Malam itu, malam kedua Cecil tidur bersama Eric. Gadis itu masih belum menyerah. Tadi ketika Eric masuk ke kamarnya, Cecil sudah ada di kamar itu dan sedang memeriksa semua senjata yang disebutkan Eric kemarin.
"Aku tidak berbohong padamu. Senjatanya benar-benar ada," ucap Eric sembari naik ke tempat tidur. Ia menepuk tempat di sebelahnya. "Kemarilah. Ayo tidur."
Cecil mendesis kesal dan menghampiri Eric. "Kau tidak tidur," geram gadis itu.
"Aku tidur ketika kau sudah tidur," jawab Eric.
Cecil mendengus tak percaya. Gadis itu berhenti di meja samping tempat tidur dan menuangkan minuman dari teko ke gelas, cairan hitam, lalu meneguknya cepat.
"Apa itu?" tanya Eric.
"Kopi. Aku tidak akan tidur malam ini." Cecil tampak bertekad.
Eric tak dapat menahan gelaknya mendengar itu. Dengan satu gerakan cepat, Eric mencondongkan tubuh ke arah Cecil dan menarik tubuh kecil gadis itu hingga ia berada di atas tubuh Eric. Lalu, Eric mencium bibir itu. Rasa kopi.
