Chereads / kesalahan atau anugerah / Chapter 33 - Chapter 33 Menghajar Azzam

Chapter 33 - Chapter 33 Menghajar Azzam

Keenand sedang menunggu seseorang yang sangat ingin dia hajar saat ini, dia tadi sudah menelepon Azzam dan mereka pun membuat janji bertemu didanau ini. Danau tempat biasa Azzam dan Likha bertemu.

"Keenand, maaf ya, kamu menungguku agak lama.....bugh...bugh,," Azzam belum selesai berbicara, Keenand tiba-tiba memukulnya bertubi-tubi. Sudut bibirnya mengeluarkan darah dan diwajah tampannya kini terdapat beberapa luka memar. Keenand benar-benar melampiaskan kekecewaannya pada Azzam, tega-teganya lelaki yang dicintai Likha ini merusak masa depan Likha. Gadis yang sangat dicintainya, bahkan Keenand rela mengalah agar Likha bahagia, tetapi kini?Keenand tidak tahu apa yang akan terjadi dengan Likha saat pihak sekolah tahu kalau Likha sedang hamil saat ini.

"Azzam, kamu benar-benar membuatku kecewa. Kamu sudah dewasa, tapi kenapa kamu malah membuat Likha seperti ini? seharusnya kamu menjaganya, bukan merusaknya. Kamu benar-benar membuat aku menyesal telah mempercayakan gadisku kepadamu." Keenand kembali memukuli Azzam, dia melampiaskan kekesalan dan kekecewaannya yang sangat besar pada Azzam karena merasa bersalah. Azzam pun tidak membalas sedikitpun pukulan Keenand, padahal kalau dari skill tentu Azzam lebih kuat dari Keenand, tetapi karena rasa bersalahnya dia hanya pasrah menerima kekesalan Keenand padanya. Dia memang pantas mendapatkan hal ini.

"Teruskan Keend, sampai kamu puas. Aku memang pantas dihajar seperti ini," Azzam kini meringkuk ditanah karena amukan Keenand, dia sudah tidak bisa berdiri lagi, seluruh badannya terasa sangat kesakitan.

"Bangun lah Zam dan jelaskan kepadaku sekarang apa yang akan kamu lakukan terhadap sahabatku itu." Keenand membantu Azzam bangun dan keduanya duduk ditepi danau, mereka menatap air danau yang tenang dan indah, yang bertolak belakang dengan suasana hati kedua pemuda tampan itu.

"Keenand, aku memang telah melakukan kesalahan. Aku juga akan bertanggung jawab. Aku sangat mencintai Likha, tetapi aku tidak dapat menahan diriku saat aku bersamanya. Kami sudah khilaf saat itu, aku juga sangat menyesal dan minggu depan kami akan menikah. Kamu mau datang kan Keend, aku harap kamu dan sahabat-sahabat Likha akan bisa datang saat kami menikah." Azzam memegangi wajahnya yang telah babak belur, perutnya juga terasa sangat sakit akibat pukulan dari Keenand tadi.

"Lalu, bagaimana dengan sekolah Likha? apa dia akan berhenti? sekolah ini adalah mimpinya. Bagaimana kalau dia harus keluar? apakah Likha akan merasa sedih?" Keenand menjambak rambutnya sendiri, dia merasa sangat frustasi.

"Aku dan Likha sudah memikirkannya, selama pihak sekolah belum tahu Likha akan tetap bersekolah, tetapi kalau pihak sekolah sampai tahu sudah pasti Likha akan dikeluarkan. Tetapi bagaimanapun, kami akan menghadapi ini bersama-sama." Azzam menundukkan kepalanya, mereka berdua berbicara banyak hal dan setelah hari mulai sore, Keenand dan Azzam akan berpisah saat ponsel Keenand berbunyi.

Sementara itu, Likha sedang menangis dikamarnya ditunggui keempat sahabatnya. Likha mengeluarkan semua beban dihatinya dengan menangis. Setelah airmatanya mengering, rasa sesak dihatinya sedikit berkurang.

"Likha, kami tidak habis pikir kamu dan kak Azzam sampai melakukan hal itu. Kalian itu sangat pintar, dimana akal sehat kalian. Apa kamu tidak memikirkan masa depan kalian?" Alicia ikut menagis, dia tahu masalah yang dihadapi Likha saat ini adalah masalah yang cukup besar. Apalagi kedua orang tua Likha sudah tiada.

"Teman-teman, aku benar-benar tidak tahu. Saat itu aku benar-benar sedang terpuruk dan mas Azzam begitu perhatian sehingga kami akhirnya terlena. Aku sangat menyesal, tetapi bagaimanapun kami berdua harus bertanggung jawab dengan kesalahan kami ini. Sebenarnya dokter yang memeriksaku saat itu menyarankan aborsi, tetapi aku menolaknya. Aku tidak akan pernah membunuh anakku sendiri." Likha kembali menangis, Iren dan Dina mendekatinya dan memeluknya. Sementara Niken yang dari awal sudah sangat menyukai Azzam merasa sangat kecewa dengan Likha juga Azzam, dia merasa hatinya kini sangat membenci kedua orang itu.

"Kalian berdua benar-benar tidak bermoral. Likha, mulai sekarang aku tidak akan berteman denganmu lagi. Kamu bisa mempengaruhi diriku dengan kelakuan kalian itu. Kalian benar-benar membuatku kecewa." Niken meninggalkan kamar mereka, kemudian dia masuk kembali dan mengambil barang-barangnya. Dia akan meminta pindah dari kamar ini.

"Niken, kenapa kau bersikap seperti ini?" Likha sedang membutuhkan dukungan kita. Sebagai sahabatnya, bukankah kita seharusnya menghibur dia? lagi pula, siapa yang mau mengalami hal seperti ini? pasti kalau disuruh memilih, Likha pasti tidak akan mau berada di posisinya sekarang. Kamu jangan malah meninggalkannya Niken, kita ini bersahabat." Iren manahan tangan Niken yang akan meninggalkan kamar mereka, dia tidak ingin Niken memberitahu pihak asrama. Likha bisa diusir dari sini kalau sampai pihak asrama tahu.

"Maafkan aku, tetapi aku benar-benar sangat membenci Likha sekarang. Aku sangat kecewa padanya." Niken kemudian meninggalkan kamar mereka. Iren, Dina dan Alicia tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka kemudian kembali menghibur Likha.

"Teman-teman, maafkan aku kalau aku mengecewakan kalian. Aku tidak memaksakan kalian tetap menjadi teman dan sahabatku. Lagi pula, sepertinya setelah kenaikan kelas ini aku akan berhenti sekolah. Bagaimanapun aku tidak ingin membuat malu sekolah juga membuat malu kalian semua dengan masalahku ini, terima kasih selama ini telah mau menjadi sahabatku. Aku akan selalu mengingat kalian semua. Saat nanti kalian bertemu dengan Niken, sampaikan ucapan maafku padanya." Likha kemudian beranjak kekamar mandi. Setengah jam kemudian, Likha sudah selesai dan langsung mengerjakan sholat. Lalu dia pun berbaring ditempat tidurnya, kini dia sudah memutuskan akan berhenti sekolah karena tempat ini sudah tidak cocok untuknya. Sebelum pihak sekolah tahu, Likha harus sudah mengundurkan diri.

"Iren, Dina, kalian ikut aku menemui Niken. Aku takut dia berbuat nekad melaporkan Likha kepada pihak sekolah besok, jadi kita harus menemuinya dan berbicara padanya. Biarkan Likha sendiri dulu, dia butuh waktu untuk memikirkan semuanya. Lagi pula dia sedang mengandung, jadi dia butuh beristirahat." Iren dan Dina mengikuti Alicia, dia mencari keberadaan Niken yang kini sedang berbicara dengan Kak ida. Dia sedang meminta pindah kamar, tetapi belum sempat Niken mengutarakan niatnya, Alicia, Iren dan Dina sudah menariknya dan membawanya pergi menjauh. Mereka meminta maaf kepada kak Ida sebelumnya.

"Niken, kenapa kamu seperti ini? kita bersahabat hampir satu tahun. Likha membutuhkan dukungan kita saat ini, tetapi kenapa kamu malah membencinya. Apa karena kamu menyukai kak Azzam? mereka itu saling mencintai Niken, bahkan Jika kamu menyuruh Likha meninggalkan kak Azzam kamu tetap tidak bisa menggantikan posisinya di hati kak Azzam. Yang ada, kak Azzam akan semakin membencimu. Apa kamu menginginkan hal itu?" Alicia memang yang memiliki sikap paling dewasa dan paling bijak selama ini, Niken pun membenarkan apa yang dikatakan Alicia.

"Maafkan aku teman-teman, aku memang sudah dibutakan oleh perasaanku yang sangat menyukai kak Azzam. Aku merasa iri terhadap Likha, tetapi kalian harus percaya kalau aku sebenarnya sangat menyayangi Likha. Aku hanya kecewa kepada mereka berdua." Niken menundukkan kepalanya. Dia sebenarnya merasa sangat kasihan kepada likha, tetapi dia juga tidak terima kalau Azzam akhirnya bersama dengan Likha. Tetapi apabila dia memaksakan perasaanya, Azzam memang belum tentu mau dengannya. Ketiga temannya pun tersenyum. Mereka kemudian mengajak Niken kembali dan akan membuat mereka berdamai, tetapi saat mereka sampai dikamar mereka tidak menemukan Likha dimanapun. Saat mereka membuka lemari pakaian Likha, mereka hanya menemukan seragamnya saja sementara baju-baju yang lainnya sudah tidak ada. Mereka mencari keman-mana juga tidak menemukannya.

"Kemana Likha ya? apakah dia meninggalkan asrama ini?" Alicia kemudian mengajak iren, Dina dan Niken berpencar. Setelah tidak menemukan Likha dimanapun, mereka berempat akhirnya menemui satpam yang berjaga dipintu gerbang. Mereka menanyakan apakah dia melihat Likha keluar dari asrama.

"Iya neng, tadi neng Likha memang pergi. Katanya dia sedang sakit dan sudah meminta ijin dari pengurus asrama untuk pulang sampai dia sehat, ini surat ijinnya. Kalian tenang saja dan segera kembali kekamar, ini sudah jam tujuh malam. Kalian besok sekolah kan?" mereka ber empat akhirnya kembali dan menelepon Keenand memberitahukan kepergian Likha, mereka meminta Keenand memberitahu Azzam. Mereka sangat khawatir dengan keadaan Likha saat ini.

"Ya ampun Likha, kamu kemana sayang? seharusnya kita tidak meninggalkannya sendirian tadi..." Alicia merasa sangat cemas,mereka berdo'a semoga Likha baik-baik saja.