Keenand baru saja terbangun saat dia melihat Likha dan Azzam yang masih tertidur pulas, semalaman Likha telah mengompres luka-luka Azzam akibat dari pukulannya.
"Likha, kamu begitu mencintainya ya? kenapa bukan aku yang mendapatkan kasih sayang dan cintamu?" Keenand bergumam dalam hati, dia kemudian memutuskan untuk kembali tidur karena masih pukul dua dini hari. Saat dia akan kembali memejamkan matanya, dia melihat Likha beranjak dari tempat tidurnya. Setelah melihat kondisi Azzam, Likha kemudian menuju kamar mandi dan beberapa saat kemudian dia kembali dengan wajah yang basah dan terlihat lebih segar. Keenand berpura-pura tertidur agar bisa melihat dengan leluasa gadis yang sangat dicintainya ini, dia bahkan rela membuang rasa dihatinya demi menjadi sahabat gadis ini. Dia ingin menjaganya sejak kedua orang tuanya meninggal dunia.
Setelah selesai mengerjakan sholat malam, Likha kemudian ke dapur untuk membuat kan minum kalau nanti Azzam kehausan setelah bangun. Likha kembali kekamar dan meletakkan segelas teh panas didekat tempat tidurnya dan Azzam, kemudian dia membawa segelas kopi susu kearah Keenand. Dia kemudian duduk dipinggir sofa tempat Keenand tidur dan tersenyum dengan segelas kopi susu ditangannya.
"Keenand, bangunlah! jangan pura-pura tidur lagi. Ini aku buatkan kopi susu untukmu." Likha kemudian menyerahkan gelas itu pada Keenand setelah dia duduk dan bersandar di sofa, mereka duduk berdua disana sambil memperhatikan Azzam yang tertidur pulas.
"Kenapa kamu tahu kalau aku berpura-pura?" Keenand tersenyum kepada Likha dan Likha mencibir kemudian dia kembali keatas tempat tidur. Likha kemudian menyelimuti Azzam dan kemudian berbaring disampingnya.
"Sudah lah Keen, aku tidak akan bisa kamu bohongi. Termasuk perasaanmu yang masih sama terhadapku. Keenand, kamu harus membung perasaanmu itu jauh-jauh, aku akan menikah minggu depan dan tidak ada lagi kesempatan untukmu." Likha kemudian memejamkan matanya. Keenand juga kembali memejamkan matanya, hatinya sedikit terluka mendengar kata-kata Likha barusan, tetapi memang seperti itulah kenyataannya.
Keesokan paginya, Keenand berpamitan pada Likha. Dia harus kembali ke asrama dan harus sekolah. Keenand juga akan menjelaskan semuanya kepada keempat sahabat Likha tentang semua yang terjadi dengan Likha, dia pergi dari rumah kost Likha pukul lima pagi. Sepeninggal Keenand, Likha kembali masuk dan melihat keadaan Azzam.
"Mas Azzam, bangunlah! kamu harus sholat subuh dulu, sudah hampir setengah enam lho.." Likha dengan lembut membangunkan Azzam dan Azzam juga langsung terbangun. Dia kemudian menunjuk bibirnya meminta ciuman dari Likha.
"Cup.." Likha mengecup bibir Azzam singkat, kemudian dia menarik tangan Azzam dan membantunya berjalan kekamar mandi. Saat berada didepan pintu kamar mandi, Azzam menarik tangan Likha dan dia memeluk calon istrinya itu dari belakang. Dia meletakkan dagunya diatas bahu Likha, kedua tangannya melingkar diperut Likha kemudian tangan Azzam mengelus perut Likha yang masih rata.
"Sayang, Ayah sholat dulu ya.." Kemudian Azzam mencium pundak Likha dan melepaskan gadisnya. Dia kemudian berwudhu dan mengerjakan sholat subuh. Saat dia selesai, ternyata sarapan sudah siap. Meski hanya sepiring nasi gorang. Mereka memakannya sepiring berdua, selain agar terlihat mesra, karena hanya itu yang ada dan Azzam tidak mau makan kalau tidak dimakan berdua.
"Sayang, apakah kamu akan keluar dari sekolahmu?" Azzam bertanya kepada Likha karena masalah dengan teman-temannya Likha akhirnya memutuskan untuk keluar dari sekolah. Lagi pula cepat atau lambat, dia tetap akan dikeluarkan apabila ketahuan hamil.
"Iya mas, mau sekarang atau nanti aku tetap akan dikeluarkan dari sekolah. Jadi sama saja kan?" Likha kemudian kembali membuka mulutnya saat tangan Azzam menyendokkan nasi dan kembali menyuapinya.
"Ya sudah, kalau begitu besok kita kembali ke desamu. Kita harus mengambil surat-surat ditempat pak Agus, lalu kita akan tinggal dirumahku sampai kita selesai akad nikah. Lalu kita akan tinggal disini setelah menikah, kamu tidak apa-apa kan sayang?" Azzam memeluk tubuh Likha, keduanya kemudian bersiap dan segera memanggil taxi online. Mereka akan mengambil motor ditempat pak Wandi dan kemudian akan pulang kerumah Likha untuk mengambil surat-surat yang diperlukan saat menikah besok. Lalu mereka akan kembali kerumah Azzam.
Sementara itu, Keenand sedang menghadap bu Indri, wali kelas mereka. Keenand sedang menjelaskan kalau Likha untuk sementara akan keluar dari sekolah karena mengalami kecelakaan, dia membohongi wali kelasnya agar Likha tidak di keluarkan dari sekolah dan dapat kembali ke sekolah sehabis melahirkan kelak, tetapi apa yang diusahakan Keenand tentu saja tidak berhasil. Memangnya dia kira sekolahan ini milik neneknya yang bisa sesuka hati datang dan pergi saat mereka mau.
"Maaf Keen, tetapi tidak ada kebijakan seperti ini disekolah manapun. Jadi sekali Likha melewatkan kesempatan ini, dia akan kehilangan kesempatan untuk selamanya." Keenand pun keluar dengan hati yang kecewa, dia juga meminta maaf kepada bu Indri. Lalu dia segera kembali ke dalam kelasnya,disana, dia sudah ditunggu oleh Iren, Niken, Alician dan Dina. Mereka juga merasa kecewa dan kasihan dengan nasib Likha.
"Makanya, kalian kalau berhubungan dengan seseorang jangan kebablasan seperti sahabatmu yang bodoh itu." Keenand sangat menyayangkan Likha mengalami nasib seperti ini, padahal gadis itu sangat pintar. Mereka pun kemudian kembali ketempat duduknya masing-masing. Sementara Keenand melirik ke bangku disebalahnya yang kini kosong. Likha, gadis yang dicintainya, yang pintar dan supel ternyata bisa mengalami masalah seperti ini. Keenand tidak habis pikir.
"Keenand, aku pindah duduk disebelahmu ya. Sepertinya kamu melamun terus setelah kepergian Likha. Aku takut nanti kamu kesambet..." Iren dengan tiba-tiba sudah berada disamping Keenand. Dia meninggalkan Dina dibelakang seorang diri, sementara Alicia dan Niken yang melihat adegan itu tersenyum sambil menggelengkan kepala mereka.
"Itu hanya alasanmu saja kan Ren? padahal kamu ingin dekat denganku kan?jangan bohong, aku tahu semuanya. Likha sudah menceritakannya kepadaku semalam." Keenand keceplosan,Iren langsung mentapnya dengan tajam.
"Apa? semalam? kalian bermalam bersama? Keenand, please dech, Likha sudah akan menikah. Bagaimana kamu malah menginap dengannya?" Iren sangat marah tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
"Iren, buang pikiran kotormu itu. Kami memang menginap bersama, tetapi dengan Azzam juga. Aku merasa ikut bertanggung jawab kepadanya karena dia babak belur setelah kupukuli, jadi aku semalam membantu menjaganya. Apa kamu puas sekarang?" Keenand melihat cengiran iren, ternyata dia tampak lebih manis saat dilihat dari dekat. Apakah Keenand akan jatuh cinta pada Iren? kita lihat saja...
"Oh begitu ceritanya, oke Keen. Aku menerima penjelasanmu. Sekarang kita belajar dulu, lihat pak Komar sudah tiba." Iren mengingatkan Keenand yang masih menatap wajahnya. Iren menjadi agak salah tingkah sekarang, dadanya berdebar berada di dekat Keenand. Apa mereka akan jadian???