Prang!! Cring!! Ce Tang..!!! Ting...!!!
"Pangeran Garry Hyu, menyerah saja. Kau tidak akan bisa mengalahkanku", tersenyum sinis.
Criiiiiingggg..... sett Tang Tang Tang!!!
"Kau seorang putri yang sangat berisik! Lebih berisik daripada bunyi hunusan pedang, Aku tidak sudi menikah dengan putri yang buruk rupa sepertimu!", mata melotot.
Praangg! Crassshhh!!
"Terlambat untuk mengatakan semua itu, Kau sudah mencintaiku, bukan? ha ha", seringai.
emmm... Nyam Nyamnhh...
"Dasar anak kurang ajar! Jam berapa ini, Kau masih ingin tidur, hah?! Jika Kau bisanya hanya tidur, lebih baik Aku membuangmu ke tempat sampah sedari dulu!!", Ibu tiri marah besar.
"Pangeran.... emh", tertidur pulas.
"PANGERAN KATAMUUUU!!!!", menyiram air segayung-gayungnya.
Gabyuuuurrrr.....!! Duakk!!!
Habberrr Mimpiku yang indah telah sirna, seperti di cerita dongeng Sinderela ibu tiri memanglah jahat.
Namaku Jia Annalee, umurku 23 tahun cukup dewasa bukan untuk seorang wanita pemimpi. Aku tinggal bersama Ayahku, Royen Hascky. Namun, setelah ibuku meninggal dunia Ayahku menikah lagi dengan Ibu tiriku yang bernama Sherly Mey dan mereka mempunyai anak di tahun kedua pernikahan mereka. Fan Hascky itulah nama adik tiriku yang sekarang berumur 7 tahun.
Entah mengapa yang namanya adik tiri walaupun aku yang merawat dan mendidiknya tetap saja Dia tidak ada nurut- urutnya Mungkin karena Ibu tiriku sangat memanjakannya, Dia jadi sangat nakal dan jahil. Aku selalu dikerjainya mati-matian.
Selain itu, kesibukanku? Aku adalah orang yang sangat sibuk! Di pagi hari, tepatnya jam 5 pagi Aku harus bangun untuk memasak, mencuci, bersih-bersih rumah lalu mengantar Fan ke sekolah. Setelah itu di jam 8 pagi, Aku bekerja di sebuah toko kecil bernama ArcaMart, kadang pulang sore terkadang juga pulang malam. Saat sudah sampai di rumah, pekerjaan rumah juga sudah menggunung. Belum sampai di situ, Fan terkadang tidak bisa tidur jadi Aku harus membacakan dongeng untuknya. Hanya seperti itulah keseharianku.
Semenjak Ayah bekerja di luar negeri, Aku merasa sangat tersiksa. Aku lelah, dengan pekerjaan yang tiada habisnya, dengan kenakalan Fan juga dengan omelan Ibu tiriku setiap hari. Aku ingin bebas seperti burung di langit. Mereka bisa terbang lepas kemampuan yang mereka inginkan. Tidak ada yang menyia-nyiakan hidup sepertiku.
"Hei lihat, ada artis! Itu dengan mobilnya yang sangat mewah!", ramai-ramai.
Ada apa, sih? Ramai sekali. Oh, ternyata ada artis yang ... !! cantiknya... cantik sekali. Dia turun dari mobil mewah dengan anggunnya seperti putri raja yang turun dari kereta kuda yang indah. Sepertinya kehidupannya sangat mewah dan bergelimang harta. Siapa lagi itu? Wow! Tampan sekali!! Seperti seorang pangeran yang selalu hadir di mimpiku!!
Hah... Apa-apaan, sih Aku ini. Sudahlah! lebih baik Aku berhenti berkhayal dan pulang. Lelah sekali hari ini banyak pengunjung yang datang. Aku sampai tidak sempat minum, haus.
Huuu huu...
"Fan kenapa Kamu menangis di sini?", tanyaku pada Fan.
"Itu, layanganku tersangkut di pohon", jawab Fan menunjuk ke atas pohon.
"Ya ampun tinggi sekali. Sudahlah, besok akan kakak belikan lagi yang baru, sekarang sudah sore. Ayo kita pulang bersama", ajakku pada Fan.
"Tidak mau! Aku tidak mau yang baru! Aku ingin yang itu! Kakak harus ambilkan layang-layangku, hueee...!!!", jeritan tangisan Fan semakin nyaring di telinga. Bisa-bisa Ibu tiriku akan memarahiku kalau Fan sampai nanti tidak berhenti menangis juga.
"Baiklah baik kakak ambilkan tapi Dan harus berhenti menangis, oke!", Aku terpaksa harus memanjat pohon ini. Sial betul.
Adik tiriku memang sangat nakal, Dia selalu mengerjaiku, Dia juga tak pernah diam! Oh Tuhan bagaimana bisa Layangan tersangkut di pohon setinggi ini!!! Jika Aku jatuh di bawah banyak sekali buangan pecahan kaca para tetangga, kalau mati pasti akan jadi hantu gentayangan.
Sebentar saja Aku mohon, ingin rasanya Aku merasakan bagaimana kebahagiaan seorang putri raja. Ah! itu memang pikiran yang bodoh. Setidaknya Aku bisa berkhayal bebas di dunia ini tanpa ada orang yang tahu. Kalau orang-orang sampai tahu tentu mereka akan menertawakan diriku.
Huahhh!! Aaaacchh!! BRUUUAAAKKK!!!
"Tuan Putri Wisha! Tidak! Ku mohon Tuhanku Yang Maha Agung! Jangan ambil Tuan Putri! Hamba siap menggantikan nyawanya, kumohon!", menangis terisak-isak.
Hee? Tuan Putri katanya? Aku di mana ini? Kenapa perih semua tubuhku? Astaga! Lenganku pecahan kaca semua? Oh ini di surga, ya? Baguslah Aku masuk ke surga, sudah ada pelayan saja yang memanggilku dengan sebutan Tuan Putri.
"Bagaimana keadaannya?!"
"Pangeran Garry Hyu seluruh tubuh Tuan Putri Wisha bercucuran darah, Aku sangat takut Pangeran!", mencium tanganku.
"Putri Wisha ku tercinta, Aku pasti akan menyelamatkanmu, tunggulah di sini. Sebentar lagi peperangan ini akan segera berakhir! Aku berjanji padamu Kita akan selalu hidup bersama!" merintih.
Ya-Iya terserah, Aku juga cinta padamu. Sakit semua ini tahu!! Hueee.....
"Tuan Putri Wisha! Maafkan Saya, tetapi Saya harus membawa Tuan Putri pergi dari kerajaan ini", kata seorang pelayan berlumuran darah.
"Benar Bibi Cesee! di sini sangat tidak aman! Pangeran sedang dalam pertempuran. Apalagi kondisi Tuan Putri juga seperti ini. Kita harus segera mencarikan Tuan Putri dokter sesegera mungkin", sahut seorang pengawal dengan luka di dahinya.
Criipp... Criipp...
"Di mana? Aduh perih! Sakit!", kataku meringis kesakitan.
"Tuan Putri Wisha Anda sudah sadar, syukurlah Tuan Putri", huuu seorang wanita paruh baya menangis di sampingku yang terbaring kesakitan.
Seluruh tubuhku terbalut perban, sepertinya aku benar-benar terjatuh di tempat pembuangan pecahan kaca saat mengambil layang-layang milik Fan. Tapi, ini di mana? Kenapa ruangannya seperti ini? Siapa bibi-bibi yang menangis ini? Aduh, sakit sekali.
"Tuan Putri Wisha, Anda sudah sadar ternyata. Fisik Anda memang sangat kuat, dengan operasi yang Saya lakukan di berbagai tempat sebanyak itu di tubuh Anda seharusnya sangat tidak mungkin seorang berfisik normal dapat bertahan apalagi tersadar secepat ini", kata dokter yang berdandan seperti prajurit kerajaan.
Maksudnya Aku tidak normal begitu, siapa sih sebenarnya mereka ini. Sedang main film ya? semua pakaian mereka seperti sedang cosplay. Lagipula, jika memang Aku ini sampai harus di operasi kenapa tidak di bawa ke rumah sakit besar!!! Mereka ini meremehkan nyawaku.
"Tuan Putri Wisha, Anda istirahat dulu. Saya akan selalu berdoa pada Tuhan agar Tuan Putri segera sembuh. Saya juga akan membatu Tuan dokter Scot untuk membuat obat yang mujarab agar Tuan Putri lekas sembuh", kata bibi itu menyeka air matanya yang bercucuran. Sepertinya bibi ini orang baik. Jika Aku sudah bisa bicara Aku akan bertanya banyak hal padanya.
"Benar sekali Tuan Putri Wisha, ingatlah Anda harus segera sembuh karena pernikahan Anda dengan Pangeran Garry Hyu akan segera terlaksana setelah peperangan ini berakhir. Tuan Putri harus ingat dan percaya pada janji Pangeran Garry Hyu yang mengatakan akan mengakhiri peperangan dan hidup bersama Tuan Putri Wisha. Tuan Putri harus semangat!", kata seorang dokter yang bernama Scot itu menyemangatiku.
Tetapi kata-kata mereka tidak masuk sama sekali dalam pikiranku. Aku malah terus berpikir, jika mereka hanya akting kenapa sangat-sangat seperti kenyataan. Di balik semua itu, jika memang aku terjatuh dari pohon dan menimpa pecahan kaca seharusnya Ibu tiriku yang akan mengoceh disampingku. Tapi ini, siapa mereka? Aku tidak mengenal mereka sama sekali.
Apa Aku ini sudah MATI! jangan-jangan Aku sudah mati, lalu aku HIDUP LAGI sebagai seorang Putri Raja. Wow! Benarkah? Apa ini semua bukan mimpi dalam tidurku seperti biasanya? Aku menjadi seorang putri dan akan HIDUP BERSAMA dengan seorang pangeran tampan. Ini sangat menakjubkan, tetapi kenapa keadaanku seperti mayat hidup begini... hueee....