Malam semakin larut, Likha baru saja akan memejamkan matanya. dia melihat jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari, karena sendirian berada didalam kamar,\ Likha tidak bisa memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian dia mendengar suara motor berhenti didepan kamarnya.
"Seperti suara motor mas Azzam, tetapi bukankah dia akan kembali besok?" Likha berbicara sendiri. Lalu dia bangun dari tidurnya dan melihat keluar dari tirai jendelanya yang yang dia buka sedikit, ternyata memang benar Azzam yang datang. Segera, Likha membukakan pintu. Azzam baru saja memasukkan motornya ke dalam garasi langsung menghampiri dan memeluk Likha dengan erat, kemudian mereka berdua masuk kedalam kamar.
"Mas Azzam, bukankah kamu akan kembali besok? kenapa tengah malam kamu kembali kesini? tunggu..wajahmu kenapa mas? kok lebam. Seperti habis dipukul?" Likha bertanya banyak hal kepada Azzam, tetapi tidak satupun yang di jawab.
"Likha, biarkan aku memelukmu sebentar ya.." setelah sekian lama diam, akhirnya Azzam berbicara. Meski hanya kata-kata yang singkat, Likha membalas pelukan Azzam. Tangan kecilnya mengelus punggung Azzam dengan lembut, hingga sepertinya Azzam sudah merasa tenang sekarang. Saat berada dipelukan Likha Azzam merasa sangat tenang. Lalu dia mulai menciumi wajah Likha dan berhenti dibibirnya,l alu mereka pun berciuman cukup lama. Likha hampir kehabisan napasnya dan mendorong tubuh Azzam.
"Mas, aku tidak bisa bernapas." mendengar kata-kata Likha, Azzam tersenyum lalu kembali memeluk tubuh gadisnya. Bibir Azzam menciumi leher jenjang Likha kali ini, juga meninggalkan tanda merah disana. Hatinya sedang kacau saat ini, dia marah kepada orang tuanya. Saat Azzam pulang dan tiba-tiba meminta ijin akan menikahi gadis pujaannya, ayahnya mengamuk. Bagaimana mungkin putranya akan menikah, sementara kuliahnya saja belum selesai. Dia juga belum memiliki penghasilan dan pekerjaan tetap, lalu mau dikasih makan apa anak orang. Akhirnya keduanya bertengkar hebat dan mengakibatkan wajah Azzam terluka karena ditonjok ayahnya, bahkan Ayahnya mengusirnya saat itu juga. Ibunya sudah berusaha melerai, tetapi baik Azzam maupun suaminya tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya, mulai malam ini, Azzam meninggalkan rumahnya. Dia sudah bertekad, tidak akan pulang kerumahnya lagi.
"Maafkan aku sayang." Azzam kembali memeluk tubuh Likha dan kini apa yang dilakukannya semakin berani. Likha sebenarnya akan meminta Azzam untuk menghentikan apa yang dilakukannya, tetapi Likha merasakan kalau saat ini Azzam sedang sangat membutuhkannya. Meski sebenarnya hati Likha tidak membenarkan apa yang dilakukan Azzam, tetapi tubuhnya menerima perlakuan Azzam. Bahkan dia juga menikmatinya.
Azzam dan Likha melupakan segalanya malam ini, keduanya sama-sama sedang membutuhkan pelampiasan untuk melepaskan beban yang sedang bergelayut didalam hati mereka. Azzam semakin intens mencumbu Likha. Meskipun keduanya baru melakukan ini untuk pertama kalinya, Azzam sudah terbilang dewasa. Jadi naluri kelelakiannya yang membimbingnya. Dalam hitungan detik, keduanya sudah naked sekarang. Suara desahan dan decakan lidah dan bibir yang saling beradu memenuhi kamar mereka. Azzam dan Likha yang sama sama tidak memiliki pengalaman diatas ranjang melakukannya sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan sesuatu yang sangat Likha jaga selama ini hilang begitu saja malam ini. Azzam telah mengambilnya sebelum dia memberi tahu hasil dari pertemuannya dengan kedua orang tuanya tadi. Setelah melakukan aktifitas terlarang mereka, keduanya terlelap.
Keesokan harinya...
"Aduh, badanku kok terasa ngilu semua." Likha yang terbangun merasakan badannya semuanya sakit. Terutama dibagian inti tubuhnya, lalu perlahan Likha membuka matanya dan dia terkejut melihat keadaannya yang tidak memakai apapun saat ini. Likha juga melihat sebuah tangan kekar melingkar diatas perutnya. Akhirnya Likha mengingat apa yang dia dan Azzam lakukan semalam, Likha cukup pintar meski usianya masih terbilang remaja. Dia juga tahu apa yang akan terjadi kalau dia melakukan ini.
"Mas, apa yang telah kita lakukan? Ya Allah... kita telah melakukan kesalahan mas.." Likha terisak dan suara tangisnya berhasil membangunkan Azzam yang merasakan tubuhnya terasa sangat nyaman. Dia telah mendapatkan apa yang seharusnya belum boleh dia dapatkan. Melihat Likha terisak, azzam sedikit bingung.
"Sayang, maafkan Mas ya. Mas tidak mampu menahan keinginan itu, tetapi kamu tenang ya,! mas akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu." Azzam memeluk tubuh polos Likha.
"Tapi mas, tidak seharusnya kita melakukan ini. Aku sangat menyesalinya mas, kita telah berbuat dosa yang sangat besar. Bagaimana kita akan bertanggung jawab mas?" Likha semakin terisak, lalu Azzam memeluknya dengan erat.
"Sayang, mas tahu, tetapi kita melakukannya bersama-sama. Jadi tenanglah, kita akan menghadapinya bersama-sama, oke!" Azzam mencoba menenangkan Likha, lalu Likha mengangguk. Dia akan membersihkan badannya yang terasa lengket, tetapi saat akan bangun Likha merasakan sakit yang luar biasa di bagian kewanitaannya. Azzam yang mengetahuinya kemudian menggendong Likha kedalam kamar mandi yang berada didalam kamar mereka, setelah mandi keduanya kemudian pergi mencari makan untuk sarapan. Mereka pergi ke taman kota yang waktu itu mereka kunjungi, Likha dan Azzam duduk ditepi danau sambil menikmati bubur ayam yang tadi mereka pesan.
"Mas, sebenarnya apa yang terjadi padamu? kenapa wajahmu menderita luka lebam?apakah kau bertengkar? dengan siapa?" Likha sangat penasaran, kenapa azzam yang sangat dewasa. Dia juga memiliki emosi yang stabil bisa sampai bertengkar dan terluka.
"Sayang, maafkan aku ya. Aku membuatmu khawatir. Semalam, aku dan kedua orang tua ku bertengkar. Lalu ayah memukulku dan mengusir ku dari rumah, jadi aku tidak akan pernah pulang. Sekarang aku akan tinggal di kost saat liburan dan tentunya bersamamu..,kamu tidak akan meninggalkanku kan sayang. Setelah aku diusir dari rumah?" Azzam menarik tubuh Likha ke dalam pelukannya.
"Tentu saja tidak mas, justru sekarang aku yang takut kamu akan meninggalkanku. Setelah kamu mendapatkan hal yang paling berharga dariku. Aku tidak tahu apa yang akan kuhadapi setelah ini, aku juga merasa bersalah kepada kedua orangtuaku mas." Likha menitikkan air matanya, semua nasihat kedua orangtuanya agar dia menjaga dirinya dengan baik sudah tidak bisa dilaksanakannya. Dia telah terlena dengan cinta Azzam yang baru beberapa minggu dikenalnya dan mulai mengisi hatinya dengan cinta.
"Sayang, kita akan selalu bersama-sama mulai saat ini. Kita akan menghadapi setiap masalah yang kita temui bersama-sama." Azzam mencium kening Likha.
"Maafkan aku ya mas, gara-gara aku, kamu dan kedua orang tuamu memiliki masalah sekarang. Kalau ada waktu, kamu harus mempertemukanku dengan mereka. Akan aku jelaskan semuanya agar mereka memaafkan kita." Likha membalas pelukan Azzam, keduanya kemudian kembali ke kost mereka. Likha harus banyak beristirahat, agar dua hari kedepan dia bisa kembali ke asrama dan kembali bersekolah. Dia harus memenuhi keinginan kedua orang tuanya yang lain yang menginginkan Likha menjadi orang yang berhasil.