Reynand duduk membelakangi mereka. Ia duduk di atas kursi kebesaran yang menghadap dinding kaca tebal ruangannya yang luas. Matanya memandang lurus ke depan. Sebuah pemandangan indah langit pagi yang cerah beserta gedung-gedung tinggi ibu kota.
Sedetik kemudian, kursi itu memutar menghadap dua orang yang berdiri menunggu respon sang direktur.
"Tinggalkan kami, Julian!" perintah Reynand tegas.
"Baik, Pak."
Julian melangkah mundur, menutup pintu ruangan. Kayla tersenyum melangkahkan kakinya mendekati meja kerja Reynand. Dia meletakkan dua buah kotak bekal di atas meja.
Kayla mengulum senyumnya sejenak. "Aku tahu kau tidak akan sejahat itu kepadaku. Walau suasana hatimu sedang buruk, kau tetap bereaksi merespon semua yang kulakukan, Rey," ujar Kayla lalu menarik kursi, duduk di hadapan Reynand.