"Assalamu'alaikum..." Azzam dan Likha juga Keenand memasuki rumah Azzam. Rumah Azzam sudah terlihat banyak orang karena saudara-saudara kedua orang tua mereka sudah berdatangan untuk membantu mempersiapkan pernikahan Azzam dan Likha besok.
"Wa'alaikum salam..." mereka serentak membalas salam Azzam dan Likha, sementara Keenand mengikuti di belakang keduanya.
"Ayah, ibu, aku mengantar Likha kekamar dulu ya. Dia masih harus banyak beristirahat." Azzam meminta ijin kepada kedua orang tuanya, dia kemudian menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Keenand masih setia mengekor dibelakang mereka.
"Iya nak, jangan biarkan dia kecapekan. Sudah sana, kalian ke kamar dulu! ibu juga akan melanjutkan pekerjaan ibu di belakang." ibu Azzam kemudian menuju kembali kedapur. Sementara itu, Likha Azzam dan Keenand sudah sampai dikamar Azzam. Likha langsung dibantu berbaring di tempat tidur milik Azzam, Keenand meletakkan barang-barang milik Likha di samping tempat tidur lalu dia duduk ditepi tempat tidur memperhatikan wajah Likha yang memucat.
"Likha, kenapa kamu terlihat sangat pucat? apa ada rasa sakit yang kamu rasakan?" Keenand merasa sangat khawatir terhadap Likha.
"Aku tidak apa-apa Keen, hanya saja memang merasa agak pusing. Mungkin setelah beberapa hari berbaring dan tadi harus berjalan agak jauh juga mungkin karena cuaca sangat panas jadi aku merasa agak lelah." Likha menenangkan Keenand. Sementara itu Azzam yang baru saja kembali dari bawah mengambilkan air minum untuk Likha juga untuk Keenand ikut memandang wajah kekasihnya. Likha benar-benar pucat, dia juga merasa agak khawatir.
"Keenand, kamu minum dulu! nanti kamu tidur di kamar tamu didepan kamarku ini. Sekarang kita biarkan Likha beristirahat dulu, ayo aku antar kamu kekamarmu nanti." Keenand mengangguk, dia juga merasa agak lelah. Dia akan beristirahat sebentar.
"Baiklah kak, ayo,antar aku kekamarku. Aku juga akan beristirahat dulu. Setelah itu, aku akan menelepon keempat sahabat Likha. Apakah mereka jadi kesini hari ini atau besok." Keenand kemudian mengikuti Azzam keluar dari kamarnya dan menuju kamar tamu. Setelah mengantar keenand, Azzam meninggalkan kamar itu dan kembali kekamarnya untuk melihat keadaan Likha.
"Sayang, apa kamu yakin kau baik-baik saja? kamu terlihat sangat pucat, apa kita kembali saja kerumah sakit? kita tunggu kamu benar-benar sehat baru kita pulang?" Azzam merasa sangat khawatir, dia duduk ditepi tempat tidur tempat Likha berbaring. Dia membelai kepala Likha dengan lembut, sementara Likha malah tersenyum.
"Mas, aku tidak apa-apa. Aku hanya akan beristirahat sebentar, nanti juga keadaan ku akan segera membaik. Besok kita akan menikah, mana mungkin aku akan kembali ke rumah sakit lagi. Jangan khawatir ya mas, aku tahu dengan pasti kondisi tubuhku. Jadi kamu tenang saja." Azzam bernapas dengan lega setelah mendengar kata-kata Likha. Dia kemudian membenarkan bantal yang digunakan Likha dan menyuruhnya beristirahat. Azzam kemudian meninggalkan Likha untuk menemui kedua orang tuanya. Azzam menanyakan bagaimana persiapan untuk besok pagi, Likha kemudian mengangguk dan memejamkan matanya.
"Ayah, bagaimana persiapan untuk besok pagi?" Azzam duduk diruang tamu bersama ayahnya yang sedang memeriksa undangan yang akan dibagikan kepada tetangga untuk menghadiri acara syukuran yang akan diadakan keluarga Azzam nanti malam.
"Kamu tenang saja Zam, semua sudah beres. Tinggal kamu yang harus mempersiapkan diri untuk besok mengucap ijab qobul, jangan sampai mengulang lebih dari tiga kali. Bagaimana keadaan Likha dan bayinya?" Ayah Azzam sedah bisa menerima sepenuhnya kehadiran Likha dan calon cucunya sekarang, jadi sikapnya sudah melunak.
"Syukurlah yah, kalau Azzam sudah siap kok yah. Ayah tenang saja, Likha masih agak pucat yah, tetapi dia bilang dia baik-baik saja. Sekarang dia sedang beristirahat." Azzam kemudian membantu ayahnya memeriksa undangan yang akan segera dibagikan.
"Lalu teman-teman Likha akan datang hari ini atau besok? kalau sekarang, suruh Keenand bawa mobil ayah untuk menjemput mereka. Jangan biarkan mereka menyewa taksi. Lagi pula kasihan Keenand harus bolak balik mengikuti taksi dengan motornya." Ayah Azzam menyerahkan kunci mobil dan stnk, lalu Azzam mengambilnya dan kemudian pamit kepada ayahnya untuk menemui Keenand. Dia juga berharap teman-teman Likha akan datang hari ini sehingga nanti malam bisa menemani Likha.
"Keenand, apakah kamu tidur?" Azzam mengetuk kamar tamu, tak lama Keenand keluar dengan wajah yang segar karena sepertinya dia habis mandi.
"Baru selesai mandi kak, aku akan menunggu keempat sahabat Likha didepan. Mereka sudah dalam perjalanan kemari, tadi aku juga sudah serlok kepada Iren. Paling sekitar setengah jam lagi mereka akan sampai." Keenand kemudian berjalan keluar kamar, sementara Azzam merasa bersykur kalau teman-teman Likha datang hari ini. Pasti Likha sudah sangat merindukan mereka.
"Lho, mereka naik taksi? sebenarnya aku mencarimu akan menyerahkan kunci mobil untk menjemput mereka, tetapi kalau mereka sudah dalam perjalanan ya kebetulan. Lagi pula kamu pasti sangat lelah kalau harus menjemput mereka kan?" Azzam menepuk bahu Keenand, keduanya kemudian turun dan mengobrol di teras rumah Azzam yang sangat luas. Keduanya menunggu teman-teman Likha datang.
"Iya kak, aku yang suruh mereka naik taksi, tetapi nanti kak Azzam yang bayar tagihannya ya! kami kan hanya pelajar, uang yang kami punya sangat minim." Keenand menggoda Azzam, tentu saja Azzam tidak keberatan. Tetapi sebenarnya Keenand juga hanya bercanda, keempat sahabat Likha adalah anak orang kaya. Kalau hanya ongkos taksi,mana mungkin mereka tidak punya. Bohong banget kan Keenand.
"Kamu tenang saja keend, nanti aku yang akan membayar ongkos taksi mereka. Oh iya, nanti malam aku tidur bersamamu ya! biar Likha tidur bersama sahabat-sahabatnya. Dia sudah lama tidak bertemu dengan keempat sahabatnya, dia pasti sangat merindukan mereka. Lagi pula setelah kami menikah, Likha akan jarang bertemu dengan mereka. Pasti suasananya akan sangat berbeda, jadi anggap saja malam ini adalah milik mereka." Azzam dan Keenand terus mengobrol hingga sebuah taksi memasuki halaman rumahnya. Tak lama, keempat gadis cantik yang mirip girlband turun dari taksi. Mereka langsung melambaikan tangan kepada Keenand dan Azzam, lalu Azzam menghampiri mereka dan membayar ongkos taksinya. Azzam mempersilahkan keempat sahabat Likha untuk masuk dan duduk diruang tamu.
"Silahkan duduk dulu, kalian mau minum apa? aku akan bilang sama bibik dulu. Anggap saja rumah sendiri! sebentar ya.." Azzam meninggalkan ruang tamu untuk mencari pembantu rumah tangga yang bekerja dirumahnya untuk membuatkan minum dan menghidangakan makanan kecil untuk teman-teman Likha. Sementara itu Iren, Niken, Dina dan Alicia sedang mengobrol bersama Keenand. Mereka menanyakan kabar Likha dan Keenand memberitahu kalau Likha baru saja keluar dari rumah sakit dan sekarang sedang beristirahat dikamar. Tak lama, minuman dan aneka makanan pun dihidangkan di hadapan mereka. Kedua orang tua Azzam juga menemui teman-teman calon menantu mereka. Setelah itu mereka baru akan diantar Azzam untuk menemui Likha.