7. ILUSI YANG MENYAKITKAN
Tak membutuhkan waktu lama bagi An Jia Li segera sadar dengan apa yang ia lihat. Pakaian putih perak dengan wajah menawan bak bulan purnama memang tidak berlebihan untuk menggambarkan sosok Li Xi. Sosoknya begitu bercahaya. Meski begitu An Jia Li juga tetap tidak melupakan visual sosok tokoh kaisar Feng yang juga sama menawannya.
Mereka berdua seperti salju dingin yang disambut Mentari di pagi hari, serta malam dingin di musim panas. Tentu saja analogi yang pertama untuk sosok Li Xi dan analogi yang kedua menggambarkan sosok kaisar Feng.
"Motif itu ... motif burung merak putih yang disulam dengan sutra Mutiara. Dan satu-satunya yang memakai motif seperti itu adalah kekaisaran Li!" An Jia Li masih terkejut karena ia tak percaya dapat melihat langsung tokoh kaisar Li Xi dari kekaisaran Li.
"Apakah dia yang cintanya bertepuk sebelah tangan itu?!. kaisar Li Xi yang tertolak oleh Xiang Lian!" batin An Jia Li yang benar-benar tidak sadar dengan apa yang ia fikirkan. Bahkan ia juga cukup jahat sebenarnya karena telah lupa sudah menolak Li Xi dan lebih memilih Fengying saat itu. tapi tentu tak ada yang berani menjawab pertanyaan jika ditanya alasan Xiang Lian memilih Fengying.
Tak ada yang tau kisah cinta sebenarnya di antara Ketiga tokoh ini, namun berbeda cerita jika kau sudah membaca kisah novel karangan Chunyin yang berjudul 'Cinta Sejati Dari Hati'. Siapapun akan diizinkan berpendapat!.
Beberapa detik kemudian setelah An Jia Li menyadari kehadiran Chunyin yang ia kenal dengan tokoh kaisar Li Xi itu, An Jia Li pun teringat dengan potongan adegan di bab selanjutnya. Itu adalah adegan dimana Xiang Lian bertemu dengan kaisar Feng kembali di di danau giok, namun ...
"Seharusnya tidak ada kaisar Li Xi disini ... apa yang terjadi?" batin An Jia Li kembali dibuat bingung karena lagi-lagi ada potongan novel yang sepertinya ia lewatkan atau memang potongan cerita novel itu kini telah berkembang karena perubahan kecil yang ia buat saat adegan jamuan teh pagi sebelumnya?. Apakah dirinya telah membuat cerita dalam novel itu mengalami butterfly effect?. Mungkin saja. Tapi An Jia Li tetap tidak menyadari satu hal, yakni ia sendiri yang merubah kisah hidupnya.
Daripada memikirkan kenapa tokoh kaisar Li Xi ada disana, An Jia Li lebih memilih mengingat sesuatu yang sempat terlupakan olehnya, yaitu alasan kaisar Feng berada disini sekarang. Didalam novel, Xiang Lian dan kaisar Feng kebetulan kembali bertemu karena sang kaisar rupanya tengah mencari sesuatu – sebuah benda yang sangat berharga.
"Tunggu dulu. Benda apa yang dicarinya?" batin An Jia Li yang memulai kembali pencarian untuk mengingat kalimat berikutnya dalam novel. Otaknya seketika seperti telah berubah menjadi sebuah mesin pendeteksi hanya karena tengah mencari sebuah kata nama benda yang tengah dicari kaisar Feng. Sampai suara bip berbunyi dan An Jia Li pun akhirnya menemukan benda apa yang tengah dicari kaisar Feng.
Dengan wajah yang bahagia seperti baru saja menemukan harta karun, An Jia Li pun dibuat terdiam setelah ia baru saja mengatakan, "ah. Aku ingat!. Benda itu adalah ... "
An Jia Li tidak lagi melanjutkan kata-katanya saat ia merasakan sesak dan mulai terbatuk seperti tersedak asap. Dadanya terasa tengah ditekan sesuatu sehingga ia kesulitan bernafas. Namun tak hanya An Jia Li. Rupanya kedua pria yang baru saja menyadari ada hal aneh itu juga mengalami apa yang An Jia Li rasakan saat ini.
Kemunculan sebuah kabut bersamaan dengan energi aneh membuat tiga orang itu sangat terkejut, terutama Chunyin tentunya sebagai satu-satunya orang yang mengetahui segala hal yang akan terjadi di kehidupan dalam novel yang ia buat, atau bisa dibilang sebagai satu-satunya orang yang mempunyai ingatan kehidupan lamanya disaat kekasihnya tak mengingat apapun, dan Jiang Yi adalah orang baru di kehidupan itu yang tak mengetahui apapun.
Angin masih berhembus lembut, namun kabut tipis yang muncul tadi perlahan menjadi kian menebal sampai angin tak lagi terasa hembusannya seolah tak bisa menembus masuk kedalam kabut, dan siapapun yang berada di dalam kabut tidak akan dapat merasakan belaian sang angin lagi.
Tak hanya kemunculan kabut yang membuat An Jia Li membuat raut wajah yang menyiratkan ketakutannya, namun juga aura aneh yang datang bersama kabut begitu kuat menahan nafas An Jia Li sehingga dirinya seperti tengah berada didalam ruangan yang hampa udara. Kekurangan oksigen membuat manusia dapat berhalusinasi, dan hal itulah yang perlahan An Jia Li rasakan. Pusing dan sesak menderanya sampai ia melihat hal-hal yang asing.
Bayanganilusi seekor naga raksasa muncul tepat didepan An Jia Li.
Tentu saja halusinasi An Jia Li juga terpicu oleh fikirannya yang sebelumnya mengingat potongan adegan dalam novel, dimana saat kabut muncul ada sebuah bayangan yang menarik tokoh Xiang Lian masuk kedalam danau yang terdapat seekor naga disana tengah menunggunya.
Alhasil bayangan naga besar lah yang An Jia Li lihat saat ini. Dan apa yang dialami tokoh Xiang Lian pun begitu nyata terjadi padanya sekarang karena yang ia lihat nystsnys bukan ilusi semata. Bayangan hitam naga raksasa itu menarik An Jia Li dan berusaha menyeretnya ke tengah danau yang dalamnya tidak diketahui.
Chunyin bergerak cepat ketika bayangan itu mulai menjerat An Jia Li, terlebih karena ia tau kejadian yang akan datang itu akan menyeret An Jia Li.
Sebelum bayangan itu menarik An Jia Li sepenuhnya, Chunyin menggunakan kekuatannya untuk menjangkau An Jia Li namun, alih-alih menyelamatkan An Jia Li mereka berdua justru tertarik bayangan bersama kedalam danau. Dan dengan refleks, Chunyin segera membuka array untuk membuat dinding perlindungan agar mereka bisa bernafas di dalam air.
Dan alangkah terkejutnya Chunyin saat ia sadar tak dapat membuka array pelindung untuk mereka sehingga dirinya dan An Jia Li harus menahan nafas begitu masuk kedalam air. Namun, disisi lain. An Jia Li justru tengah bingung dengan dirinya sendiri saat perasaan aneh merambat dalam dadanya. Ia bertanya-tanya kenapa jantungnya berdetak begitu cepat saat tokoh Li Xi ini memeluknya?.
Aneh. Padahal dirinya tidak mengenal Li Xi, namun perasaan aneh yang timbul saat dirinya dipeluk oleh tokoh Li Xi ini begitu jelas ia ketahui.
"Tidak mungkin!"
An Jia Li sedikit terkejut menyadari perasaan yang ia ketahui itu, namun dengan tegas ia membantah perasaan yang seharusnya sudah lama ia tinggalkan.
Jatuh cinta. An Jia Li kembali terganggu dengan perasaan itu. Terlebih ia jatuh cinta pada seseorang yang tak lebih hayalah tokoh karakter novel fantasi.
Bagi An Jia Li, perasaan cinta adalah ilusi dan sebuah fantasi yang menyakitkan jika dibawa dalam sebuah kenyataan.
Kembali lagi pada Chunyin yang jusga tengah ribut dengan isi kepalanya sendiri tentang bagaimana dirinya harus menolong An Jia Li?. Chunyin benar-benar tidak sudi jika ia harus mengulang adegan penyelamatan dengan mencium An Jia Li dengan bibir si bedebah Li Xi yang sekarang menjadi tubuhnya. Lagipula, Chunyin juga dalam keadaan sadar saat ini sehingga ia malu untuk menyentuh bibir An Jia Li, tidak seperti kehidupan sebelumnya dimana ia mencium An Jia Li dengan refleks karena panik An Jia Li tidak dapat bernafas, sementara bayangan aneh itu terus menarik mereka dengan kuat kedalam danau yang gelap.
Tak berbeda dengan Chunyin saat ini. An Jia Li pun sekarang bahkan tengah tersipu. Pipinya terasa panas saat ia mengingat adegan di dalam danau. Sejujurnya An Jia Li tidak ingin membaca adegan yang cukup romantis itu, tapi matanya saat itu ingin terus melihat setiap kata dalam bab dimana tokoh Xiang Lian dan tokoh Fengying berciuman untuk membagi oksigen sementara.
An Jia Li menjerit dalam diam saat ia membayangkannya, apalagi saat ini ia mengalami sendiri adegan itu, meskipun yang bersama dengannya saat ini adalah karakter Li Xi yang diketahui juga merupakan teman masa kecil tokoh Xiang Lian.
An Jia Li juga bertanya-tanya, apakah adegan itu akan tetap terjadi beberapa saat lagi meski tokohnya berbeda?. lagipula, kenapa adegannya bisa berbeda?, kenapa kasiar Li Xi yang ,menolongnya dan bukan kaisar Fengying?.
"Nona Xiang ... tolong aku"
Sebuah suara samar membuat An Jia Li sedikit terkejut sampai akhirnya sadar jika dirinya sama sekali tidak mengalami sesak nafas akibat kekurangan oksigen ataupun tidak dapat bernafas di dalam air. Da.n dengan refleks An Jia Li menolehkan kepalanya untuk mencari sumber datangnya suara itu, tapi begitu ia menolehkan wajahnya ke atas, ia melihat wajah Li Xi yang nampak kesakitan.
Dada An Jia Li seketika merasa nyeri seperti semua organ dalam tulang rusuknya tegah diremas sangat kuat. An Jia Li tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya. Rasa bingungnya semakin bertambah, tapi disisi lain ia juga merasa jika ia pernah melihat raut wajah yang menderita seperti itu sehingga membuat dirinya sangat sedih.
Tak ada yang dapat melihat, air mata An Jia Li yang sudah mengalir bercampur dengan air danau giok sehingga membuat cerita legenda nampak menjadi nyata tentang danau giok yang merupakan air mata kesedihan dari seseorang yang tak dapat bersama dengan kekasihnya.
Hanya ada kata-kata pertanyaan dalam diri An Jia Li sekarang seperti, kenapa ia merasa sedih dan merasa merindukan seseorang?.
Tentu saja bagi An Jia Li hal itu aneh karena ia tidak pernah merasa memiliki seseorang yang pantas ia rindukan. Bahkan jika itu mengenai suaminya Jiang Yi, ia tak yakin karena pernikahannya dengan Jiang Yi sama sekali tidak berdasarkan rasa cinta.
Dingin, hampa, sedih, marah, sepi, takut.
Berbagai perasaan kini bercampur dalam diri An Jia Li.
Li Xi tak lebih dari seorang karakter fiksi, tapi kenapa perasaannya pada Li Xi terasa seperti nyata?.
Dekapan Chunyini pada An Jia Li saat ini membuat An Jia Li semakin kehilangan dirinya sendiri.
Asing dan familiar, dekat dan jauh, nyata atau hanya sebuah mimpi?, An Jia Li tidak tau lagi mana yang benar. Hanya satu yang ia tau begitu nyata jika ada sebuah suara yang sedari tadi seperti memanggilnya.
"Suara darimana itu?" batin An Jia Li yang entah sampai kapan dirinya akan terus memiliki banyak pertanyaan tanpa ada jawaban.