Setelah kemarin Ara pergi jalan-jalan sendiri, dan kemudian dia bertemu dengan Jee seorang pelukis yang masih muda dan cantik. Kini mereka berdua berteman.
Jee yang sudah cukup lama di negara itu, menawarkan diri untuk bisa menemani Ara berkeliling ataupun jalan-jalan lagi, Ara yang tinggal sendiri di rumah yang kecil selalu ingin mencoba hal baru di rumah, seperti menghiasnya, merapikannya, dan membuat rumah tersebut lebih nyaman lagi.
Rencana Ara hari ini tidak langsung mencari pekerjaan melainkan Ara akan pergi sendiri ke sebuah toko pernak pernik yang tidak pernah dia tahu lokasinya tetapi Ara mencoba untuk mencarinya sendiri. Pernak pernik tersebut akan Ara gunakan untuk menghias kamarnya dan rumahnya sendiri.
Ara bersiap-siap dengan memakai celana jeans panjang, bersepatu putih dan memakai kaos santai juga tas kecil berisikan dompet, handphone, dan tanda pengenal milik Ara. Sebagai orang Asing, Ara terus membawa tanda pengenal karena Ara termasuk orang asing di negara tersebut.
Tidak lupa mengunci pintu rumah, Arapun pergi dengan jalan kaki.
Sampainya di toko pernak pernik tersebut, lokasi yang sangat meriah dan lucu. Ara masuk ke dalam toko lalu melihat-lihat dan memilih beberapa barang. Nampak Ara kebingungan, kemudian seorang gadis menghampiri Ara.
Ara sedikit terkejut karena Ara sama sekali tidak mengenal gadis tersebut. Gadis itu bernama Minha.
"Kelihatannya kamu sedang bingung. " Ucap Minha yang berada di samping Ara tiba-tiba.
"Aahh, hehehe. Iya, aku ingin menghias kamarku dan rumahku. Dan aku bingung hiasan seperti apa yang harus aku gunakan. " Jawab Ara dengan santai.
"Oohh, kamu ingin menghias kamar. Gunakan hiasan ini saja, akan membuat suasana kamar semakin nyaman. Terlihat juga kalau kamu bukan gadis yang sangat feminim, jadi tidak perlu hiasan yang berlebihan. " Minha langsung saja menyarankan.
"Wuaahh, terimakasih banyak untuk sarannya. Aku Ara. " Ara memperkenalkan diri sambil memberikan tangannya untuk berjabat tangan.
"Aahh, iya. Aku Minha. Senang berkenalan denganmu. " Kata Minha dengan tersenyum.
"Bisakah kita mengobrol sebentar setelah ini? " Tanya Ara untuk mengajak Minha.
"Boleh, kita bisa minum kopi di depan. " Jawab Minha.
Minha melanjutkan belanja keperluannya dan Ara sudah akan membayar barang belanjaannya. Kemudian Ara menunggu Minha di luar toko sambil duduk di kursi yang sudah disediakan oleh toko tersebut. Kopi adalah minuman yang tepat untuk menemani obrolan mereka.
"Wuaahh, banyak sekali yang kamu beli? " Ara bertanya dengan santai.
"Iya, untuk keperluan selama satu bulan karena aku tinggal di apartemen sendiri. " Jawab Minha.
"Kamu tinggal dimana? " Ara dengan percaya diri bertanya.
"Aku tinggal di Apartemen dekat sini. Kalau kamu? " Minha kembali bertanya.
"Aku tinggal di sebuah rumah kecil di dekat sini juga. Tetapi aku baru sampai satu hari yang lalu. Apakah kamu bersedia untuk datang ke rumahku? aku akan membuatkan sebuah pesta kecil. " Jawab Ara yang ingin mengajak Minha juga Jee datang ke rumahnya.
"Wuaahhh, tentu saja aku akan datang. Kapan kamu akan mengatakannya? " Minha bertanya.
"Besok ya. Aku akan menghubungi Jee. " Kata Ara yang tiba-tiba menyebut nama Jee.
"Jee? " Minha bertanya karena merasa belum mengenal.
"Aahh, Jee adalah teman yang kemarin aku temui di sebuah taman pada saat aku berjalan-jalan sendiri. Yach, besok aku akan mengenalkan kepadamu. " Kata Ara.
"Oke baiklah, aku akan mendapat teman baru juga. " Kata Minha sambil meminum kopi miliknya.
"Oh iya, apa kesibukan kamu setiap harinya? " Tanya Ara kepada Minha.
"Aku hanya aktif di media sosial saja dan mempromosikan sebuah produk iklan yang aku pakai setiap harinya. " Jawab Minha terlihat sangat cantik.
"Wuaahh, hebat. " Ucap Ara kagum.
"Kesibukan kamu apa, kalau boleh tahu? " Minha bertanya lagi.
"Aahh, aku datang kemari hanya bermodalkan diri dan keberanian saja. Jadi aku belum mendapatkan pekerjaan sampai hari ini. Hehehee. " Jawab Ara sedikit malu.
"Aahh,tidak apa-apa. santai saja. " Kata Minha.
"Setelah ini kamu akan kemana? " Tanya Ara.
"Aku akan langsung pulang saja. Karena aku harus melakukan promosi lagi di media sosial. " Minha memberitahu Ara.
"Apakah siaran langsung? " Ara kembali bertanya.
"Tidak, hanya memposting sedikit-sedikit saja. " Jawab Minha lagi.
"Aahh, begitu. Ya sudah kalau begitu sampai bertemu besok. " Kata Ara.
"Iya, sampai bertemu besok. " Ucap Minha.
Setelah mereka mengobrol berdua dan baru saja kenal, Minha dan Ara memiliki kesibukan masing-masing. Jadi mereka berpisah di depan toko tersebut. Ara berjalan sendiri menuju kembali ke rumah, sedangkan Minha juga harus mempersiapkan diri untuk mempromosikan barang.
Ara sampai di rumahnya dan membongkar semua belanjaan yang dia beli tadi pagi. Sebelum itu, Ara mencoba menghubungi Jee untuk acara besok.
Ara akan mengadakan pesta kecil sebagai tanda perkenalan mereka bertiga, Jee yang memiliki teman juga bernama Hea, akan mengajaknya datang agar Hea dan Ara menjadi teman dan Ara memiliki banyak teman lagi.
"Halo, Jee. " Ara mulai menelepon Jee.
"Halo, siapa ini? " Jee bertanya karena belum menyimpan nomer telepon Ara.
"Ini aku Ara, masih ingat? " Jawab Ara balik bertanya.
"Aaahhh, Ara. Ada apa? " Jee sudah ingat dengan Ara dan kemudian menyimpan nomor handphone Ara.
"Besok datanglah ke rumahku, aku akan mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah. " Ara memberitahu.
"Wuaahh, boleh-boleh. Aku akan datang ke sana. " Jawab Jee.
"Oke deh. Besok aku akan mengenalkan kamu kepada Minha. " Ucap Ara.
"Minha? " Tanya Jee.
"Iya, Minha adalah teman baruku dan baru saja aku bertemu dengannya. Besok dia akan datang juga. " Jawab Ara.
"Oke baiklah, kalau begitu besok aku akan membawakan sesuatu untuk kamu. Heheheh. " Kata Jee.
"Terimakasih banyak. " Jawab Ara dengan sangat manis.
Arapun selesai menelepon Jee untuk mengundang ke acara Ara, acara yang dia adakan dengan santai dan di rumah saja. Tidak menyewa tempat ataupun mengeluarkan biaya banyak. Ara pun memilih untuk memasak sendiri agar tidak mengeluarkan biaya.
Bukan karena tidak mampu, tetapi Ara hanya ingin membiarkan teman-teman Ara berkomentar kepadanya tentang masakannya nanti.
Ara sibuk sendiri hari ini untuk menghias kamarnya agar cepat selesai dan mencoba beberapa menu untuk besok dia masak, tidak lupa juga dia pasti menanyakan menu tersebut kepada Mamanya.
Walaupun Ara tinggal sendiri, peran seorang Mama untuk Ara sangatlah penting. Ara bisa memasak berawal dari melihat Mamanya yang sangat menyukai dunia memasak dan sering membuatkan Ara masakan dengan menu-menu tersendiri.
Hari pertama Ara sangat menyenangkan dari mulai mendapat teman baru hingga bisa berjalan-jalan dengan berkeliling bersama teman baru. Satu hari di korea, awal yang bagus untuk Ara memulai kehidupan di negara tersebut. Ara Hidup sendiri dan mandiri, orang tua Arapun bangga terhadap dirinya.