Happy reading,
Maaf typo bertebaran dimana-mana.
Livia pov,
Sejak usiaku 7 tahun, Aku dan Louis diadopsi oleh keluarga Hansel. Aku dan Louis sama-sama berasal dari sebuah panti asuhan yang bernama Robert House.
Beberapa bulan lalu, tepatnya 6 bulan lalu aku baru saja berumur 17 tahun. Tepat dimalam itu, Leo menyatakan perasaannya kepadaku.
Sungguh rasanya tidak pernah terbayangkan olehku, kalau Leo memiliki perasaan yang sama denganku.
Ya, aku jatuh cinta kepada kakakku sendiri.
Aku tahu aku salah dan hal itu adalah hal yang mustahil. Aku dan Leo sepakat menyembunyikan hubungan kami dari Daddy maupun Louis.
" Maafkan aku Dad! Aku hanya tidak sanggup bila harus mengakhiri hubungan kami yang masih seumur jagung. " Gumam ku dalam hati.
Aku merasa Louis mulai sedikit curiga padaku dan Leo. Ia benar-benar sangat pintar, bisa melihat ada sesuatu yang diantara kami. Bukan kemauan ku untuk membohonginya.
Tidak ada rasa iri di hatiku, terhadap Louis karena sungguh aku sangat menyayangi Louis melebihi diriku sendiri. Kalau bukan karenanya aku tidak mungkin berada di sini, di keluarga Hansel dan mungkin tidak dapat mengenal Leo cinta pertamaku.
Aku terpaksa menutupi hubungan kami dari Louis karena aku tahu, ia adalah anak kesayangan Dad. Bukan.. Bukan berarti dad tidak sayang kepada kami tapi Louis memang spesial dimata Dad, semua yang dilakukannya selalu membanggakan hati Dad.
Di sini aku merenung, di dalam kamarku. Memikirkan pertemuanku dengan Louis tadi siang di club.
" Huft! Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya? " Gumamku pada diri sendiri.
Cup!
Sebuah ciuman mendarat di keningku. Membuatku terkejut dan membuyarkan lamunan ku.
" Memikirkan apa, ehm? " Tanya Leo tiba-tiba sudah berada di kamarku dan duduk disampingku.
" Hah!? Ti.. tidak ada " sahutku sedikit gugup.
" Tidak merindukanku, eh? " Goda Leo sambil menyenderkan kepalanya di bahu ku.
" Tidak! " Jawabku cepat sambil mengalihkan pandanganku agar Leo tidak melihat wajahku yang mulai memerah.
" Benarkah?! Tapi pipimu merona sayang. " Seru Leo sambil menunjuk pipiku yang blushing.
" Leo.. ng.. tadi siang Louis mencariku di club berkuda " ungkapku mengalihkan pembicaraan.
" Lalu? " Tanya Leo mengkerutkan dahinya.
" Ia bertanya malam itu kita kemana? Apakah ia mulai curiga? " Tanyaku khawatir.
" Hm.. Sepertinya begitu.. dia memang adikku yang pintar, sangat jeli! Itulah sebabnya daddy berharap banyak padanya " seru Leo sambil tersenyum tipis.
" Tapi.. ia mengatakan padaku, bahwa ia tidak ingin bergabung di organisasi milik daddy " sambung ku.
" Kita lihat saja nanti! Ayo.. ke bawah! Daddy pasti sudah menunggu di meja makan" ajak Leo kepadaku.
Sebelum meninggalkan kamarku, Leo mengecup singkat bibirku, membuatku mematung seketika. Ada sengatan listrik yang membuat pipiku kembali merona.
Livia pov end.
***
Suasana di meja makan, hanya suara dentingan sedok dan garpu yang beradu dengan piring. Tidak ada obrolan serius diatara kami semua. Setelah selesai..
" Louis! Daddy ingin berbicara denganmu! Daddy tunggu diruang kerja sekarang! " Perintah daddy tegas.
" Ya, Dad! " Jawab Louis singkat. Sambil mengikuti daddy menuju ruang kerjanya.
Diruang kerja daddy...
" Louis! Sudah memikirkan tawaran daddy?" Tanya daddy tanpa basa-basi.
" Sudah Dad! " Jawab Louis datar.
" Lalu.. apa jawabanmu, nak ?" Tanya Daddy lembut.
" Maaf Dad! Aku tidak berminat untuk bergabung Dad! " Sahut Louis pelan.
" Tidak mencoba untuk memikirkannya lagi? " Tawar Daddy. Louis hanya menggelengkan kepalanya sebagai penolakannya.
" Huft! " Daddy hanya menghela nafas sambil memijat pelipisnya tanda dirinya sedang berpikir keras.
" Daddy sangat berharap padamu " ungkap Daddy pelan.
" Maaf Dad! Sudah mengecewakanmu " jawab Louis merasa bersalah.
" Baiklah! Bila kau berubah pikiran, temui dan cari Daddy ya.. " seru Daddy melemah. Louis hanya menganggukkan kepalanya.
" Kau boleh kembali ke kamarmu " ucap daddy tenang, berusaha menutupi rasa kecewanya.
Louis bangun dari kursinya dan menghampiri Daddy mencium pipi Daddy sambil berbisik,
" Aku menyayangimu Dad! Maaf sudah mengecewakanmu " lalu ia pergi meninggalkan ruang kerja Daddynya.
***
Sementara itu di pinggir kolam renang,
" Ada apa sayang? Sejak tadi kamu melamun terus " tanya Leo sambil memeluk Livi dari belakang.
Tangannya melingkar posesif di perut Livia.
" Aku kepikiran tentang Louis " sahut Livi sambil menghela nafasnya.
" Sudahlah.. Louis sudah besar, ia sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk! Bagaimana misi pertamamu? " Seru Leo bijak.
" Hm.. sedikit tidak yakin, tapi aku harus segera menyelesaikannya." sahut Livi ragu.
"Jangan ragu! Kamu tidak sendiri, banyak yang membantumu di team, aku juga siap kapanpun kamu butuhkan " ungkap Leo tulus.
" Terima kasih sayang " jawab Livi sambil membalikkan badannya menghadap ke arah Leo.
1 detik
2 detik
3 detik
Ciuman lembut mendarat di bibir Livia, menghantarkan sengatan listrik dalam tubuhnya, Leo melumat lembut perlahan bibir Livia, namun semakin lama temponya semakin cepat, menuntut lebih serta menciptakan suhu panas diantara keduanya.
Livi mengalungkan kedua tangannya di leher Leo. Menikmati ciuman panas mereka. Suara decapan dan desahan pelan terdengar mengalun di bibir mereka, hingga akhirnya terhenti karena mereka hampir kehilangan oksigen.
" Sudah malam.. istirahatlah! Besok kita harus " ucap Leo sambil menggenggam tangan livia lembut. Livia hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah itu Leo mengantarkan Livia ke kamarnya. Tidak lupa ia mengecup singkat pipi Livia dan berkata " good night my princess! " Sambil tersenyum manis.
" Good night! " Sahut Livia sambil masuk ke dalam kamar.
Kemudian Leo menuju kamar adik kesayangannya.
Tok.. tok.. tok..
" Masuk! " Terdengar suara dari dalam kamar.
" Hai! " Sapa Leo sambil masuk ke kamar louis.
" Hai kak! Ada apa?" Tanya Louis tanpa basa-basi.
" Hanya ingin melihatmu.." jawab Leo sekenanya. Sambil duduk di kasur king size milik Louis.
" Kak! Aku sudah menolak tawaran Daddy! " Seru Louis pelan.
" Lantas? " Tanya Leo heran.
" Aku sudah mengecewakan Daddy, Kak! " Ucap Louis sedih.
" Kamu menyesal? " Tanya Leo penuh selidik.
" Tidak! Hanya kepikiran Daddy " sahut Louis murung.
" Daddy pasti mengerti! Apa alasanmu menolak tawaran Daddy? " Tanya Leo penasaran.
" Belum siap bila harus membunuh! " Sahut Louis frontal.
" Ha.. ha.. ha.. kamu pikir kita pembunuh bayaran?!" Leo tertawa geli sambil memegang perutnya.
" Kak! Kau sangat menyebalkan! " Celetuk Louis sambil memukul bahu Leo dengan keras.
" Ops.. slow down baby! Tidak semua misi seperti itu, terkadang hanya mengumpulkan info untuk klien saja atau hanya mengawasi seseorang. Kau terlalu banyak nonton film!" Seru Leo.
" O.. " Louis hanya mengangguk-angguk kepalanya.
" Sudah malam.. tidurlah! " Perintah Leo tegas.
" Hm "
" Good night baby! " Seru Leo sambil mengacak-acak rambut Louis.
" Huft!! Night! " Jawab Louis sambil cemberut. Leo hanya tersenyum melihat Louis lalu meninggalkan kamar Louis dan menuju kamarnya sendiri.
" Gimana nanti ajalah.. bingung!" Gumam Louis sebelum kegelapan merenggut nya.
Apa yang membuat Louis bimbang??
Bagaimana reaksi Louis bila mengetahui hubungan Leo dan Livia??
Jangan lupa selalu tinggalkan comment dan vote nya yaa..
Biar semangat terus nie..
Di tunggu ya..