Aktifitas Ara bersama Hea belum selesai untuk hari ini, karena setelah dari restoran milik Ara, Hea pun mengajak Ara ke toko souvenir miliknya. Karena Hea ingin memperkenalkan semua produk yang di jual oleh Hea.
Ara senang diajak oleh Hea ke toko miliknya, banyak pertanyaan yang terlontar dari Ara untuk Hea.
Toko souvenir milik Hea terletak di dalam sebuah gang kecil, dia memilih untuk membukanya di sana karena Hea melihat gang tersebut sangat jauh dari jalan raya, jadi Hea memutuskan membuka toko di dalam gang tersebut agar warga setempat lebih mudah saat membeli sesuatu.
"Kita jadi ke toko kamu? " Ara bertanya kepada Hea.
"Jadi, kamu mau ikutkan? " Hea mengajak Ara.
"Sudah pasti aku ikut. Aku juga ingin tahu letak toko milik kamu. " Jawab Ara sebagai teman.
"Baiklah, Kita naik taksi saja karena tempatnya lumayan jauh. " Kata Hea.
"Oke. " Jawab Ara menurut saja.
Hea dan Ara naik taksi berdua, mereka menuju ke toko milik Hea, saat di dalam taksi pun mereka berdua mengobrol terutama Ara Yang lebih banyak bertanya.
"Hea, boleh aku bertanya? " Tanya Ara.
"Boleh. Apa? " Hea balik bertanya.
"Sejak usia berapa kamu sudah mulai membuka toko souvenir yang sekarang? " Ara sangat ingin tahu.
"Aahh, toko souvenir sebenarnya usaha milik keluarga dan aku hanya meneruskan, namun aku mengembangkan lagi di berbagai tempat. " Jawab Hea.
"Aahh, begitu. Tapi usia berapa kamu mulai ikut mengurus toko? " Ara terus bertanya.
"Usia 20tahun aku sudah mencoba untuk mengurusnya perlahan-lahan. " Jawab Hea dengan memberikan senyum.
"Wuaaahh,luar biasa umur semuda itu kamu sudah mengurus toko. " Ucap Ara selalu memuji Hea.
"Hahaha, ah tidak. Aku hanya mencoba saja. " Jawab Hea.
"Mencoba tetapi bisa sesukses ini? " Ara bertanya dengan wajah penuh heran.
"Ahahaha, ya karena mungkin usaha Yang tidak pernah berhenti. Hehehe. " Jawab Hea.
"Ah, aku ingin belajar sepenuhnya denganmu. Hehehe. " Kata Ara.
"Boleh, oh sudah sampai. " Ucap Hea.
"Wuaaahhhh, sudah sampai ya. " Kata Ara juga.
"Iya, ayo kita masuk ke dalam gang itu! " Ajak Hea.
Pada saat Hea mengajak Ara ke dalam gang yang cukup jauh dari jalan raya, seketika Ara bingung dan bertanya-tanya.
"Masuk ke dalam gang itu? " Ara langsung bertanya.
"Iya, kamu pasti heran ya? " Hea menebak-nebak yang dipikirkan Ara.
"Iya, kenapa masuk ke dalam gang? " Tanya Ara.
"Ikut saja, nanti kamu akan tahu. " Jawab Hea sambil mengajak Ara berjalan kaki.
"Oke baiklah, aku ikut saja. " Kata Ara.
Akhirnya mereka berdua jalan kaki masuk ke dalam gang yang kecil, setelah itu terdapat sebuah toko souvenir yang hanya satu-satunya dan tidak begitu besar. Dan ternyata di situlah toko souvenir yang di kelola oleh Hea.
"Silahkan! " Hea tiba-tiba menyuruh Ara masuk ke dalam toko tersebut.
"Ah, iya,, " Jawab Ara.
"Inilah toko souvenir yang aku kelola selama ini. " Hea sedikit bercerita.
"Kenapa harus di sini? " Ara seketika bertanya.
"Aahh, ada alasan kenapa aku membuka di sini. " Ucap Hea.
"Kenapa? " Tanya Ara lagi.
"Saat kamu masuk kedalam gang tadi, apakah kamu sempat melihat ada toko kecuali toko ini? " Hea bertanya lebih dulu.
"Tidak ada sama sekali sepertinya.
" Jawab Ara sambil berfikir.
"Nah, justru itu kenapa aku membuka toko di sini. Karena aku ingin mempermudah mereka yang tinggal di sini untuk membeli souvenir ataupun barang lain. " Ucap Hea yang sambil berkeliling di dalam toko.
"Wuaahh, kalau begitu aku juga bisa buka di sini dong. " Kata Ara seketika memiliki ide.
"Tentu bisa, tapi kamu harus mengurus satu restoran yang baru kamu buka dulu! " Saran Hea kepada Ara agar Ara bisa lebih sabar mengelola satu restoran.
"Aahhh,,, benar sekali. Aku akan memusatkan diri pada restoran yang baru saja aku buka. " Itulah janji Ara kepada Hea.
"Ayo. Kita keliling lagi! " Hea mengajak Ara berkeliling lagi.
"Ah, iya. Mereka semua ini sudah lama ikut bersama dengan kamu? " Ara berjalan sambil bertanya-tanya.
"Dari mulai toko buka hingga sekarang, merekalah yang membantuku. " Jawab Hea sambil melihat kondisi barang-barang yang dia jual.
Ara dan Hea masih mengobrol banyak dan Hea juga masih mau menjawab semua yang Ara pertanyakan. Selesai dari toko Hea, akhirnya merekapun memutuskan untuk pulang karena hari ini cukup lelah untuk Ara yang sudah melihat bangunan untuk restoran Ara.
Rencana selanjutnya, Ara akan berdiskusi dengan Jee untuk membicarakan desain restoran miliknya. Karena Jee salah satu teman Ara yang bekerja di bidang seni.
Jadi Jee sangat membantu Ara dalam pembuatan restoran tersebut.
"Kita pulang sekarang? " Tanya Ara.
"Yuk, rencana kamu untuk besok apa? " Hea bertanya.
"Besok aku akan bertemu dengan Jee untuk membicarakan desain. " Jawab Ara dengan wajah yang ceria.
"Baiklah,, " Kata Hea.
Hea dan Ara keluar dari gang lagi untuk menuju ke jalan raya dan mencari taksi. Tidak lama kemudian, taksi tersebut pun terlihat dan tidak ada penumpang di dalamnya, lalu Ara dan Hea memutuskan untuk menaiki taksi tersebut hingga sampai rumah Ara.
Mereka berpisah langsung di rumah Ara dan Hea lanjut pulang dengan taksi yang sama.
"Sampai bertemu lagi. " Ucap Ara dengan mengucapkan
terimakasih kepada Hea yang sudah menemaninya hari ini.
Ara masuk ke dalam rumahnya, dia membuka pintu rumah yang menggunakan kode rahasia dan hanya dia yang tahu.
Setelah itu dia langsung masuk ke dalam kamar meletakkan tasnya kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Semua aktifitas rumah telah selesai di kerjakan oleh Ara, akhirnya Ara duduk santa di depan tv dan sambil menonton tv. Lalu seketika Ara ingat akan mengirim pesan kepada Jee untuk membuat janji besok.
"Jee, apakah and waktu besok? " Itulah isi pesan singkat dari Ara untuk Jee.
Tiba-tiba Jee tidak membalas pesan dari Ara tetapi dia langsung menelepon Ara.
"Wuahhhh, aku mengirim pesan kenapa dia menelepon. " Gumam Ara sendiri.
Ara langsung mengangkat telepon dari Jee.
"Halo,,,, " Jawab Ara dari balik teleponnya.
"Aah, halo. Ada apa? " Jee langsung bertanya tentang pesan singkat Ara.
"Itu, aku butuh bantuan kamu untuk mendiskusikan desain restoran yang akan aku buka. " Ara langsung menjawab secara langsung.
"Kapan? " Tanya Jee.
"Besok, Bisa? " Ara berharap Jee bisa membantunya.
"Oke,besok kita ketemu di taman saja! " Jee langsung saja menentukan tempat dan waktu.
"Oke, oke. Baiklah kalau begitu. " Jawab Ara senang mendengar Jee bisa membantu dirinya.
"Sampai bertemu besok. " Kata Jee kemudian menutup teleponnya.
Ara merasa lega dengan bantuam Jee dan Hea, karena mereka berdua sudah banyak meluangkan waktu untuk Ara.