FREDIYAN POV
Aku bangun dengan kepala sedikit berat. Aku harus bangun karena ada meeting pagi bersama beberapa investor. Kutatapi sekali lagi kamar yang menjadi saksi bisu hubunganku dengan Naya, hubungan tanpa kejelasan namun rasanya begitu berharga. Aku menuju kardus-kardus yang kemarin belum sempat ia bawa. Mencoba mengambil sepotong baju untuk kusimpan bersama parfum yang bisa kunikmati saat aku merindukannya nanti.
"Kau tidur di kamar tamu?" tanya mama yang sudah siap dengan hidangannya. Aku tak mendengar suara mama masuk padahal, atau sebenarnya mama menginap kemarin?
"Iya," jawabku lemah. Mataku berat sekali. Aku mencoba membuka lebar namun perih rasanya. Dengan langkah gontai aku menuju kamar untuk bersiap.
Aku benar-benar kosong. Jiwaku seolah lolos dari raga. Padahal aku tak yakin mencintainya, dia hanya bocah yang harusnya masih penuh dengan kesenangan. Wajah bocahnya hanya pernah kulihat sekali dan itu terakhir kali.