Lama menatap wajah Luysa yang memerah, kini Nathan berusaha memindahkan fokus matanya ke gelas wine yang tergeletak diatas meja--sedari tadi belum ia sentuh.
Sementara Luysa hampir menciut saking salah tingkanya ditatap Nathan. Padahal baru sebulan lebih mereka berpisah. Namun, entah kenapa Luysa begitu grogi dengan tatapan Nathan.
Hidangan diatas meja hampir habis, sisa bistrot Luysa yang masih tersisa. Tangan Luysa tak hentinya meremas ujung dress--ia gemas melihat tingka Nathan yang terus saja menggodanya dengan tatapan tanpa ucapan sepata kata pun.
Luysa sudah tak bisa menahan lebih lama lagi. Sebab, hampir sejam sudah mereka berada direstoran seine. Tapi, belum juga satu pun kata yang dikeluarkan oleh Nathan dari mulutnya. Setidaknya menyinggung sedikit saja permasalahan mereka, itu sudah cukup untuk Luysa melanjutkan.