Ara resmi tinggal di Korea, Ara juga sudah resmi berteman dengan Jee, Minha, dan Hea. Mereka bertiga tidak saling kenal sebelumnya. Tetapi Ara membuat mereka bertiga menjadi saling kenal dalam waktu yang singkat.
Ara yang dulu sewaktu sekolah tidak memiliki teman sama sekali, kini dia bisa memiliki teman yang sekarang menjadi inspirasi Ara karena ketiga teman Ara sudah memiliki pekerjaan dan jalan yang mereka sukai.
Pagi hari ini adalah hari ke dua Ara untuk melanjutkan aktifitasnya, dan Ara berpindah pemikiran untuk tidak melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar, melainkan Ara mendapat dukungan dari teman-temannya untuk membuka sebuah restoran kecil. Namun, Ara akan berbincang dengan Mama dan Ayahnya terlebih dahulu untuk keputusannya tersebut. Agar kedua orang tuanya tidak kecewa terhadap dirinya.
Rumah yang semalam dijadikan tempat untuk merayakan kehadiran Ara dan berkumpul bersama teman-teman, kini masih terlihat berantakan. Dan Ara harus membereskannya terlebih dahulu.
Sedikit malas, dan lelah saat melihat rumah berantakan. Karena dulu saat di rumah bersama orang tua, Ara selalu dimanjakan dari pekerjaan rumah. Sekarang ini Ara harus melakukan pekerjaan rumah sama seperti Mamanya yang setiap kali dikerjakan di rumah.
"Wuaahh, sepertinya semalam kami terlalu melampiaskan kebahagiaan di rumah ini." Ara berbicara dengan dirinya sendiri sambil melihat rumahnya yang berantakan.
Ara segera membereskan rumah terlebih dahulu sebelum dirinya mandi. Ara tidak memiliki rencana apapun hari sampai tiba-tiba Jee seorang teman yang Ara temui di sebuah taman menghubungi Ara.
"Haloo,,, " Jawab Ara mengangkat hanphonenya sambil membawa sapu.
"Ara, hari ini kamu ada rencana kemana? " Tanya Jee dari balik hanphonenya.
"Aku belum ada rencana apapun. Ini saja aku sedang membereskan rumah setelah semalam kita bersenang-senang. " Jawab Ara.
"Aahhhh,, maaf Ara. Kami tidak membantumu membereskan karena terlalu lelah. " Ucap Jee dengan sangat menyesal.
"Tidak apa-apa, tenang saja. Sudah hampir selesai. " Kata Ara tanpa beban.
"Kalau begitu, aku akan bantu kamu membereskan rumah saja hari ini. Aku akan kesana sekarang. " Jee berkata langsung menutup obrolan tanpa menunggu Ara menjawab.
"Tidak usah,,, " Ara menjawab dengan terlambat.
Tut, tut, tut, tut, obrolan mereka terputus.
Jee yang baru saja berjanji akan ke rumah Ara, diapun langsung bersiap-siap mandi dan menuju rumah Ara.
Tidak disangka-sangka beberapa menit kemudian Jee pun datang dan sudah berada di depan pintu rumah Ara.
Ting tong, ting tong. Bel pintu rumah berbunyi.
Ara yang masih sibuk membereskan rumah langsung menuju ke arah pintu karena mendengar bel pintu rumah berbunyi.
"Sebentar, tunggu. " Ucap Ara dari dalam rumah.
"Haiii, Ara. Aku sudah sampai dan siap membantumu membersihkan semuanya. " Kata Jee sangat bersemangat.
Pertemanan mereka terlihat sangat dekat padahal baru dua hari mereka berkenalan. Itu karena sifat baik merekalah yang menyatukan mereka berdua bisa berteman.
"Hahahahaha, ternyata kamu serius dengan ucapanmu tadi sewaktu telepon? " Ara masih terkejut dan tidak percaya.
"Hahahaa. Aku tidak aka pernah menipu temanku. Karena aku bukan penipu. Hahahaha. " Jee berkata dengan tertawa dan bercanda.
"Hahahaha, oke oke. Kamu tidak penipu. Silahkan terserah kamu bagian mana dulu yang akan kamu bersihkan. " Ucap Ara membiarkan Jee membantu dirinya.
"Oke baiklah, dimana sapunya? " Jee bertanya letak sapunya.
"Mmm, di dapur dekat kulkas. " Jawab Ara sambil terus membersihkan ruangan.
"Oke makasih, aku akan mulai dari bagian sini saja. " Kata Jee.
"Oh iya, terimakasih banyak. Sebenarnya kamu akan ada acara kemana hari ini? "Ara bertanya kepada Jee.
"Sebenarnya aku ingin mengajak kamu ke sebuah pameran lukisan, tetapi sepertinya kamu sedang sibuk jadi aku mengurungkan niatku itu. " Jawab Jee.
"Pameran lukisan? Aku mau. " Kata Ara tiba-tiba.
"Benar kamu ingin ikut? " Jee bertanya lagi seaakn ragu.
"Iya, setelah selesai bersih-bersih masih bisakan? " Ara bertanya lagi.
"Masih, masih bisa kok. Oke nanti kita kesana. " Ucap Jee dengan tersenyum lebar karena senang.
"Wuaaahhh, sepertinya kamu senang sekali mendengarnya. " Kata Ara yang melihat ekspresi wajah Jee terlihat sangat senang.
"Ya, aku senang karena ada teman yang bisa menemaniku sekarang saat pergi ke sebuah pameran lukisan. Heheheheheh. " Jawab Jee.
Mereka berdua telah selesai membersihkan dan membereskan rumah juga mengembalikan barang-barang pada tempatnya. Kemudian Jee dan Ara akan menuju ke sebuah pameran lukisan yang terdapat hasi lukisan dari pelukis terkenal.
Jee sangat menyukai dunia seni lukis, Ara sendiri tidak memahaminya tetapi Ara akan bersikap seperti biasa agar tidak mengecakan Jee. Ara seperti itu tidak bermaksud untuk membohongi Jee namun Ara sendiri memiliki keinginan agar dirinya mendapat inspirasi tentang restorannya nanti.
"Dimana lokasinya? " Ara bertanya setelah keluar dari kamar untuk berganti pakaian.
"Wuaaahhh, cantik sekali. " Kata Jee saat melihat penampilan Ara.
"Siapa? " Ara ganti bertanya.
"Tentu saja kamu, sangatlah cantik sekali. Iri sekali padamu. " Kata Jee merasa iri dengan cantiknya Ara.
"Hahahaha, tidaklah. Kamu lebih cantik. " Jawab Ara.
Setelah saling memuji, Ara dan Jee pergi keluar rumah menuju ke lokasi pameran lukisan. Sampainya di sana, mereka berduapun di sambut oleh panitia yang menjaga di pintu depan lalu Jee dan Ara bisa bebas melihat beberapa lukisan yang terpampang di dinding sekaligus terdapat nama dari pelukisnya juga.
Ara mulai merasa senang melihat beberapa lukisan, dan mulai menikmati lukisan tersebut, juga banyak bertanya tentang lukisan kepada Jee.
Jee sendiri yang merupakan seorang pelukis dengan santai dan ikhlas menjawab setiap kali Ara bertanya padanya.
"Wuaahh,lukisan disini indah sekali. " Kata Jee.
"Kamu senang bisa melihatnya? " Ara menanyakan kepada Jee.
"Apakah kamu juga menikmati lukisan di sini? " Jee ganti bertanya kepada Ara sedikit khawatir.
"Kenapa pertanyaan kamu sedikit memperlihatkan kekhawatiran? " Ara bertanya kepada Jee.
"Aku sedikit khawatir kalau kamu tidak akan menikmati lukisan di sini karena aku tahu kalau kamu tidak menyukai seni. " Ucap Jee sedikit memahami Ara.
"Aku memang tidak memahami dunia seni lukis, tetapi aku mau datang kemari karena aku berharap bisa mendapat inspirasi untuk pembuakaan restoranku nantinya. " Jawab Ara.
"Wuaaahhh, kamu serius dengan rencana itu? " Yang dimaksud Jee adalah pebukaan restoran baru Ara.
"Ya, karena kemarin kalian sudah mewakili orang-orang yang akan menyukai masakanku. Hehehehe. " Kata Ara sambil tersenyum manis.
"Sudahkah kamu membicarakan kepada kedua orang tuamu? " Jee berharap Ara sudah meminta ijin.
"Aku pasti akan membicarakannya. " Jawab Ara dengan yakin.
"Wuaahhh, tekadmu luar biasa. Itu tandanya kamu akan menetap di Korea? " Jee bertanya lebih lagi dan berharap Ara menetap di Korea.
"Tentu saja karena itu harus. Hehehehe. " Jawab Ara dengan semakin yakin.
Satu-satunya teman Ara yang mengetahui hal ini, adalah Jee. Karena Ara belum menceritakan rencana untuk menetap di Korea kepada teman-teman yang lain.