"Silahkan duduk ghina, ada yang ingin kamu bicarakan?." Ali memandang gadis yang ada didepannya itu dengan lembut. Jangan salahkan tatapan Ali itu sebagai ketertarikan, memang begitu lah dia, memang selalu lembut dan hangat pada siapapun.
"Aku mau ngomong sesuatu Li,soal Illy" ucap Ghina dan menarik nafas panjang yang terdengar menyesakkan bagi Ali, karna tak biasanya Ghina seperti ini. Ditambah lagi Ghina menyebutkan nama gadis yang sejak kecil telah terpatri dalam hatinya. Terlepas dari penghianatan Andra pada Prilly,Ali tetap mencintai gadis itu tulus hingga saat ini.
"Ada apa Na??"
Ghina sempat menatap lekat sepupunya itu dan kembali membuang muka,mengingat bagaimana rencana Prilly yang ingin menghancurkan Ali.
"Lupakan rasa cinta kamu sama Prilly Li,dia tak akan membalas cintamu dengan cinta yang sama seperti kamu miliki."
Ali terdiam mendengar tuturan sahabat sekaligus sepupu cantiknya itu.
" Apa maksudnya Na??"
"Pengkhianatan kak Andra sudah membuat luka yang terlalu dalam buat Prilly dan saat ini gadis itu berniat menghancurkan kamu. Prilly bukan lagi gadis manis yang dulu bisa kamu ajak lari bersama,mengerjakan gambar bersama,memperebutkan makanan yang sama,tidak ada lagi dia Li,hanya ada Illy yang akan membalaskan sakit yang selama ini dirasakan atas kehilangan ayah dan bunda nya ditangan kak Andra."
Menghela nafas sejenak Ghina kembali mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan.
"Jika kamu tidak lupa,seberapa banyak luka yang telah kak Andra sematkan pada Prilly,atas obsesi nya itu. Dia bahkan rela membunuh kedua orang tua Prilly Li.."
"Dan apa kamu masih berfikir jika Illy masih mau menerima mu bahkan dengan cinta yang kamu miliki??"
Ghina menyorot manik legam Ali yang tak dapat terbaca olehnya.
Bisa diprediksi,Ali sepertinya sedikit bingung dan juga menyetujui apa yang diasumsikan oleh Ghina. Sepupu manis nya itu.
"Aku tidak menghalangi kamu sama sekali Li,apalagi dengan niat baik kamu yang ingin meminta maaf pada Illy kita. Tapi dari salah satu orang kepercayaan ku bilang bahwa Illy ingin menghancurkan mu. Aku tidak ingin semua itu terjadi. Tidak dengan Illy menyakiti mu yang sama sekali gak tau apapun Li. Disini Andra lah yang telah menyakitinya tapi dia malah mengincar mu."
"Wajar bila Prilly juga ikut membenciku Na, kesalahan kak Andra sudah amat fatal untuk dimaafkan. Dan dia dengan bodohnya mengaitkan nama ku pada kejadian 12 tahun lalu. Bagaimana Prilly juga tak akan benci padaku, jika begitu yang terjadi" Ali hanya bisa menundukkan kepala nya,dan memutar kembali kejadian 12 tahun yang lalu yang ada dalam benaknya.
Ghina sendiri hanya bisa menatap Ali dengan sendu. Bagaimana pun Prilly juga adalah hal yang berharga bagi Ali. Hanya Prilly lah satu-satunya kenangan yang masih ada dari masa lalu nya.
"Aku cuman bisa bagi info ini sama kamu,terlepas dari apapun,aku serahkan semua kedepannya sama kamu. Tapi ingat! Untuk selalu berhati-hati,karna aku gak mau kamu hancur Li. Aku sayang sama kamu. "Ucap Ghina seraya menyusut bahu kokoh Ali dan menatap Ali sendu
"Aku pamit ya, Kevin sudah menungguku."
"Baiklah.. terima kasih sebelumnya Na, hati-hati"
Ghina pun berlalu meninggalkan Ali ditempatnya saat ini merenungi dan mencoba memikirkan cara untuk kembali bisa bersama dengan bidadari kecil nya itu. Ada kalanya ia akan dilanda kegundahan seperti sekarang ini.
Kehilangan Prilly dulu saja sudah membuat hidup nya hancur dan itupun beriringan dengan kematian Andra,kakak kandungnya yang sayang nya juga mengkhianatinya.
"Segitu marah kah kamu sama masa lalu kita ly, bahkan jasad Andra telah membaur dengan tanah,tapi dendam mu pun tak surut sedikit pun"
****
"Tidak semua hal keburukan harus kamu balas dengan keburukan juga Prilly.."
Kembali malam ini Joan mencoba membujuk Prilly untuk tak melanjutkan rencananya yang ingin menghancurkan Ali,adik dari pria yang menimbulkan penderitaan di hidupnya.
"Apa harus aku jelaskan sekali lagi pada paman,bagaimana sakitnya aku saat melihat ayah ku mati dalam pelukku dan ibuku terbujur kaku karena kehabisan banyak darah didepan mataku??"
"Sampai mati pun,aku ingin Andra melihat dari atas sana kehancuran adik satu-satunya itu paman,apapun caranya semua itu harus terlaksana."
"Tidak penting lagi bagiku,siapa Ali dulu bagiku."
Joan hanya bisa menghela nafas panjang melihat kegigihan dan keras kepala nya Prilly.
Dalam hati,Joan telah memaafkan segala yang terjadi di masa lalu,biar bagaimanapun Adiguna adalah kakak kandungnya yang selama ini selalu menjaganya sejak orang tua nya menghembuskan nafas terakhir saat Joan masih SMP.
"Apa ayah mu tak akan kecewa melihat kamu yang sekarang tumbuh menjadi pendendam ly?"
Sontak pertanyaan Joan mengering di gendang telinga Prilly dan mentransfer ke otak. Bagaimana dan apakah itu akan menjadi alasan kekecewaan ayahnya di surga sana.??
Ia menolehkan pandangannya pada Joan yang saat ini duduk diseberang meja sana dengan tatapan tegas dan berwibawa nya.
Menatap lekat manik biru laut yang terpampang di rahang kokok Joan yang masih terlihat muda,Prilly melontarkan berbagai macam tanya dalam hati pada sikap Joan saat ini.
"Apa paman membela adik pembunuh itu??" Tanya nya penuh selidik.
Dan respon Joan sendiri,ia hanya terkekeh dengan pertanyaan gadis mungil nya yang sudah bermetamorfosa menjadi wanita dewasa meskipun ia masih gadis.
"Apa paman seperti terlihat membela nya ly?"
Ucap nya seraya mengedikkan bahu nya seolah ia tak tahu akan jawabannya.
Prilly hanya bisa menghela nafas nya dan mulai beranjak dari ruang makan mewah tersebut.
Tapi sebelumnya ada kata yang membuat Joan terlihat berfikir keras ditempatnya.
"Jika dendam ku tak sampai pada Ali,maka aku akan melenyapkan diriku sendiri,agar sakit ini bisa ku bawa bersama orang tuaku nanti."
Setelahnya hanya keheningan dan derap langkah kaki menggema di mansion mewah ini.
"Apa aku bisa mencairkan hati Putri kecil kita yang telah terbelenggu dalam lingkaran dendam kak??"
****
Kembali Prilly menekur kan dirinya. Ada perasaan gamang yang sebenarnya ia rasakan ketika ia ingin membuat Ali hancur ditangannya.
"Illy janji ya jangan ninggalin ali,bagaimanapun kondisi esok nanti."
Ali kecil memohon pada gadis kecil nan chubby itu untuk selalu berada didekatnya.
"Illy janji,akan selalu sayang sama Ali nya Illy ini. Perilly sayang Ali selamanya."
Ali pun tersenyum manis dan berhamburan memeluk tubuh kecil Prilly yang pas dalam dekapan hangatnya.
Kembali ia teringat akan janjinya yang terucap dari bibirnya kala itu. Ia akan selalu berada didekat Ali dan selalu menjadi tempat Ali bersandar ketika dunia enggan menerima dirinya.
"Melihat mu hanya membuat aku teringat kebengisan Andra pada keluarga ku Li,aku sakit dengan penderitaan Dimasa lalu ku atas ulah bajingan itu."
"Maafkan aku Li,"
Lama terhentak dalam belenggu hati nya,Prilly dikejutkan dengan ketukan pintu yang berasal dari luar kamarnya.
Ia pun menghampiri sumber suara itu dan ternyata Rada lah oknum tersebut.
"Ada apa?"
Rada hanya memandangnya sekilas dan mengutarakan tujuannya dan kembali seringai kemenangan terbit dari sudut bibirnya.
"Langkah awal yang bagus!"
Tbc