Austin menjatuhkan tubuhnya di spring bed ukuran king. Di kamar ia menatap langit atap rumahnya. Lampu kristal termahal menggantung di luasnya kamar itu.
Dinding berhias lukisan mahal dan lemari berukiran Jepara yang sengaja Sophia pesan dari Indonesia. Lantai beralas marmer yang diselimuti karpet tebal terbuat dari bulu harimau asli.
Adik dari Mike itu terdiam. Tak lama kemudian bibir itu mengembang. Senyuman manis menghias wajahnya yang tampan itu. Rupanya, pikiran Austin sedang dipenuhi oleh ucapan-ucapan Abigail tadi pada pertemuannya di kampus. Austin menyadari betapa Abigail sangat ketakutan kehilangannya. Dan itu ia rasakan saat dirinya hendak pergi.
Di mulai dari gugupnya Abigail saat menjawab pertanyaannya.
..."Eh.. bukan, bukan maksud gue kayak gini. Tapi.. Abigail menunduk lagi, ia takut salah bicara. Tak ingin Austin merasa sakit hati nantinya. "Biarin gue berpikir dulu tentang ini."..