"Dasar bos tak tahu diri, nggak peka banget sih sama karyawannya, padahal aku dah lembur tiga hari masih aja kasih tugas, Ya Allah kapanlah aku libur," kepalaku mendongak ke belakang, Ami hanya menatapku acuh.

"Ya Allah Afaf, kamu kan karyawan kesayangannya, jadi wajarlah buat kamu lama-lama di kantor, bisa jadi ntar kamu diantar pulang, kan lumayan tuh," Ami masih sibuk mengetik, ia bertugas di pengeditan naskah.

"Ih, amit-amit dah semobil ma orang kayak gitu," aku berdecak sebentar sebelum sosok yang kami bicarakan muncul. Dehemannya membuat kami tersentak, lantas diam sedetik kemudian.

"Ganteng, sholih, romantis, peka, suka nolongin, yang terpenting rajin sholat," Aku sibuk menulis list pendamping idaman dan seluruh karakter itu ada pada satu orang, atau lebih tepatnya aku sedang menulis ciri-ciri orang yang aku suka? Ah, entahlah yang terpenting itu yang aku mau.

Malam bersama bintang, sedang aku masih sendiri, cahaya bulan pun tak turut menemani.

Kembali pada Sang Pemilik semesta, itulah yang terbaik, mendayu indah lantunan dzikir atas-Nya, tempat segala bergantung.

Jika cinta ku secepat ini datang, aku harus apa? Tentu hanya bercurhat pada-Nya, tak lain lagi.

Jika cemburu ku menyergap datang, aku harus apa? Menyalurkan seluruhnya pada-Nya.

Allah, teguhkanlah seluruh cinta dan sayang ku hanya karena-Mu padanya, ingin mencontoh putri Fatimah dalam bercinta, tapi aku hanya wanita biasa yang terselimuti dosa.

Bak kayu yang tersayat, sekali sayatan dalam hati yang bekasnya takkan menghilang, itulah aku, wanita yang sangat rapuh dalam hal mencinta.

Semoga Engkau meridhoi perasaan ini, tak pelak hati ini mencucurkan lautan cemburu, Allah lah penolongku.

'Hasbiyallahu la ilaha illa anta, ni'mal maula wa ni'mal wakiil.'