memperketat perizinan untuk setiap acara besar di sini. Semuanya tidak akan pernah terulang lagi."

Alwhin dan Alphonso masih nampak gugup, namun mereka mencoba lebih tenang. Melihat itu, Liana langsung paham dan mencoba menenagkan kedua temannya itu juga. Liana memberikan senyuman dan sentuhan hangat di bahu Alwhin dan alphonso. Meyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Tenang Alwhin, Alphonso. Ada kami semua di sini. Jangan khawatir, selama kita terus bersama-sama maka tidak ada yang biaa menyakiti kalian. Lagipula para ksatria kerajaan pasti akan menjaga jalannya festival ini."

Alwhin dan Alphonso menatap satu sama lain. Menangguk mantap, dan tersenyum ke arah Liana. Memang sudah saatnya bagi mereka untuk bangkit dari rasa ketakutan. Kalau kita terus memikirkan rasa takut kita, maka kita akan dibunuh perlahan oleh rasa takut tersebut.

Mereka terus berjalan, sebentar lagi mereka akan sampai pada tempat tujuan. Setiap jalan dipasangi dengan lentera yang menunjukkan arah ke tempat festival. Lentera ini bukan sembarang lentera, es yang berkilau dan mewah melapisi bagian luar lentera tersebut. Bagai dilapisi dengan kaca yang licin. Lentera ini dibeli khusus di Kerajaan Aquos. Kerajaan Aquos merupakan kerajaan yang menjadikan air sebagai sumber daya nomer satu, dan mayoritas penduduknya merupakan pengguna kekuatan magis air.

"Jangan ada yang mepet denganku," ujar Lyosha datar. "Dan kenapa baju ini panjang sekali?"

Semuanya menghela nafas kecewa. Padahal Lyosha adalah salah satu sumber kehangatan mereka saat ini. Lyosha hanya bisa menatap tak percaya pada yang lainnya. Kalau menghangatkan Liana sih dia mau-mau saja. Tapi kalau untuk yang lainnya tidak.

Lyosha agak kesulitan berjalan ketika memakai dress panjang hampir melebihi kakinya. Salju memang tidak lagi menumpuk pada Padatan Clarus. Lyosha hendak memaki saat ini, tapi tidak sopan rasanya bila ia melakukan itu. Sebab Tuan Hurrold ssudah berbaik hati membelikan gaun yang bagus untuk dia dan Liana.

"A...haha, maaf kalau gaun itu tidak sesuai dengan keinginanmu." Tuan Hurrold tertawa canggung.

"T-tidak apa-apa. Dan..." Lyosha mendekat ke telinga Tuan Hurrold. "Terima kasih sudah membelikan gaun yang sangat imut untuk Liana. hehe."

Ya, semuanya terlihat sangat mempesona dan glamor. Tuan Hurrold, Lysander, dan Alwhin serta Alphonso memakai baju yang mengeluarkan sisi maskulin seorang pria. Jas yang menawan dan mewah.

Mungkin bagi kalian itu terdengar berlebihan. Namun masyarakat di jajaran kerajaan superior punya kebiasaan untuk memakai baju resmi ke acara-acara yang besar. Meskipun itu acara outdoor seperti festival kali ini. Penampilan merupakan hal yang penting bagi semua orang di sini.

Tapi ada satu hal yang sangat diperhatikan oleh penduduk Kerajaan Ellenia. Yaitu tanda Dynami, tanda ini merupakan tanda kepemilikan kekuatan energi magis bagi setiap orang. Bentuk dan warna nya pun berbeda-beda, ada yang berupa suatu simbol, angka, dan huruf. Tapi ada suatu anggapan yang masih dipegang teguh oleh para masyarakat jaman ini. Yaitu letak tanda Dynami. Apabila letak tanda Dynami semakin tersembunyi, maka orang tersebut memiliki darah bangsawan dan derajat yang tinggi. Dan apabila letaknya mudah ditemukan seperti di pergelangan tangan, dahi, betis, dan sebagainya. Maka orang tersebut memiliki tingkatan yang rendah dalam kasta, atau bisa digolongkan sebagai Orph.

"Astaga, kenapa ada angin kencang tiba-tiba? kyaaa." Liana berteriak sambil memegangi roknya.

Lyosha cari-cari kesempatan mengintip, Lysander meninju kepala Lyosha keras-keras, Tuan Hurrold memalingkan wajah, Nenek Louvinna buru-buru menutupi Liana, Alwhin senyam-senyum sumringah, Alphonso? dia hanya bisa memasang wajah masam.

'Kadang aku lebih memilih lumpuh daripada buta,' batin Alphonso jengkel.

Wajar saja angin bertiup sedikit lebih kencang, karena mereka sudah sampai di tempat tujuan mereka. Taman Hope Blaster, terletak di atas daratan yang sedikit meninggi daripada dataran Kerajaan Ellenia yang lain. Taman tersebut merupakan tempat diselenggarakannya festival tersebut.

Ketika sampai dipuncak anak tangga, ada sebuah gerbang yang dihiasi dengan tanaman lucu yaitu dexois dan sinios. Tanaman ini selalu mengikuti arah pandangan kita. Dexois akan selalu terlihat di sebelah kanan, dan sinios di sebelah kiri. Bentuk mereka menyerupai tulip namun bagian kelopak bawahnya mekar mirip dengan teratai. Warna mereka tidak pernah berubah, tidak bisa berubah dan tidak akan pernah berubah. Cukup unik. Warna Dexois adalah hijau dengan merah muda di kelopak bagian bawahnya. Kalau Sinios sebaliknya.

Di depan gerbang itu ada ucapan selamat datang yang bertuliskan 'Seluruh kebahagiaan bertemu di sini. Jangan lelah tersenyum, karena cahaya selalu menyertaimu.'

Dan entah kenapa setiap orang yang melewati dan membaca tulisan itu selalu tersenyum setelahnya.

Liana beserta yang lainnya dapat melihat hiruk pikuk pengunjung festival tersebut. Meskipun sangat ramai, namun pengunjung tetap kondusif dan tidak berdesak-desakan. Apalagi banyak anak kecil di sana.

Berbagai macam jenis jajanan menggugah selere disediakan oleh banyak stan. Stan makanan di sana menyediakan beberapa tempat duduk juga bagi pembeli.

'Aku mau cari ayam bakar madu. Lalu daging beruang saus kacang. BUAHAHA untung saja aku banyak bawa uang tadi,' batin Lyosha diiringi senyum nistanya.

Semua pengunjung festival memakai baju yang bagus dan mewah. Banyak sekali pertunjukkan yang diselenggarakan, mulai dari drama kolosal, orkestra musik, sirkus, dan tentunya ice skating karena festival diadakan saat musim salju masih berlangsung.

Karena asyik mengamati acara kesukaan sendiri-sendiri. Tanpa sadar mereka terpisah satu sama lain. Lyosha bersama dengan Alwhin, Lysander bersama Nenek Louvinna dan Tuan Hurrold, sedangkan Liana bersama Alphonso.

Liana dan Alphonso punya acara kesukaan yang sama, yaitu orkestra musik. Orkestra musik yang Liana dan alwhin kunjungi menyajikan pertunjukkan musik yang diiringi pencahayaan mirip aurora borealis. Musiknya pun tenang dan menyejukkan hati. Nama orkestra ini adalah La Prouda Melodys.

Sebenarnya Alwhin mendatangi acara ini karena ia ingin punya momen berdua bersama Liana. Liana dan Alwhin cukup dekat, sebenarnya Alwhin menyimpan rasa pada Liana. Namun sampai sekarang ia masih belum bisa mengungkapkannya, karena takut Liana akan membencinya. Alwhin tahu kalau Liana menganggap dirinya sebagai sahabatnya. Dan kalau Alwhin mengungkapkan perasaannya, ia bisa merusak persahabatannya dengan Liana selama ini.

"Liana, kau suka pertunjukkan ini?" tanya Alwhin, ia menatap Liana yang sedang tersenyum riang.

"Iya Alwhin, pertunjukkan ini sangat menakjubkan. Suasana di sini juga sangat sejuk. Aku jadi merasa terhanyut dalam pertunjukkan ini," jawab Liana seraya menoleh ke arah Alwhin.

"...."

"Alwhin?!" pekik Liana. Ia terkejut melihat Alwhin tersungkur di tanah. Alwhin tiba-tiba pingsan tanpa ada sebab.

Liana hendak meminta tolong pada orang di sekelilingnya. Namun ia terperanjat melihat seluruh orang di sekitarnya telah sempoyongan dan pingsan. Kenapa semua orang tiba-tiba pingsan?

Liana hendak menghubungi yang lainnya lewat holo faks, namun holo faksnya hilang, begitu pula dengan milik Alwhin.

Apa ini perbuatan Isaura? Tidak, untuk apa Isaura melakukan itu. Lagipula Isaura tadi sedang dalam gendongan Nenek Louvinna. Liana mendorong kursi roda Alwhin, membawa Alwhin menjauh dari sana. Kebetulan acara La Prouda Melodys punya lahan tersendiri yang terpisah dengan tempat pusat festival tersebut.

Liana bingung dan bertanya-tanya dalam benaknya. Siapa gerangan orang yang melakukan ini semua? apa tujuannya? tapi yang pasti ini semua bukan untuk niatan yang baik.