Dengan hati yang bersorak gembira, selir Zhi Yang melempar An Jia Li dengan kasar kedalam penjara. Ia juga tidak buru-buru melapor pada kaisar dan lebih memilih untuk menikmati acaranya yang sudah dimulai.
"Akhirnya aku bisa mencabut siripmu satu-persatu dan tunggu sampai aku menyingkirkan tulang-tulangmu juga" selir Zhi Yang tertawa begitu puas, sayang ia belum bisa melepaskannya dan hanya bisa tertawa dibalik wajahnya yang tengah membuat ekspresi marah.
"Pelayan rendahan!. Berani sekali kau memasuki ruang baca Yang Mulia!. Kau juga memutus urat malumu dengan mencuri gulungan buku milik kekaisaran. Sangat tidak tau diri!"
"Bukan. Aku tidak mengambilnya!"
"Omong kosong!. Masih berani menyangkal disaat semua orang sudah menyaksikam apa yang kau lakukan!"
An Jia Li menggerutu dalam hatinnya, "ini semua pasti jebakan selir sial ini!. Aku tau!. Lihat saja bibirnya yang menahan tersenyum itu!"
"Lagipula, gulungan buku itu sepenting itukah?. Apa benar itu buku yang hanya boleh dibaca pewaris tahta?. Tapi apa yang bisa dibaca dari lembaran-lembaran kosong itu?" Fikir An Jia Li. Ia jadi semakin penasaran tentang buku itu, tapi saat ini bukan waktunya memikirkan buku kosong ataupun novel yang ingin ia baca itu. An Jia Li kini harus membuat otaknya bekerja agar dapat keluar dari jebakan jaring berbisa yang menangkapnya.
"Kau. Katakan padaku. Apa kau benar-benar seorang mata-mata?. Lantas darimana?. Oh, aku tau ..." selir Zhi Yang masih terus berbicara tanpa henti seperti seseorang yang tengah membaca sebuah naskah panjang tanpa titik.
Selir Zhi Yang mengecilkan suaranya dan kembali bicara dengan setengah berbisik untuk melanjitkan kata-katanya.
" ... apa kau mata-mata dari kekaisaran Li?" Ucapnya.
"Apa?!. Tidak. Aku bukan mata-mata dari kekaisaran Li!"
Selir Zhi Yang tersenyum samar. Kali ini mangsa di dalam jaringnya nampaknya telah terlilit karena ulahnya sendiri. An Jia Li akhirnya memakan umpan yang diberikan selir Zhi Yang.
"Oh. Kau langsung menyangkalnya seperti itu. Aku jadi tambah yakin. Kau pasti dari kekaisaran Li. Apa yang kau cari?. Kelemahan kaisar Feng?. Ah!. Aku tau sekarang!"
"Jadi kau menjadi pelayan wanita dan bersikap seperti jalang rendahan hanya untuk memikat Yang Mulia Feng agar bisa mengungkap semua kelemahannya. Begitu kan!. Mengakulah dasar pelayan sial!"
Plak!.
Selir Zhi Yang yang sedari tadi menahan keinginannya akhirnya melepaskannya. Ia menampar An Jia Li setiap ia bertanya tanpa jeda. Ia sengaja membuat An Jia Li tidak dapat bicara sehingga ia tidak dapat membela dirinya sendiri dengan mulutnya. Namun alasan utamanya adalah agar ia bisa menyiksa perempuan yang sangat ia benci itu dengan tangannya sendiri.
"Aku bu-"
Plak!
Plak!
An Jia Li merasakan panas di wajah dan hatinya. Ia benar-benar kesal, namun ia begitu bodoh memakan bisa yang diberikan selir ular itu padanya. Ia baru sadar jika selir Zhi Yang nampaknya membuat skenario dimana karakter Xiang Lian ini dijadikan korban dan dituduh sebagai mata-mata dari kekaisaran Li. Tapi An Jia Li masih sempat membuat pertanyaan dalam kepalanya. Entah ada berapa pertanyaan dalam kepalanya yang belum terjawab akibat fikirannya yang kritis dan penganut rasa penasaran yang taat.
"Kenapa selir ular ini menuduhku mata-mata dari kekaisaran Li?. Apa karena kekaisaran Li yang paling dekat?, karena mereka bermusuhan?" An Jia Li terus melayangkan pertanyaan sementara pipinya terus mendapatkan tamparan.
"Tidak. Kurasa hubungan dua kekaisaran itu tidak seburuk itu. Mereka memang saling bermusuhan tapi juga saling mengabaikan" fikir An Jia Li yang berdasarkan cerita novel yang ia baca. Kisah hubungan dua kekaisaran langit dan bumi itu menjadi salah satu daya tarik yang unik bagi An Jia Li.
"Tapi. Yang lebih penting. Bagaimana bisa selir ular ini memuduhku dengan mudah hanya karena aku menyangkal perkataannya?!" An Jia Li seketika sadar jika dirinya berada di zaman kuno.
Di zaman ini, tanpa adanya alat canggih seperti kecerdasan buatan, maka An Jia Li harus mengerahkan kecerdasan miliknya sendiri untuk melawan kelicikan selir ular itu.
Psikologis. Manusia secara alami mempelajari hal itu dalam kesehariannya. An Jia Li pun memahami kondisinya dan mulai memgerahkan kepalanya untuk bekerja lagi.
"Begitu ya. Semua penyiksaan yang dilakukan selir ini memang sudah setara dengan seorang sipir dalam menyiksa narapidana menggunakan psikologis"
"Jika kau dituduh dan memyangkal tuduhan itu secara langsung, maka kau akan pangsung dinilai melakukan apa yang dituduhkan. Serangan ini menggunakan kepanikan dan memanfaatkan rasa bersalah korban. Namun jika aku mengakuinya aku akan dapat pedang bermata dua"
"Tenang. Tenangkan dirimu An Jia Li" An Jia Li membuat afirmasi untuk dirinya sendiri agar tidak panik.
Selir Zhi Yang menghentikan kegiatannya. Ia tak lagi menampar meski belum puas. Selir Zhi Yang lantas melihat An Jia Li dengan bingung dan bertanya "kenapa kau diam?" Ucapnya. Selir Zhi Yang menyorot bibir An Jia Li yang mungil dan tipis kulit ceri yang cerah. "Tidak ada memar parah. Tidak mungkin dia jadi bisu secepat itu" batinnya.
Tidak ada jeritan maka penyiksaan yang meriah menjadi sepi dan membosankan bagi selir Zhi Yang sehingga ia menjadi kesal.
"Hei, mata-mata bodoh. Akui saja perbuatanmu dan aku tidak akan melaporkan hal ini pada kaisar sekarang, tapi jangan harap dapat lolos dari hukuman" gumam selir Zhi Yang dengan datar.
"Kau benar. Aku adalah mata-mata. Sangat hebat kau bisa menyadarinya. Bagaimana caranya?. Tapi sayang sekali, aku bukanlah mata-mata dari kekaisaran Li melainkan mata-mata Yang Mulia Feng sendiri" ucap An Jia Li yang akhirnya menggenggam pedang bermata dua dengan penuh taruhan nyawa meski ia hanya berniat untuk menyerang selir Zhi Yang dengan psikologis juga.
"Bicara apa kau?, omong kosong!-"
"Jika aku tidak kembali dalam waktu saty dupa, maka Yang Mulia Feng akan mencariku sendiri. Itu adalah perjanjian kami berdua. Dan apa yang terjadi jika aku melaporkan tentang dirimu?. Padahal selama ini aku berusaha sabar, tapi sepertinya kau sudah berlebihan. Terlebih, kau sudah mengetahui identitasmu sebagai mata-mata. Semua orang yang mengetahui identitasku tidak dapat kubiarkan hidup. Aku yakin, Yang Mulia juga berfikir demikian. Bagaimana menurutmu selir kesayangan kaisar?, tidak. Murasa namamu sebentar lagi akan berganti jadi selir yang dibenci kaisar. Sepertinya itu bagus kan selir Zhi Yang?"
An Jia Li bebricara panjang lebar seperti hantu yang melemparkan kutukan tanpa henti.
"A ... a ... apa ... " selir Zhi Yang memucat. Ia tak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Ia mendadak bisu karena mulai terpengaruh dengan serangan An Jia Li dan berfikir. Apakah mungkin Xiang Lian itu adalah mata-mata kaisar Feng?. Itu bukanlah tidak mungkin. Ia sendiri mengetahui sedikit tentang kaisar Feng yang memiliki penjaga bayangan. Bagaimana jika benar?. Bagaimana jika kedekatan keduanya selama ini karena mereka memang memiliki hubungan antara tuan dan penjaga bayangannya?. Itulah kenapa mereka sering berhubungan secara diam-diam dan rahasia. Selir Zhi Yang dengan bodoh meyakinkan dirinya sendiri tentang tipuan karangan cerita yang dibuat An Jia Li.
"Ja-jangan bercanda kau!. Kau fikir bisa membodohiku-"
"Aku tau semua rahasia dalam istana ini, termasuk rahasiamu. Apakah aku harus memberitaukan satu rahasia besarmu kepada Yang Mulia?, seperti ... menguntit saat aku memberikan laporan kepada Yang Mulia"
Bagai tersambar petir. Selir Zhi Yang tiba-tiba bergetar seperti listrik mengalir dalam dirinya.
"Tidak. Aku tidak menguntit!"
"Oh. Kau langsung menyangkalnya. Berarti kau memang melakukannya kan?" An Jia Li akhirnya dapat membalik serangan. Ia beruntung masih mengingat bab tentang rahasia selir Zhi Yang dalam cerita sehingga ia dapat memanfaatkannya dan mengarang novel Cinta Sejati dari Hati versi ceritanya sendiri. Salah satu kegiatan yang diam-diam An Jia Li suka lakukan juga, yakni membuat fanfiction karena ia kerap membaca kisah yang ceritanya atau endingnya tidak sesuai dengan ekspetasinya, maka dari itu ia membuat versi yang ia tulis sendiri. Tak ada yang tau sudah sepenuh apa note di komputernya yang menyimpan ratusan fanfiction dari cerita yang ia baca.
Wajah selir Zhi Yang dipenuhi ketakutan yang berada diluar ekspetasi An Jia Li. nampaknya An Jia Li berhasil membuat ular menggigit lidahnya sendiri.
"Mengakulah dan aku tidak akan berkata apapun pada kaisar Feng"
"Aku mengaku!. Aku mengaku!. Tolong jangan katakan itu pada Yang Mulia!. Aku mohon!"
"Tentu. Setelah kau melepaskan-" tanpa menyelesaikan kata-katanya. Selir Zhi Yang langsung melepaskan An Jia Li tanpa diperintah dengan tangannya yang masih bergetar dan lututnya yang sudah menyentuh tanah.
"Tolong jangan laporkan!. Aku mohon!" Selir Zhi Yang memohon untuk statusnya.
"Tapi bagaimana aku menjelaskan tentang wajahku ini?. Apakah aku harus mengatakan jika aku menampar diriku sendiri?. Kurasa Kaisar Feng tidak sebodoh itu" gumam An Jia Li dengan sengaja.
"Aku akan memanggil tabib pribadiku!. Aku akan memanggilnya untuk mengobatimu!"
"Hm, itu bagus. Tapi itu saja tidak cukup. Bagaimana aku yakin jika kau akan menutup mulutmu agar tidak menyebarkam identitasku?, bukankah sebaiknya aku membunuh-"
"Tolong ampuni aku!!!. Jangan bunuh aku!. Aku mohon!. Aku akan melakukan apapun untukmu!. Ku mohon!"
"Baiklah, baiklah. Ayo buat perjanjian" ucap An Jia Li. Ia tersenyum sinis. Jiwa tirannya layaknya seorang pembaca yang bebas berkomentar atas karya seseorang kini tengah mengambil alih dirinya. Dengan begitu keduanya membuat kesepakatan dan itu adalah hal mudah bagi An Jia Li yang terbiasa untuk bernegosiasi dengan para pengusaha yang bekerjasama dengannya. Direktur Tiran adalah julukan yang diberikan orang-orang dalam kantornya yang sudah bekerja lama dalam perusahaannya. Hanya sedikit yang mengetahui rahasia kecil yang tak disembunyikan itu.
Dengan lelah, An Jia Li berjalan kembali ke kamarnya. Ia sangat ingin berbaring di atas kasur tipisnya saat ini setelah membiat otaknya bekerka sangat keras, namun sebelum itu ia akan menyantap semua makanan yang dikirim oleh selir Zhi Yang ke kamarnya setelah An Jia Li membuat perjanjian, jika ia akan mendapatkan hak istimewa yang dimiliki selir Zhi Yang, termasuk makanan enak yang ia inginkan untuk menghibur diri. Tapi, karena tidak ingin terlalu mencolok dan menarik perhatian, ia meminta Nona Liu yang mengantarkan makanan itu ke kamarnya.
"Jadi ... jelaskan tentang wajahmu dan semua makanan mewah yang dikirim selir ular ini padamu sekarang!" Dan mulailah Nona Liu mengoceh sementara An Jia Li sibuk mengunyah sembari memikirkan tentang gulungan buku yang membuatnya cukup tertarik hingga penasaran.
"Buku kosong itu, sebenarnya apa?"