Chereads / MENEMUKAN CINTA YANG SEBENARNYA / Chapter 10 - Maya Merasa Sangat Jijik

Chapter 10 - Maya Merasa Sangat Jijik

Maya sangatlah tersiksa dengan apa yang sudah dilakukan Tristan padanya hari ini, padahal dirinya tidak memiliki masa lalu yang membuat Tristan harus menyiksanya seperti ini. Maya rasanya sudah tidak sangup lagi untuk menjalani kehidupannya yang terasa berat saat ini.

Setelah selesai mandi, Maya harus berusah payah memakaikan pakain yang sudah di sediakan oleh Tristan barusan karena pakain tersebut memiliki bentuk yang sangat aneh menurut Maya, bagaimana tidak pakain tersebut sangatlah seksi bahkan untuk menutup buah dadanya saja tidak akan cukup menutupi semuanya. Saat memakai baju tersebut buah dada Maya akan sangat mudah bagi Tristan untuk melumatnya karena baju tersebut tampak sangat melorot kebawah melebihi memakai lingeria.

"Sekarang duduklah!" perintah Tristan dengan dingin ketika melihat Maya sudah selesai memakai pakainnya.

"Akh!" pekik Maya dengan suara kecilnya karena Tristan memegang dan meremas sedikit buah dadanya yang sedang terluka itu.

"Jangan suka bermain drama di hadapanku!" ucap Tristan dengan dingin. Ia tidak menyukai gadis yang sangat lemah seperti Maya. Lalu tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar membuat Tristan tersenyum devil mendengarnya.

"Bahkan sakit begini, iblis ini mengataiku sedang melakukan drama! Tidak menyesal aku menjulukinya iblis!" gumam Maya dalam hatinya.

"Masuklah!" perintah Tristan dan terlihatlah seorang gadis cantik, seksi dan tubuh yang sangat mengoda itu sedang berjalan menuju ke arah Tristan.

"Sepertinya Tuan telah menunggu saya," ucap gadis itu bernama Rahel yang sudah berusia 25 tahun itu. Mendengan Rahel berkata seperti itu membuat Tristan tersenyum dengan devil saja.

"Kemarilah kau wanita jalang!" ucap Tristan dengan berkata kasar, namun Rahel tidak pernah sama sekali untuk marah mendengar Tristan memanggilnya seperti itu, justru dirinya merasa sangat terhormat karena Tristan sudah mau memilihnya untuk melayani seorang CEO yang tampan, kaya raya dan mempunyai segalanya itu. Namun, ia tidak tahu bagaimana sosok Tristan yang sebenarnya dan Rahel tidak memperdulikan itu semua yang pasti dirinya nanti akan sebentar lagi menikmati uang yang berlimpah hasil dari melayani Tristan.

"Baiklah, Tuan," ucap Rahel sambil berjalan berlengak-lengok seperti model itu, melihat itu membuat Maya merasa sangat jijik dan ingin rasanya ia pergi kabur saja supaya tidak melihat kejadian tersebut, namun sayang ia harus kembali di borgol oleh Alex mengunakan rantai besi yang cukup besar di kasur.

"Kau!" tunjuk Tristan ke arah Maya dengan tiba-tiba dan seketika Maya sedikit terkejut mendengar nada suara yang sangat dingin itu.

"Lihatlah baik-baik saat kami berdua melakukannya, aku ingin kamu melayani ku dengan baik setelah keadaan mu membaik, jika kamu tidak bisa memuaskan aku. Maka tamatlah hidupmu!" ancam Tristan dengan kata-kata yang penuh penekanan.

"Dasar pria gila! Bahkan dirinya tidak tahu malu sama sekali untuk melakukannya dengan orang lain di hadapanku, benar-benar laki-laki iblis!" umpat Maya di dalam hatinya, wajah Maya terlihat memerah padam karena menahan rasa amarah di hatinya saat ini.

Tristan pun mulai bersandar di sofa dan ia membiarkan Rahel bermain dengan tubunya sedangkan dirinya menatap tajam ke arah Maya yang terus menunduk kebawah karena tidak ingin melihat apa yang sedang mereka lakukan saat ini.

Duar....

Suara tembakan tiba-tiba saja bergema dengan sangat nyaring di kamar itu, Rahel yang tadi sangat asik bermain dengan tubuh Tristan seketika berhenti karena terkejut.

"Lanjutkan tugas mu!" ucap Tristan dengan dingin dan Rahel pun menurut saja.

Sedangkan Maya sudah sangat bergetar hebat saat ini karena tembakan Tristan hampir saja membuat nyawanya melayang. Bagaimana tidak, Tristan menembak ke arah Maya di atas kepalanya dengan jarak hanya 2 cm saja, seluruh badan Maya seketika lemas tidak berdaya karena tiba-tiba saja membuat jantung hampir copot oleh suara pistol itu.

"Angkat kepalamu dan lihat kearah ku!" ucap Tristan dengan dingin sambil matanya menatap tajam.

"Jika kau tidak ingin mati di tempatmu sebaiknya kamu menuruti perintahku!"

Duar...

"Akh!" teriak Maya sambil bergetar.

"Sudah ku katakan untuk melihat ke arah ku, jika kamu tidak melaksanakan apa yang aku katakan! Maka ini yang terakhir kalinya aku memperingati mu" ucap Tristan dengan penuh ancamana

"Ba-iklah, aku mohon jangan menembak ke arah ku lagi," ucap Maya, kedua bola matanya sudah dari tadi berair membasahi pipi cantiknya itu.

"Jika—" ucap Tristan terpotong.

"Aku berjanji," ucap Maya dengan serius, ia tidak ingin ditembak hanya karena dirinya tidak menuruti perintah lelaki itu.

"Tuhan, bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?" gumam Maya dalam hatinya bersedih.

"Haruskah aku membuat rencana sesuatu supaya bisa bebas darinya?" tanya Maya di dalam hatinya.

"Sepertinya benar, aku harus melakukan sesuatu hal yang gila kali ini. Aku akan mencobanya, biarlah aku merelakan tubuhku untuk melayani iblis itu lagian dia akan juga menikmati tubuhku," gumam Maya di dalam hatinya lagi.

Sudah 5 menit Maya melihat kegiatan yang sangat menjijikan itu, sudah membuatnya terasa mual dan muntah namun ia tahan sekuat mungkin saja, demi menjalankan misinya kali ini ia harus kuat dan bersabar saja. Desahan demi desahan sangat mengema di kamar itu, sehingga sangat menganggu telingga Maya ingin rasanya ia menutup kedua telingannya supaya tidak mendengar suara wanita yang mendesah dengan tidak tahu malunya itu.

"Apa aku harus mendesah juga seperti itu? Akh! Dasar pria iblis!" maki Maya dengan penuh kebencian.

"Cepat masukan kedalam milikku!" perintah Tristan saat Tristan telah selesai memasukan jarinya ke bagian intimnya dan sekarang saatnya dirinya menikamati permainan yang di lakukan rahel padanya.

"Ini sangat besar sekali," ucap Rahel memuji benda milik Tristan yang sudah berdiri dengan sangat tegang itu, walaupun di bungkus dengan kondom tapi tetap saja akan terasa nikmat jika masuk kedalam miliknya.

"Cepatlah masukan milik mu sekarang juga!" ucap Tristan yang sudah tidak sabar lagi dan dengan senang hati Rahel merangkak naik ke atas pangkuan Tristan.

Rahel punmemegang benda milik Tristan tersebut dan dengan perlahan-lahan memasukannya kedalam miliknya karena milik Rahel memang sudah sering dimasukan oleh pria lainnya, sehingga sangat mudah sekali ketika milik Tristan masuk kedalam lubang intimnya, namun milik Tristan benar-benar sangatlah berbeda dari yang lainnya, sehingga Rahel tampak sangat menikmatnya bahkan seluruh tubuhnya terasa tersengat listrik sekarang.

"Ah!" Desahan Rahel pun kembali terdengar di telinga Maya sedangkan Rahel dengan pelan memaju mundurkan pinggulnya sambil menikmati remasan tangan Tristan di kedua buah dadanya yang terlihat cukup besar itu.

"Cepatlah sedikit," ucap Tristan yang sudah tidak tahan untuk segera mengeluarkan cairannya itu keluar.

"Baiklah," ucap Rahel mempercet gerakannya, sehingga Tristan menengadahkan kepalanya ke atas untuk menikmati gerakan Rahel.

"Kedua iblis itu benar-benar sangatlah cocok. Kenapa tidak dijodohkan saja mereka berdua, kenapa harus aku yang terlibat dengan hal yang menjijikan ini!" ucap Maya frustasi.