Mobil sedan mewah berwarna putih itu tampak memasuki halaman keluarga Asyraf. Reynand mengambil tasnya, segera turun dari mobil. Ia menghela napas sedikit berat berada di sana. Bukan hanya gugup membicarakan pinjaman uang yang cukup besar, ia juga gugup karena kemungkinan besar akan bertemu muka dengan Sheryl di tempat itu.
Pintu utama rumah besar dan mewah itu terbuka. Seorang wanita paruh baya bernama Rindang membukakannya tidak lama setelah Reynand menekan bel pintu.
"Selamat pagi, Mas Rey," sapa wanita paruh baya itu.
"Pagi, Bik. Ayah belum berangkat, 'kan?" tanya Reynand.
"Belum. Semuanya sedang sarapan pagi, Mas. Silakan masuk."
Reynand mengangguk. Ia melangkah masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tamu seperti tamu pada umumnya. Walau itu adalah rumah ayahnya sendiri, ia merasa asing dan tidak terbiasa di tempat itu.
Rindang sedikit menunduk di hadapannya, bertanya, "Mau minum apa, Mas Rey? Biar saya buatkan."
"Air putih saja, Bik."