"Mungkin itu sesuatu yang ingin Mas Jovan lupakan. Pada beberapa pasien hal itu bisa menyebabkan sakit kepala seperti yang baru Mas Jovan rasakan".
Ucapan dokter jiwanya itu terngiang-ngiang di kepala Jovan. Lelaki itu melamun sedari tadi. Karen yang sedari tadi sibuk menyetir mulai mengkhawatirkan artisnya ini. Tidak biasanya Jovan sangat pendiam seperti ini. Seringnya mereka bertengkar atau saling beradu pendapat bahkan sampai hal yang paling kecil sekalipun. Tapi sejak selesai dari terapi bersama dr. Cecilia, Jovan hanya dia dan lebih banyak termenung.
"Jo, kamu enggak apa-apa?" tanya Karen, melirik sedikit ke arah Jovan, yang masih terlihat melamun.
"Em?" Jovan tersadar saat Karen memanggilnya lagi.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang tidak nyaman?" tanya Karen khawatir. Jovan menggelengkan kepalanya.