"Hi." Sapa Andrew membuka suara pertama setelah berada disamping Stella.
Stella yang menyaksikan tiba-tiba keberadaan kedua makhluk berjenis kelamin laki-laki disampingnya hanya memasang tampang se flat mungkin.
"Siapa pula dua makhluk asing ini!" Gumamnya.
Dan sesekali menatap malas---berharap kedua mahluk itu lekas pindah.
Namun sayang sepertinya mahluk itu akan lebih lama. Lihat saja bagaimana keduanya langsung memposisikan dirinya nyaman---duduk di kursi sebelah Stella.
"Kenalin, Gue andrew" Ujar Andrew tanpa basa-basi lagi Sambil mengulurkan tangan.
dengan perasaan ragu terpaksa Stella meraih dan menjabat tangan Andrew sepersekian detik sembari menyebut pelan namanya. . "Fredericha" balasnya lalu melepaskan tangannya dari cengkraman jemari Andrew yang begitu erat.
Andai saja Stella bisa menolak, Ia pasti akan memilih untuk pura-pura tuli dan buta oleh kehadiran dua mahluk disisinya itu, Namun karna Merasa akan terlalu kasar jika menolak uluran tangan itu terpaksa Stella menerimanya juga--meski dengan mimik wajah super asem yang kalo dibuat jadi bumbu rujak, maka sudah tentu woenak!
Sesudah andrew berhasil berkenalan dengan Fredericha, Kini giliran Gandhy.
Namun saat Stella mengalihkan pandangannya ke Gandhy---gandhynya malah tersenyum manis, Ia bahkan tidak menjulurkan tangan melainkan hanya menyebut namanya sembari tersenyum tipis yang kemudian dibalas senyum juga oleh Stella.
Gandhy melakukan itu, sebab Menurutnya itu akan lebih keren dibanding bersalaman!
atau mungkin itu sebuah trik receh Gandhy, untuk menarik perhatian Stella, dan Jika benar begitu maka sedikitnya usaha Gandhy berhasil---berhasil membuat Stella tertarik olehnya.
Sementara Andrew yang melihat Senyum sumringah diwajah Stella teruntuk Gandhy, menimbulkan kekhawatiran buatnya.
Dengan Respon Stella yang seperti itu pada Gandhy, akan membuat Andrew kalah selangkah!
Maka dengan sigap Andrew mencoba menghentikan Gandhy. Dengan cara berdehem keras---yang membuat keduanya tersadar dan menghentikan aksi tatap-tatappan mereka.
Stella menoleh kearah Andrew, lalu Ia mendengus sebal. "Bisa ditebak batuk itu artinya apa!" batinnya.
dengan Andrew yang juga terus menatap Stella.
Well, sungguh sangat jelas, Kan!
Stella membalas tatapan Andrew sinis, dengan halis terangkat sebelah "Saudaranya Rimba?" Tanya Andrew ketika tatapan mereka kembali bertemu.
Dan Andrew yang selalu Ingin lebih dulu dari Gandhy, Ia mencoba mencuri fokus Stella hanya untuknya.
Stella menggeleng kuat "No!" jawabnya panik.
Ekspresi wajah Stella saat ini begitu tidak terima kalo Ia disebut Saudaraan sama Rimba.
sedang Andrew dan Gandhy yang mendengar dan melihat respon Stella yang begitu culas, membuat keduanya saling tatap dengan raut wajah keheranan.
why?
kenapa Stella begitu tegas mengatakan "No!" seolah-olah pernyataan tentang dirinya dan Rimba saudaraan---Ialah Sebuah kemustahilan!
Entahlah!
pikiran-pikiran itu hanya berputar-putar dibenak Andrew dan Gandhy tanpa mampu mengutarakannya.
Dan menyadari sikapnya yang sedemikian. Stella mengehela nafas berat lalu menyilangkan kedua kakinya---membuat posisi relax.
Pura-pura Relax tepatnya, sebab Ia tak ingin dicap Cewek baperan!
"Dari Jakarta, kan?" Lanjut Andrew.
Stella mengangkat sebelah halisnya duakali "Yes." Jawabnya.
"Kok baru lihat, baru yah maen kesini.?"
Andrew bertanya lagi.
Andrew terus meletuskan pertanyaan tanpa perduli Stella yang mulai terlihat kesal.
Yah memang sudah kebiasaannya begitu si Andrew, jadi mau gimana lagi?!
"Iya." Jawab Stella lagi kemudian membuang arah pandangannya ke tempat dimana Rimba sedang asyik berbincang dengan beberapa tamu undangan yang tidak lain ialah teman gang motornya---terutama gadis bergaun Hitam yang sangat diistimewakan Rimba (Menurut kacamata Stella!)
Stella dapat menyaksikan dengan jelas bagaimana Rimba menyodorkan satu gelas minuman sembari tersenyum ke Gadis gaun hitam itu.
Senyum yang penuh arti!
Stella menyeringai, Jijik menyaksikan senyum sok tampan yang terpampang diwajah Rimba---yang Ia tampilkan untuk menarik perhatian seorang gadis tercantik dan ter-special dimalam ini "Bisa senyum juga dia" gumamnya.
"Siapa?" Tanya Andrew saat mendengar gumaman Stella.
Stella yang menyadari pertanyaan Andrew kembali menatap kedua mahluk disebelahnya "bukan apa-apa" sangkalnya.
Andrew manggut-manggut, sok paham "Oh, kiraen apa gitu, terus Kapan balik ke Jakarta?" Tanyanya lagi basa-basi.
"Besok."
"Kuliah ?"
"sekolah!"
Dahi Andrew berkerut, heran "Oh masih SMA ?" mulutnya menganga saat mengetahui gadis disebelahnya itu ternyata masih belia. "Oh okeyy" lanjutnya sembari menatap lekat Stella (terkagum-kagum)!
Stella bergidik "Yeah." jawabnya.
"Kelas berapa?"
"Tiga"
"Salam kenal yah, Kapan-kapan kalo kesini lagi---aku ajak keliling tangerang, mau??" Ajak Andrew masih tetep gigih sementara Gandhy sedaritadi diam---gandhy memang tidak terbiasa menghadapi gadis cuek.
"Kalo balik lagi yah." Ujar Stella
"Kenapa. Emang gak suka tangerang?" Mimik Andrew sekarang terlihat lucu seperti ini akan menjadi kali pertama dan terakhir Ia bertemu Stella. Sedang Gandhy menatap Andrew sambil senyum getir seoalah mengasihani Sahabatnya itu.
Stella menaikan halisnya sebelah, menatap Andrew "Gak suka" jawabnya tegas
Stella benar-benar mulai malas meladeni kekepoan Andrew yang semakin menjadi-jadi.
Mendengar jawaban Stella Andrew mengernyitkan kening, tak mengerti "Kenapa?" tanyanya.
Stella kembali bergidik "I dunno---gada alasan, kan Ini juga firts time kesini." Terangnya.
Andrew menghela napas pendek, mungkin Andrew mulai lelah dengan sikap Stella yang selalu saja ketus terhadapnya "Ohyah.. padahal jakarta tangerang dekat ajaloh" terangnya.
Stella memutar bola matanya malas "Privasi" jawabnya lalu bangkit dari kursinya "Udah yah gue kedalem dingin nih." Lanjutnya sembari melipat kedua tangannya depan dada dan mengelus elus sikunya tanda Kalo benar ia sedang kedinginan.
"Ok. See you." Ujar Andrew yang juga ikut berdiri dan disusul Gandhy.
Stella memberi senyum simpul kepada kedua mahluk dihadapannya sebelum melenggang pergi.
Andrew menatap gemas ke Stella, sedang Gandhy membalas senyum simpul Stella dengan senyum menawan miliknya.
senyum yang seringkali membuat para gadis klepek klepek!
Andrew mengipas wajahnya dengan tangan "Tipe gue banget bangsat." Ujarnya terlihat bergairah.
Andrew memikirkan sesuatu melihat Stella Sesuai selera para lelaki hidung belang.
Sedang Gandhy malah terkekeh "What?"
Gandhy merasa lucu saja dengan Andrew yang mengatakan hal itu, padahal sejak tadikan Stella selalu berlaku kasar padanya.
"Why??" tanya Andrew dengan menautkan kedua halisnya.
Gandhy meredahkan tawanya sebelum mengatakan "Sinis."
Dan Gandhy sepertinya lebih mengerti watak Stella dibanding Andrew ,padahal Ia pun sama dengan Andrew baru ketemu malam ini dengan waktu yang sangat singkat. Namun tebakannya bisa sejitu itu.
"Cewek jakarta gitu." Ujar Andrew lalu kembali duduk.
Gandhy mendengus, tak terima pernyataan dari Andrew "Jutek-cuek mah biasa tapi sinis gak kalee." Balasnya lalu ikut duduk.
"Dia mah seperti cewek-cewek lain pada umumnya, jutek cuek awalnya doang. Ntar juga meleleh." Tambah Andrew
Gandhy terkikik "Serah lu deh. Kejar sono." Ujarnya.
"Ehh bdw siapa si Rimba sih tu cewek yah?" tanya Andrew
Gandhy mendesis ngeri mendengar Andrew bertanya tentang Stella "Masih kecil Gila." Jawabnya sambil menoyor bahu Andrew.
"Gue tanya siapa si Rimba, bukan kecil atau besar---lagi Kecil apanya dah SMA itu." Ujar Andrew sembari menyeka keringat yang bercucuran didahinya dengan saputangan miliknya.
Andrew benar-benar semakin terobsesi pada Sosok Fredericha Stella Killey!
"Dasar pedofilia.." semprot Gandhy
Mendengar tanggapan Gandhy, Andrew kesal lalu menimpuk Gandhy dengan saputangan bekas yang tadi Ia gunakan untuk menyeka keringatnya "Brengsek lu juga mau pasti." omelnya
"Ogah sinis gitu, Takut diterkam gue.!" Ujar Gandhy sembari menahan tawa melihat muka Sahabatnya itu yang sedang memikirkan sesuatu yang berbau mesum.
Andrew dan Gandhy adalah sahabat baik Rimba. Andrew Berasal dari jakarta sedang Gandhy asli Tangerang!
Andrew berpindah Kota Ke Tangerang, sejak memutuskan Integrasi dari kampus lamanya di Jakarta ke kampus barunya di Tangerang,
itulah kenapa Andrew lebih terlihat Hedonisme dibanding Gandhy dan Rimba!
****