Happy reading,
Maaf typo bertebaran dimana-mana.
Leonard pov,
Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan terdengar dari senjata yang kupegang. Beretta 92 nama sebuah pistol tercanggih yang kini berada ditanganku. Yap! Tepat sasaran..aku tersenyum puas melihat hasilnya.
" Bravo! Good!! " Terdengar Suara dari arah belakangku sambil bertepuk tangan. Sontak aku menoleh kearah suara tersebut dan memicingkan mata dan tersenyum kecil.
" Sejak kapan disini? " Tanyaku heran sambil menyerahkan senjata yang kupegang kepada pelatih pribadiku.
" Hm.. mungkin saat kau mulai menembak. " Jawab Louis santai.
" Ada hal yang membuatmu mencariku princess?" Tanyaku sambil menghampirinya.
" Masih lama? " Tanya Louis datar.
Aku mengerutkan keningku heran. Aku tahu pasti ada yang ingin ditanyakan, Louise terlihat dingin tidak seperti sikapnya yang biasa.
" Setengah jam lagi aku selesai " sahutku sambil mengusap dahiku yang berkeringat oleh peluhku dengan handuk kecil.
" Aku tunggu di cafe yang ada di club ini.. " ucapnya sambil beranjak pergi meninggalkanku yang dilanda kebingungan.
Aku hanya mengangguk lalu kembali ke tempat aku semula berdiri untuk melanjutkan latihan menembak.
***
Di cafe..
Saat kedua kakiku melangkah memasuki cafe, mataku mulai mengedarkan pandangan ke segala penjuru cafe.
Yap! Itu dia.. Akhirnya ketemu juga sosok mungil nan cantik yang aku cari. Langsung saja aku menghampirinya sambil tersenyum kepadanya, ketika kedua mataku bertubrukkan dengan kedua bola mata indahnya.
" Hai, sayang.. " sapaku, sambil mencium kening nya ketika aku sudah berada di hadapannya.
" Sudah selesai? " Tanya Louis datar. Aku menjawab dengan anggukkan kepala.
Aku memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minuman, karena perutku lapar minta di isi. Setelah memesan dan pelayan itu pergi.
" Kenapa kakak tidak menceritakan padaku apa pekerjaan daddy? " Tanya Louis langsung dengan wajah dinginnya.
" Hm.. sepertinya kamu sudah tahu, untuk apa masih bertanya? " Ucapku santai.
" Kakak!! come on.. kenapa kakak menyembunyikan hal itu? Kenapa kakak memilih bergabung dengan daddy? Jelas-jelas itu sangat berbahaya! " Protes Louis kesal.
" Bukan menyembunyikan tapi lebih tepatnya belum waktunya. Dan sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat " jawabku tenang.
Tak lama salah satu pelayan mengantarkan pesananku. Sehingga pembicaraan kami pun terhenti.
" Aku sangat lapar.. " seruku sambil mulai memakan makanan yang di pesannya.
" Apa alasan kakak bergabung di organisasi? " Tanya Louis penasaran.
Aku tidak menjawab, karena sibuk menikmati makanannya. Membuat Louis gemes sendiri karena diabaikan.
" Kak! " Rengek Louis.
Aku mengerutkan dahinya sambil menatap Louis intens.
" Apa??! " Seruku
" Ihh.. dari tadi aku ngomong ngga didengerin " celetuk Louis sambil memutar kedua bola matanya.
" Bukankah kita dilatih dari kecil oleh daddy dengan sangat keras? Tujuannya untuk bergabung bersama daddy kan " seruku datar.
" Dimanfaatkan begitu? " Tanya louis terkejut.
" Tidak! Semua keputusan ada di tangan kamu.. apa daddy pernah memaksamu?" Tanyaku tegas. Louis hanya menggelengkan kepalanya.
" Lalu... apa yang membuatmu ragu? " Tanyaku lagi.
" Hm.. entahlah! " Celetuk Louis sambil mengedikkan bahu nya.
" Kak! " Panggil Louis lagi.
" Hm " gumamku sambil melanjutkan makannya.
" Kakak dan Livi pergi kemana malam itu? Saat pesta ultahku? " Tanya Louis penasaran.
" Uhuk.. uhuk.. " Aku tersedak mendengar pertanyaan louis, kemudian langsung mengambil air minum yang berada di dekatku.
" Kamu tidak ada jadwal les hari ini? " Tanyaku mengalihkan arah pembicaraan dan berusaha setenang mungkin.
Louis menyipitkan matanya dan menatap diriku dengan curiga, karena ia melihat diriku terkejut serta berusaha mengalihkan pembicaraan. akupun merasa jengah melihat Louis terus mengamatiku.
" Jangan mengalihkan pembicaraan kita kak! " Seru Louis dingin.
" Hm.. baiklah.. hanya ke suatu tempat" jawabku sekenanya.
" Suatu tempat ya.. " gumam Louis pelan. aku hanya menganggukkan kepalaku pelan. tiba - tiba Louis mendapatkan ide,
" Hm.. cukup sampai disini! Aku harus segera pergi!" Seru Louis sambil bangkit dari kursi,
Cup!
mencium pipiku dan pergi meninggalkan diriku yang melongo sendirian.
" huh.. ditinggal sendirian lagi " desahku dengan pasrah,
Leonard pov end.
***
Hari itu Louise memutuskan menemui Livia berharap menemukan jawaban yang ia cari.
Di club berkuda Louis menemui Livi yang saat itu sedang berlatih.
" Livi!! " Panggil Louis dari luar pembatas.
Livi menoleh ke arah suara yang memanggil nya. Ia pun langsung turun dari kuda kesayangannya, menyerahkan kudanya ke pelatihnya lalu menghampiri Louis.
" Ada apa Lou? " Tanya Livi sambil menyeka keringatnya.
" Cepat ganti bajumu.. aku tunggu di cafe club!" Perintah Louis seenaknya.
Tidak banyak basa-basi lagi Louis meninggalkan livi dengan santai. Livia hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Louis, lalu Ia pun langsung menuju ruang ganti pribadinya.
Di cafe club berkuda..
" Sebenarnya ada apa mencariku? " Tanya Livi langsung ketika duduk di kursi yang berada di hadapan Louis.
" Kenapa kamu setuju bergabung di organisasi milik daddy? " Tanya Louis ke intinya.
" Hm.. sepertinya daddy sudah memberitahukan semuanya " jawab Livi sambil memanggil pelayan untuk memesan makanan.
" Ya.. daddy kasih tahu semua tapi, apa alasan kamu mau bergabung? " Seru Louis penasaran.
" Aku ingin membalas budi! Daddy sudah mengurus kita dan memberikan semua fasilitas yang kita butuhkan, daddy menyayangi kita tanpa pilih kasih! Apa salahnya sekali-kali menyenangkan hatinya." Seru Livia santai.
" Ada yang bisa dibantu? " Tanya seorang pelayan sopan.
" Boleh lihat buku menunya? " Tanya Livi, Pelayan itu dengan cepat memberikan yang diminta Livi.
" Spaghetti saus krim 1, orange jus 1, kamu mau pesen apa Louis? " Tanya Livi sambil menatap Louis.
" Beef steak 1, orange jus 1" jawab Louis ke arah pelayan.
Pelayan tersebut langsung mencatat dan mengulang pesanan Livi dan Louis.
" Apa ada lagi? " Tanya pelayan itu ramah.
" Tidak.. itu saja " Sahut Livi cepat.
" Baiklah.. silahkan menunggu sebentar " sahut pelayan itu sambil tersenyum.
Dan hanya dijawab anggukkan kepala oleh Louis. Lalu pelayan tersebut pergi meninggalkan meja mereka.
" Tidak salah bila kamu ingin menyenangkan hati daddy, Aku tahu daddy mendidik kita sangat keras, menjadikan kita untuk tidak takut apapun tapi entahlah.. sepertinya aku tidak tertarik untuk bergabung." Sahut Louis datar.
" Kamu takut? " Tanya Livi menyeringai.
" Awalnya mungkin shock Liv, tapi aku tidak takut hanya belum siap " jawab Louis cuek.
" Aku kira.. "
"Jangan meremehkan aku Liv!! Kamu boleh unggul di sekolah tapi tidak di luar sekolah! " Celetuk Louis sambil cemberut.
" Hm.. Baiklah! Kelihatannya kau benar nona muda! " Goda Livia.
" Huh! Kalau aku nona muda lantas kau apa? " Tanya Louis sambil tersenyum sinis.
Livi mendengus kasar sambil memalingkan wajahnya. Louis terkekeh geli melihat tingkah Livia.
" Lihat dulu lawanmu nona! " Seru Louis tersenyum penuh kemenangan.
" Ya.. ya.. ya.. " jawab Livi sambil mempoutkan bibirnya.
Tak lama pesanan mereka datang dan mereka mulai menikmati makanannya.
" Dimana kalian berdua saat pesta ultahku tengah berlangsung? " Tanya Louis membuka obrolan disela-sela makannya.
" Uhuk.. uhuk.. " Livia terbatuk mendengar pertanyaan louis.
" Maksudmu? " Tanya Livi pura-pura tidak mengerti, sambil menetralkan hatinya.
" Oh.. come on Livi! Aku tidak perlu mengulang pertanyaanku " seru Louis gemas.
" Ng.. hm.. ke suatu tempat! " Jawab Livi sekenanya.
" Benarkah? Kemana? " Tanya Louis sambil menaikkan salah satu alisnya.
" Ng.. misi.. menjalankan misi! Ya begitulah.. " jawab Livi gugup.
" Misi apa yang sedang kau jalankan? " Tanya Louis menyelidik.
" Aku.. ng.. aku tidak bisa memberitahukan kepadamu " ucap Livi semakin gelisah.
" Sepertinya kamu menyembunyikan sesuatu! Ya, sudahlah.. Aku akan mencari tahu sendiri jawabannya " seru Louis dengan menatap Livi tajam.
" glek " Livia tercekat mendengar perkataan louis.
Apa yang Leo dan Livi sembunyikan dariku?? Aku harus mencari jawabannya sendiri! " Ucap Louis dalam hati.
Setelah itu, Louis kembali ke rumah kediaman keluarga Hansel sendirian karena Livia masih harus menyelesaikan latihannya. Langsung menuju ke kamarnya dan memikirkan berbagai cara agar ia mengetahui rahasia apa yang Leo dan Livi sembunyikan darinya.
Akankah louisa bergabung dalam organisasi? Dapatkan ia mencari tahu rahasia yang disembunyikan Leo dan Livi?