Chereads / My promise / Chapter 9 - chapter 8

Chapter 9 - chapter 8

Happy reading,

Flash back on,

" Hallo! " Sahut Joe Hansel sambil menggenggam ponselnya, dia duduk perlahan di sofa yang berada diruang kerjanya.

"Baik! Saya segera kesana" jawab nya cepat sambil beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Saat di depan lift, Joe bertemu dengan Max orang kepercayaannya.

" Tuan! " sapa Max hormat.

" Max! Aku keluar sebentar, handle semua pekerjaanku!" Perintah Joe tegas.

" Baik tuan! Apa perlu saya antar Tuan?" Tawar Max sopan.

" Tidak! " Jawab Joe tegas sambil memasuki lift meninggalkan Max dengan tergesa-gesa.

***

Di sebuah restoran japanese, tepatnya ruang VIP.

" Lama tidak bertemu Tuan Hansel? " Sapa seorang pria seumuran dengan daddy Joe.

Terlihat senyum sinis mengembang di wajahnya. Setelah Joe masuk kedalam ruangan tersebut dan langsung duduk di sofa yang berada tepat dihadapan pria itu.

" Apa tujuanmu memintaku kemari?! " Tanya Joe tanpa basa-basi.

Pria itu tertawa mendengar perkataan Joe yang to the point. Seketika raut wajahnya mendadak datar dan tatapannya berubah menjadi dingin. Masih tersisa ketampanannya di usia senja, rahangnya yang kokoh menggambarkan ketegasan.

Tatapannya menatap tajam ke arah Joe, ada sebuah kemarahan yang memuncak disana, Ia menyeringai.

" Tentu kau tahu maksudku! Sampai kapanpun aku akan membuat hidupmu tidak tenang !" Sahut pria itu tajam.

" Semuanya sudah berlalu Dylan.. dia sudah pergi dengan tenang! Bukankah kau tahu permintaan terakhir nya?!" Seru Joe sambil memejamkan matanya menahan gejolak kerinduan dihatinya.

" Dia memang sudah tenang disana tapi hatiku belum tenang Joe! Kau harus membayar rasa sakit yang aku rasakan selama ini!!!" Teriak Dylan sambil mengeluarkan pistol dengan peredam suara dari balik jasnya.

Pria bernama Dylan itu mengarahkan pistol miliknya ke arah Joe.

" Lakukanlah bila itu bisa membuatmu senang! " Sahut Joe dengan tenang dan pasrah.

Ada perasaan bersalah yang teramat sangat besar yang terus dia rasakan, apabila mengingat bahwa dia pernah menyakiti sahabat terbaiknya itu dan dia yakin pilihannya kali ini adalah yang terbaik. sehingga ia memutuskan tidak melawan atau menghindar saat Dylan menodongkan pistolnya.

" Ho.. ho.. ada apa Joe?! Kau takut??" Tanya Dylan sambil menyeringai sinis.

" Takut?! Apakah aku terlihat seperti yang kau bilang?? Justru aku senang sebentar lagi aku menyusulnya.. " Jawab Joe santai.

" Brengsek!! Fuck!!! " Teriak Dylan sangat geram.

Dor!

Dor!

Dor!

3 buah peluru melesat dengan cepat menghantam tubuh Joe di beberapa titik vital, seketika Joe ambruk terjatuh dari sofa yang ia tempati. Kegelapan perlahan - lahan mulai menyelimuti dirinya.

" Tunggu aku sayang.. kita akan bertemu lagi! uhuk.. uhhuk.. " bisik Joe sebelum menutup matanya, senyum samar tersemat diwajahnya yang telah memucat.

" Cihh! tidurlah dengan tenang Joe.. " celetuk Dylan sambil tertawa puas, kemudian dia beranjak pergi meninggalkan Joe mantan sahabatnya terkapar dilantai restoran tersebut.

Ia kembali menyembunyikan pistol miliknya dibalik jas yang dikenakan olehnya.

Setelah kepergian Dylan, tak beberapa lama Joe ditemukan oleh pelayan restoran yang akan membersihkan ruangan tersebut. Pelayan tersebut langsung melapor ke atasannya lalu, tidak lama ambulance datang membawa Tuan Joe yang sekarat ke rumah sakit.

Flash back off

***

Sementara itu, disebuah rumah yang lebih terlihat seperti istana.

Tok.. tok.. tok..

" Mom ! Mommy ! " Panggil pemuda itu dari balik pintu.

" Masuk! " Terdengar suara dari dalam ruangan.

Pemuda itu masuk dan langsung menghampiri ibunya tercinta yang duduk diatas ranjang king size miliknya. Dengan perasaan khawatir ia menggenggam erat tangan wanita paruh baya itu,

" Apa yang terjadi Mom?? " Tanya pemuda itu, terlihat jelas kecemasan diwajah nya.

" Tidak terjadi apa-apa sayang.. kenapa jam segini kau sudah pulang? Boloskah?! " Tanya wanita itu sambil tersenyum tulus penuh kasih.

" Aku izin! Aku ingin cepat pulang karena menghawatirkanmu, Mom " jawab pemuda itu sendu sambil memeluk tubuh lemah ibunya.

" Mom baik-baik saja nak! Kau terlalu berlebihan! Dasar manja! " Celetuk wanita itu sambil tersenyum geli melihat putranya memeluk dirinya.

" Tadi aku dengar Mom jatuh pingsan di taman belakang! Aku sangat takut! Jangan seperti ini lagi, Mom! " ucap pemuda tampan itu merajuk di pelukan ibunya.

" Mom hanya kecapaian nak, kau sudah besar! Bagaimana kalau kekasihmu cemburu melihatmu seperti ini " goda ibunya.

" Aku tidak peduli! Lagian aku tidak punya kekasih Mom! " bantah pemuda itu santai.

" Benarkah??! Tidak ada satu pun gadis yang jatuh hati kepada puteraku?? " tanya wanita tua itu heran sambil mengusap pelan puncak kepala puteranya.

" Aku yang tidak tertarik! Belum ada gadis yang cantiknya melebihi mu, Mom.. " jawab pemuda itu.

" Ooh.. ayolah Nak.. " rayu ibunya.

" Sudahlah! Aku tidak ingin membahasnya.. melihatmu sehat adalah kebahagiaanku Mom! " Sahut pemuda itu sambil mencium pipi ibunya dengan penuh kasih.

" jika kau telah memiliki kekasih, kau harus mengenalkannya kepada Mommy " seru wanita paruh baya itu. Dan hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh pemuda tampan tersebut agar bisa menenangkan hati ibunya.

Semenjak dia berada ditengah keluarga itu, dia bersumpah akan membahagiakan ibunya yang telah merawat, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. Ada kekecewaan terbesit dihatinya ketika menyadari bahwa keluarga itu tidak seharmonis kelihatannya.

Semua orang pasti mengira bahwa Daddy dan Mommynya saling mencintai namun semua itu hanyalah topeng belaka. Ia kecewa kepada pria yang ia anggap sebagai Daddy, rupanya pria itu tidak mencintai Mommynya.

Pernikahan itu terjadi karena perjodohan dan dengan senang hati wanita yang ia sebut Mommy itu rela cintanya bertepuk sebelah tangan asal bisa terus disisi Daddynya yang terkesan dingin dan tidak menganggap keberadaannya.

Ia juga tahu bahwa hati Daddynya telah terpaut kepada seorang wanita dan nama wanita itu akan selalu terukir direlung hati Daddynya yang terdalam. Mantan tunangannya yang memilih meninggalkannya karena jatuh cinta kepada pria yang notabene nya adalah sahabat Daddy sendiri.

Kecewa dan dendam menjadikan Daddynya dingin tak tersentuh membuat ia sebagai anak harus terus melindungi dan membahagiakan Mommynya.

Terkadang hatinya sakit mendengar tangisan kecil Mommynya, jantungnya terasa diremas melihat wanita yang menyayanginya tersiksa setiap malam bila Daddy tidak pulang, atau saat hadir dirumah tetapi kata-kata tajam dari pria itu terus menghujam hati wanita lemah dan rapuh seperti Mommynya.

Kata-kata yang menohok jantungnya, ketika mendengar dan melihat langsung bagaimana daddynya mencecar makian pedas kepada wanita itu. Membuat dia selalu siaga waspada menjadi tameng ibunya. Selalu berada di depan menghadapi kebencian sang ayah yang dilampiaskan kepada ibu tercintanya.

" Aku akan selalu menjagamu Mom " gumam pemuda itu di dalam hatinya. Dia hanya bisa berharap ada Daddynya bisa mencintai Mommy seperti pasangan lainnya.

Akankah perbuatan Dylan terungkap?

Siapakah pemuda itu?

Mampukah dia melindungi ibu yang merawat dan membesarkan nya dengan penuh kasih sayang?

ditunggu terus jejaknya ya.. Maaf jika ada typo bertebaran