Dua tahun kemudian. Di ruangan buku, tepat nya di pagi hari. Ileana Verenich duduk di kursi dan di depannya ada meja. Di meja itu, ada sebuah buku berjudul "CATATAN HARIAN". Ileana mengambil alat yang terbuat dari tulang, besi, atau gading yang digoreskan ke lempengan kayu. Tidak lain dan tidak bukan, barang itu bernama Pena Jarum.
Ileana mulai membuka buku tersebut dan menyelupkan Pena Jarum tersebut ke tinta. Setelah itu, Ileana mulai menulis.
[TIDAK TERASA SUDAH DUA TAHUN, BANYAK KENANGAN YANG BAGUS DI DUA TAHUN TERSEBUT. NAMUN, AKU MERASA AKU MASIH HARUS BELAJAR BANYAK UNTUK ANAK KECIL KU INI. AMON, ANAK DENGAN RAMBUTNYA YANG BERWARNA PUTIH SEPERTI AKU, DAN MATA MERAH YANG PENUH KEBERANIAN SEPERTI DAVIE. SEBAGAI IBU, AKU TAHU IA AKAN MENDAPAT BANYAK MASALAH DI MASA DEPAN. JADI AKU SEDIKIT TEGAS DENGANNYA. BAGAIMANA TIDAK?, SAAT AKU SEDANG KEBELAKANG RUMAH, AKU MEMERGOKI DAVIE SEDANG MENGAJARI AMON CARA BERTARUNG. DAN SEKARANG, IA SUDAH MULAI BISA BERJALAN. SATU HAL YANG SERING KU PERHATIKAN ADALAH BAHWA AMON SANGAT TERTARIK DENGAN PARA PETUALANG. IA SANGAT SENANG DENGAN SIHIR. YANG BIASA NYA AKU DAN AMON PERGI BERBELANJA SATU MINGGU SEKALI, KU RUBAH JADI SETIAP HARI. JADI, WALAUPUN TIDAK KU AJAK BERBELANJA, JIKA DAVIE MENJADI AYAHNYA, AKU YAKIN IA AKAN TERTARIK MENJADI PETUALANG.]
Selesai menulis, Ileana menaruh pena ke kotak lalu menutup bukunya dan pergi.
Saya sekarang sedang berada di jendela terbuka, memperhatikan Ayah melakukan kegiatan nya seperti biasa di halaman samping rumah. Yaitu berlatih dan berlatih.
Sudah dua tahun sejak aku belajar di ruang buku, Aku yang sekarang telah belajar banyak. Tapi, Aku berpikir tidak demikian. Aku sangat tertarik dengan hal hal baru. Ada banyak hal yang ingin Aku pelajari, Tapi Aku berpikir untuk tidak terburu buru.
Sekarang, Ayah dengan posisi berdiri, salah satu jari kiri nya memegang tengah tengah pedang bersamaan dengan melantunkan mantra. Ia melantunkan mantra jika tidak salah sudah lebih dari semenit dan sangat berkonsentrasi. Aku bertanya tanya apa yang akan Dia lakukan. Apa dia akan melakukan sesuatu yang luar biasa?. Karena Ia melantunkan mantra yang cukup memakan waktu. Aku sudah tidak sabar untuk melihat aksinya.
Pedangnya menyala, berwarna putih terang. Lalu Ayah menganyunkan pedang tersebut dan membelah dua kayu dengan satu ayunan.
....Ternyata cuma menguatkan pedang lalu mengayunkan nya.
Ia menghembuskan nafas seolah olah Ia melakukan hal yang sangat hebat dan tak lama setelah itu, Ia menoleh ke arahku.
dengan wajah senang dan gembira itu. Aku sepertinya tau apa yang sedang Ia pikirkan. Tolong jangan sampai Ia berbicara. Aku takut tidak bisa menahan tawaku.
Tapi, Apa apaan itu!, Kau butuh waktu yang lama dan hanya itu yang kau lakukan?, Ku kira kau akan melakukan sesuatu yang luar biasa!. Huft, Aku sangat kecewa.
Saat Saya sedang memerhatikan Ayah, Ibu datang mendekati saya dan ikut melihat Ayah.
"Apa yang sedang Ayahmu lakukan?" (Ileana)
"Dia menghancurkan halaman lagi?, Ini sudah keberapa kali?" (Ileana)
Setelah memerhatikan Ayah cukup lama. Aku tau sekarang, Ayah adalah seorang Penyihir dan Penguat. Dia penyihir, Tapi karena mana nya yang sedikit, Jadi Ia gunakan untuk memperkuat pedangnya. Dan penguat Ia gunakan pada tubuhnya. Yah itu cukup cerdas untuk menutup kelemahannya. Sayangnya, permainan pedang nya bisa dibilang cukup buruk, maksudku sangat buruk. Kenapa Aku bisa tau?, karena di kehidupanku sebelumnya, Aku menggunakan pedang. Dikehidupan ku sebelumnya, Aku adalah orang terkuat dengan senjata menggunakan pedang.
Yah, Saya pikir pengalaman pedang yang Saya miliki akan berguna di masa depan, tapi tidak sekarang. Tubuhku sangat susah di gerakan kalau mengikuti pengalaman berpedang ku. Karena Aku masih dalam masa pertumbuhan.
Aku jadi sangat penasaran, Saat Aku membangkitkan manaku, apa yang akan bisa ku lakukan?, Apakah Aku akan melakukan sesuatu yang luar biasa?.
Saya berbalik kebelakang, niatnya ingin kebawah, tapi saat Saya melihat kebawah. Kenapa menjadi sangat seram begini?.
Saya berniat untuk turun dengan hati - hati. Pertama, Saya pakai cara tengkurap. Saya menurunkan kaki kanan Saya terlebih dahulu lalu selanjutnya kaki kiri.
"Haha, Salah satu matamu terpejam." (Ileana)
"sepertinya sudah saatnya kamu mandi." (Ileana)
Saat sedang berjalan ke kamar mandi, Aku berniat untuk membangkitkan mana ku. Jadi, Aku tau yang harus Aku lakukan.
"Buku!"
"Tidak Boleh!"
Tak ada pilihan lain, Aku akan gunakan cara lama.
"Kumohon, Aku mau membaca buku!"
Dengan wajah bersinar terang ke arah Ibu, aku berbicara seperti itu. Yah, Aku juga bingung, dari mana cahaya itu?.
"Hah?!" (Ileana)
"Kenapa..kenapa Aku tidak bisa menahan ini!, Baiklah baiklah, Kamu boleh bermain di ruang buku."
Saya di gendong ke ruang buku dan diletakan di ruang buku oleh Ibu.
"Baiklah, Aku akan pergi sebentar, Aku akan segera kembali, oke?" (Ileana)
Saya sendiri. Sepertinya sudah saat nya Saya mencoba membangkitkan mana Saya.
Aku duduk dan melakukan posisi bunga teratai dan berkonsentrasi. Saya sudah mengalami kemajuan. Aku menghabiskan dua tahun untuk membentuk inti mana. Sekarang Aku paham kenapa orang orang bangkit saat memasuki remaja. Karena serpihan mana ini sangat lambat untuk bergerak.
Aku fokus untuk mengumpulkan serpihan mana yang tersisa. Dengan amat sangat sabar, Akhirnya sampai ke serpihan terakhir.
Aku..Aku bisa..., Tinggal satu serpihan lagi. Akhirnya, Akhirnya terkumpul.
DUAR! (suara ledakan)
-BERSAMBUNG-
NOTE : MAAF JIKA SAYA TELAT, SAYA AKAN MEMPERKENALKAN KARAKTER DI ARC KALI INI.
1. AMON VERENICH
NAMA : Amon Verenich / Arion Dhafin
GOLONGAN DARAH : O
GELAR : ORANG TERKUAT ( KEHIDUPAN SEBELUMNYA )
SIFAT : TEGAS, BAIK HATI, SEDIKIT SOMBONG.
Usia : 38 / 3 tahun ( After death, Chapter ini )
2. ILEANA VERENICH
SEORANG IBU DARI ANAK YANG BERNAMA AMON VERENICH.
USIA : 26
GOL. DARAH : O
GELAR : IBU RUMAH TANGGA
SIFAT : PENYAYANG, BAIK HATI, TEGAS TERHADAP ANAKNYA.
3. DAVIE VERENICH
SEORANG AYAH DARI ANAK YANG BERNAMA AMON VERENICH
USIA : 28
GOL. DARAH : O
GELAR : ?
SIFAT : BAIK, PENYAYANG, GAMPANG BERGAUL, KURANG TEGAS TERHADAP SESUATU.
UNTUK SEKARANG, HANYA ITU YANG DAPAT SAYA BERIKAN, TERIMAKASIH TELAH MELUANGKAN WAKTUNYA UNTUK MEMBACA CHAPTER KALI INI.
MOHON MAAF JIKA CERITANYA BERANTAKAN ATAU TIDAK DIMENGERTI, SAYA SENDIRI SEDANG BELAJAR. SAYA AKAN MEMPERBAIKI SETIAP SAAT, SAYA MOHON KOMEN JIKA SAYA MELAKUKAN KESALAHAN PADA NOVEL INI, TERIMAKASIH.