Mendengar cerita Bibi Casee, Aku yang sekarang menjadi seorang putri bernama Wisha ini merasa sedih dan bingung. Entah mengapa perasaan kehilangan datang begitu saja. Kemungkinan besar yang namanya Putri Wisha ini sangat mencintai Pangeran Garry Hyu itu. Malam ini pun aku tidak bisa tidur, dengan wajahku yang seperti ini sangat tidak mungkin aku mengaku-ngaku sebagai seorang Putri yang bertunangan dengan seorang pangeran.
"Hai, Kau sedih sekali?"
Siapa? Mengagetkan saja, siapa di sana?? Lho kok tak ada orang??
"Hei, Aku di sini. Di samping jarimu, bodoh"
"Jari?? Hueee???!!!!" teriakku kaget.
Siapa yang tidak terkejut! Melihat manusia yang sebesar jari kelingking. Seperti mainan anak-anak yang sangat mini ukurannya.
"Aku Tutuu, peri ajaib yang terpanggil oleh kesedihan hatimu", senyum Tutuu, perikecil yang imut dan lucu.
"Pe-Peri??", Yang benar saja? Semua yang terjadi benar-benar mirip seperti dongeng yang ku bacakan dalam buku dongeng milik Fan. Aku sangat paham cerita dari dongeng pengantar tidur ini, karena membacakan setiap malam jadi aku sangat hapal jalan ceritanya. Sayang sekali Putri Wisha memilih tahta dan menjadi jahat, sehingga akhir cerita dari dongeng itu tidak berakhir bahagia.
"Hai, Kenapa kau bengong? Jadi, apa yang bisa kulakukan untuk menghiburmu??", tanya Tutuu si peri ajaib.
"Apakah Kau bisa membantuku?", tanyaku mendekatkan wajahku ke meja karena Tutuu begitu mungil.
"Aaa... Jangan mendekatkan wajahmu! seram tahu", ucap Tutuu terjatuh.
huu hu huu
"J-Jangan menangis Tuan Putri Wisha", pinta si peri ajaib menepuk-nepuk jari kelingkingku.
"Kau tahu aku seorang putri raja?", tanyaku berhenti menangis.
"Tentu saja. Kau adalah pusat perhatian dari semua putri yang pertama menginjakkan kaki di kerajaan ini. Tidak ada yang tidak mengenalimu, tapi itu dulu", tutur Tutuu menghela napas panjang.
"Aku harus bagaimana?", tanyaku menutupi wajahku yang rusak ini.
Peri ajaib itu terlihat kebingungan, Ia mondar-mandir ke sana kemari. Ia begitu kasihan melihat keadaan Putri Wisha yang kini terlihat mengerikan ini. Anak kecil pun akan menangis ketika melihatnya seperti nenek sihir.
"Aku akan memberimu hadiah tapi kau harus memilih salah satu hadiahku. Ini?!", seru peri ajaib mengeluarkan biji ajaib.
"Apa ini?" tanyaku penasaran. Bagaimana bisa tas sekecil itu mengeluarkan biji ajaib sebesar kelereng???
"Ini biji ajaib, yang merah adalah untuk tahta dan yang kuning adalah untuk kecantikan. Jika kau memilih yang merah maka Kau akan segera menjadi ratu dan memiliki kekuasaan dan kekuatan besar untuk menguasai segala yang kau inginkan", kata peri ajaib bersedekap.
"Lalu, jika Aku memilih yang kuning apa yang akan terjadi?", tanyaku kagum.
Jika Aku memilih yang kuning apakah cerita dongeng ini akan berubah? Apakah Aku akan tetap menyakiti pangeran dalam cerita atau akan berakhir bahagia? Semua ini menentukan takdirku di dunia dongeng atau apalah ini.
"Bisakah Kau memberikan Aku waktu untuk berpikir? Aku akan memilih jika Aku sudah yakin apabila pilihanku itu menurutku benar", pintaku lembut.
Peri ajaib Tutuu pun mengiyakan lalu pergi, Ia akan kembali lagi menemuiku Jika ku panggil dua kali.
Tok Tok Tok!!
Suara pintu kamar terketuk oleh seseorang, aku terperanjat dari lamunanku. Siapa yang mengetuk, Bibi Cesee atau suaminya? Pelan-pelan ku buka.
"Putriku ya Tuhan? Apa yang terjadi padamu?", seorang berpenampilan tertutup jubah berwarna coklat dan bersih ada di depan pintu kamarku.