"cepat kekamarmu dan bereskan barang-barang yang ingin kamu bawa.1 Jam dari sekarang.Kita harus bergerak cepat Pril" perintah paman dengan terburu-buru serta langkah kami yang juga sangat tergesa-gesa.
jujur aku masih shock dengan pengakuan paman saat direstoran tadi.Apa separah itukah musuh ayahku.
hingga menghalalkan berbagai cara untuk melenyapkan kami.Ah tapi siapa orang itu,bahkan paman tak mau memberitahunya.
akupun berlari kekamar dan segala macam barang yang harus aku bawa.Aku tidak mungkin membawa banyak barang.Mengingat waktu snngat singkat.
Dengan tergesa-gesa aku memasukkan pakaian dan barang penting menurutku kedalam koper kecil ku.dan aku pun mengambil asal jakat ku untuk menutupi seragam ku karna tak ada lagi waktu.
Aku sudah siap dan segera beranjak untuk meninggalkan rumah ku yang penuh dengan kenagan aku,ayah dan ibu.Seketika air mata tak dapat lagi aku bendung,namun harus segara aku tepis karna mau tidak mau,suka tidak suka aku memang harus meninggalkan rumah ini.
Namun saat kaki ku akan melangkah kembali,seketika tubuhku menegang saat terdengar suara dentuman keras yang berasal dari ruang keluarga rumah ku.
'oh tidak..Siapapun tolong lindungi paman ku tuhan,'
Aku segera tersadar dari lamunanku dan bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi.Setibanya dilantai dasar,aku kembali mendapatkan kejutan yang sangat tidak ku sangka.
Aku terpaku untuk sesaat melihat siapa yang tengah berdiri dengan gagahnya ditengah ruangan ini.
'Apakah orang ini yang dimaksud paman?'monolog ku dalam hati.Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk menyapa orang tersebut.
"kak Andra"panggil ku lirih
*****
Seketika Gadis itu terasa mati kaku saat melihat Andra dan salah satu anak buah nya sudah menghadang kan pistol ke arahnya,saat ia telah bergabung diruangan ini.
"Akhirnya kamu keluar cantik,senang bertemu dengan mu." turur andra dengan smirk mengerikan yang ia tunjukan.
"apa yang kakak lakukan?"ucap gadis itu semakin menegang saat kak andra tak melepas pandang darinya.
"hanya ingin berkunjung ke rumah sahabat adikku."ucap nya terlihat ambigu.
"turunkan senjatamu keparat!!"umpatan paman yang sedari tadi berusaha menahan emosinya yang bergejolak.
"well,merindukanku adik manisku"ucap andra memperhatikan langkah prilly yang mulai mendekat.
"jangan dekati iblis itu prill,berhenti ditempat mu!,"sergah joan untuk menghentikan langkah ponakannya itu.
"apa yang sebenarnya terjadi paman,kak andra?"tanya prilly yang semakin bingung dengan keadaan sekitarnya.
tapi kebingungan itu tak terjawab dan semakin menjadi tanda tanya saat andra mengeluarkan sebuah benda dari balik jass kantornya.
Dan sekarang bukan hanya pistol anak buah andra yang mengarah padanya,bahkan andra pun seakan ingin ikut serta dalam mencabut nyawanya.
Sebuah pistol berwarna perak,ia arahkan tepat ke arah prilly berdiri.Dan tak lupa senyum liciknya ia pancarkan,sembari melirik pada joan bahwa ia menang saat ini.
Prilly dan Joan sontak merasa panik dan terkejut melihat aksi Andra ini.Bahkan tubuh mereka seolah beku melihat pemandangan mengerikan didepan mata mereka.
"kakak.."lirih prilly saat ia melihat senjata yang dipegang andra mengarah padanya
"ada apa prill,terkejut?"tanya nya seolah remeh.
"apa yang kakak lakukan?" seberani mungkin prilly mengajak andra bicara meskipun ia sangat ketakutan.
"ada salam untuk adikku prill?"tanya andra seolah-olah memberi kesempatan pada prilly tanpa menggubris pertanyaan gadis itu untuk memikirkan kata-kata terakhir untuk sahabatnya.
Joan semakin panik saat prilly hanya diam saja tak bergeming apapun.Entah efek dia shock atau memang sedang memikirkan sesuatu.
"brengsek,jangan kau sentuh putri kakak ku bajingan!!"umpatan kasar pun keluar dari mulut joan saat melihat keliglungan prilly.
Posisi mereka saat ini sangat sulit untuk dapat saling menyelamatkan.Karna andra tak sendiri.Ia sudah dikawal oleh beberap bodyguardnya.Begitu juga joan,namun sayang,mereka terlihat saling memberi ancaman.
" apa kah kakak pria yang dimaksud paman?"tanya gadis itu mencoba untuk mengulik rahasia tentang siapa yang menginncar keluarganya.
andra yang ditanya pun hanya menynggingkan smirk angkuhnya dan beralih menatap joan yang berada tak jauh dari nya.
"kau belum memberitahunya ternyata?apa kau takut?"ucap nya memandang remeh pada sahabatnya itu.Ups ralat!mantan sahabat.
"kau sudah mendapatkan hasil rancangan kakaku andra,apa lagi yang kau inginkan?bahkan kau sudah berhasil melenyapkan kak Adi dan mba Fitri.Apa itu belum cukup bagimu?" tuturt andra sudah sangat dikuasai oleh dunia.
"mungkin Adiguna telah mati,tapi penerus Adiguna masih berdiri didepan ku,jadi aku harus melenyapkannya juga bukan?"ujarnya seraya menarik pelatuk peluru pada pistol yang saat ini ada dalam ganggamannya.
"brengsek kau keparat!!" Sumpah serapah dilayangkan oleh joan pada mantan sahabatnya itu.
Sedangkan prilly ia hanya sanggup mengeluarkan tangis pilu saat mengingat perkataan yang tdi terlontar dari mulut pamannya.Bahwa ayah dan ibunya sengaja dibunuh.
Dan yang lebih menyakitkan adalah yang membunuh kedua orang tuanya adalah,kakak sahabatnya sendiri.
"apa yang kakak mau??aku mati??bunuh aku jika kakak mau aku lenyap dari bumi ini.Kakak bahkan tega melenyapkan kedua orang tuaku.Silahkan kakak bunuh aku!"ucap prilly pasrah."tapi lepaskan pamanku!"ucapnya mendesis tajam seperti menahan sesak yang ia rasakan.
Joan membeku ditempatnya saat kata-kata yang dilayangkan gadis mungil itu pada andra,si iblis berwujud manusia itu.
"jangan menjadi gadis bodoh saat ini prilly,paman tak ingin kehilangan kamu sayang"
apakah ia punya alasan lagi untuk hidup,saat kedua orang tuanya habis dibunuh.Bahkan pembunuhnya adalah orang yang ia sayangi. Oh stupid girl.
"aku pernah memainkan games buatan ayah,city crime,apakah itu terinspirasi dari mu??ataukah kakak yang terinspirasi dari game itu.
Membunuh dan menghabisi setiap lawannya dengan ambisius??" remeh prilly seolah tak takut dengan keadaannya saat ini.
"aku akui ayahku memang perancang games terbaik,bahkan sampai kau pun iri dengannya kak,hingga kau tega melenyapkan ayahku."tuturnya seolah tau atas apa yang terjadi.Namun itu tidak meleset.Dan memang itu yang terjadi saat ini.
Bahkan kini Andra terdiam dengan ucapan gadis muda itu.Entah keberanian dari mana,ia mencoba untuk menguasai keadaan saat ini.
Menatap nyalang pada andra seolah menantang apa tindakan andra jika ia melakukan perlawanan melalui perkataannya
"apa kau sedang mencoba memancingku prill"
Oh tidak andra mulai geram.
"tidak!! hanya saja aku yakin bahwa kau sangat iri pada ayah,karna jika tidak,kau tak mungkin melenyapkannya.Benar bukan"
Tutur prilly dengan tampang mengejeknya.
Oh lihatlah,gadis itu masih berumur 10 tahun,tapi kata-katanya mampu menohok andra.
Tapi memang perkataan gadis itu benar adanya.
"tembak aku jika kau sanggup menghabisiku dan berakhir dengan kebencian Ali,adikmu"lirih prilly saat mengingat ali.
"huh,kau mencoba mengujiku ternyata,...Dan ..Ucapkan lah selamat tinggal "
DOR
DOR
****
"LIM!!" joan berteriak nyaring saat melihat tubuh lim ambruk didepan prilly.Sedangkan gadis itu ia sangat shock amat sangat saat melihat tubuh lim bergetar menahan sakit didada dan perutnya.
bahkan ia sudah tak dapat berkata-kata melihat apa yang terjadi didepan matanya.
"pak lim" lirihnya saat melihat tubuh lim ambruk didepan matanya dan itu demi menyelamatkannya.
"tetaplah jadi nona muda kesayangan kami nona prilly,"tutur lim saat tubuhnya ambruk pada tubuh mungil gadis yang ia sayangi itu.Dengan sigap prilly menangkap tubuh ringkih pria yang sudah berumur itu.
Jangan tanyak andra,ia sudah pergi bersama anak buahnya meninggalkan kediaman Adiguna yang ia gaduh beberapa saat lalu.
"tuan lim,aku mohon bertahanlah."desis prilly menangkup tubuh ringkih yang telah menyelamatkan nyawanya itu.Dan tangisnya tak dapat tertahankan lagi.Pipi chubby nya bahkan sudah banjir dengan air mata.
Ia sakit melihat darah yang mengalir deras dari tubuh pria tua yabg saat ibi ia peluk.Meskipun hanya seorang supir dan pengawal pribadinya,Prilly telah menganggap lim sebagai orang yang ia sayangi.
Joan sangat panik saat ini.Dengan keadaanya yang masih kacau,Ia menggamit tubuh ringkih lim dan membawanya menuju mobil dan menyuruh diana untuk membawa prilly mengikutinya.