Sudah 2 jam lamanya perjalanan Tristan dan serta pengawalnya menuju ke villa untuk mengantar Tristan bersama gadis itu yang mereka juga tidak tahu siapa gadis yang bersama tuan mereka saat ini yang pastinya mereka tahu bahwa gadis itu akan Tristan jadikan budak sex nya di rumah.
"Kita sudah sampai Tuan Muda," ucap sang pengawal membuka pintu kepada tuan mereka.
"Hem," jawab Tristan dengan singkat, lalu Tristan pun membopong tubuh Maya untuk masuk kedalam rumahnya yang besar nan mega itu.
"Sepertinya dia sangat kelelahan," gumam Tristan sambil menatap wajah cantik milik Maya. Tristan pun merebahkan Maya ke atas kasurnya yang empuk dan besar itu, lalu Tristan melepaskan ikatan tersebut dan mengikat tangan Maya dengan rantai yang sudah tersedia di kamarnya karena Tristan sering kali membawa gadis-gadis itu ke kamarnya untuk memuaskan hasratnya, namun sayangnya gadis-gadis yang telah Tristan lampiaskan nafsunya langsung saja ia bunuh karena dirinya tidak ingin semua gadis mengetahui dirinya yang hipersex dan menyebarkan berita tentang dirinya di publik.
Tristan pun langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena selama ini dirinya tidak di biarkan untuk mandi oleh pamannya, bahkan makan pun pamannya itu memberikan makanan yang di angap Tristan tidak layak sama sekali. Paman Tristan sengaja menyiksa dirinya dengan memberi nasi yang sudah basi, bahkan air minum pun air dari kran. Bahkan buang air besar atau kencing pun Tristan pun harus membuka lubang yang berada di tempat ia duduk saja.
Sudah sejam lamanya Tristan Mandi di kamar Mandi dan tentunya Tristan bukan hanya sekedar mandi saja, melainkan dirinya sambil bermain solo di dalam kamar mandi memakai sabun untuk melanjutkan hasratnya yang tiba-tiba muncul itu.
"Kau sudah bangun!" ucap Tristan sambil menghampiri Maya yang berusaha memberontak untuk melepaskan dirinya, namun ketika mendengar suara Tristan ia langsung saja melihat ke arah suara itu dan matanya pun tanpa sengaja memandang dada bidang yang sangat sispex di matanya, bahkan Maya sampai meneguk air ludahnya melihat laki-laki tampan di hadapannya itu benar-benar sangat seksi sekarang.
"Gadis manis, siapa nama mu?" tanya Tristan sambil mengusap lembut wajah Maya dengan rasa gairah nya yang sudah memuncak itu.
"Dimana ini? Tolong lepaskan aku!" bentak Maya.
"Aku tidak akan melepaskan mu gadis manis!" ucap Tristan sambil tangannya meraba paha Maya yang putih mulus itu dan Maya seketika sangat merinding merasakan hal itu. Apa lagi tangan Tristan perlahan-lahan naik ke atas dan sekejab Maya merapatkan kedua pahanya, supaya Tristan tidak melanjutkan aksinya itu.
"Kenapa? Apa salahku?" tanya Maya yang sangat frustasi sekarang.
"Kamu memang tidak memiliki salah apa-apa, hanya saja aku ingin membuatmu menjadi budak sek ku," jelas Tristan dengan dingin.
"Akh!" pekik Maya ketika tangan Tristan memasukan jarinya dengan sangat kasar di bagian bawahnya.
"T-a-p-i aku tidak ingin melakukannya lagi, ini sangat sakit aku mohon lepaskan aku, akh!" ucap Maya terbata-bata sambil menahan rasa sakit di lubang kemaluanya, akibat Tristan terus melakukan hal yang aneh pada tubuhnya itu.
"Percuma saja kamu mengatakan tidak, kalau aku sangat mengingkan kamu dan tetap akan menjadikan kamu pemuas nafsuku!" ucap Tristan dengan dingin, bahkan Tristan pun mulai membuka handuknya yang terlilit dari tadi di pingangnya, mata Maya sekejap meloto melihat benda itu sangat besar dan menonjol di dekatnya, dirinya kembali teringat saat benda itu masuk kedalam bagian intimnya tadi terasa sangat sakit, sehingga Maya pun mengeleng-gelengkan kepalanya lagi, berharap Tristan tidak melakukanya dan menyiksanya.
"Kamu harus menikmatinya sayang, pasti tidak akan sakit," bisik Tristan dengan tersenyum devil dan menjilat sebentar kuping Maya, lalu ia beralih melumat bibir Maya dengan sangat rakus lagi dan tangannya pun bekerja, sambil mengambil gunting yang berada di meja dekat tempat tidurnya dan langsung saja merobek pakai mainnya mengunakan gunting tersebut.
"Hem!" Maya terus memberontak karena tenaganya sudah mulai pulih namun sayangnya ia masih belum sadar bahwa yang ia lakukan hanyalah sia-sia saja.
"Cepat buka mulutmu!" bentak Tristan yang ingin memasukan juniornya ke mulut Maya berharap Maya bisa mengulumnya dan membuat dirinya kenikmatan.
"Cepat!" bentak Tristan yang sudah bersiap mengangkat gunting itu untuk menusuk lengan Maya dan Maya pun akhirnya menurut saja.
"Ah!" Tristan menengadahkan kepalanya sambil memejamkan matanya menikmati juniornya yang sedang berada di dalam mulut Maya saat ini. Ia memaju mundurkan pinggulnya dengan penuh kenikmatan.
"Akh!" teriak Tristan dengan tiba-tiba.
Plak....
Plak....
Tristan pun menampar wajah Maya dengan sangat keras, sehingga Maya langsung saja melepaskan gigitannya dari junior Tristan. Tristan merasakan sangat sakit bagian juniornya sehingga Tristan pun sangat marah besar terhadap Maya, di kedua bola matanya seperti memancarkan bola api karena saking marah kepada Maya.
"Wanita brengsek! Beraninya kamu menyakitiku!" ucap Tristan dengan dingin.
"Baiklah! Aku akan memberikan rasa sakit itu kembali pada mu!" ucap Tristan dengan tersenyum devil, sedangkan Maya menangis memegang pipinya yang memerah kena tamparan oleh Tristan.
"Aku mohon jangan lakukan itu!" ucap Maya berteriak namun Tristan tentu saja mengambaikan ucapan gadis itu, ia melihat laki-laki itu benar-benar kesetanan saat ini.
"Akh! Akh!" Teriak Maya mengema di kamar itu namun kamar itu tentu saja memakai pengedap suara, Tristan langsung saja menerobos masuk kedalam bagian intim Maya dengan secara paksa dan kasar, bahkan lebih kasar dari yang pertamanya lagi.
"Ini akibatnya jika kamu berani berbuat ulah pada ku gadis manis!" ucap Tristan sambil menghentak-hentakan gerakannya dan Maya menahan rasa sakit itu terasa ribuan pedang menusuk tubuhnya sekarang.
Tristan terus bermain dengan tubuh Maya, bahkan ketika melihat Maya yang sudah pingsan itu pun ia tidak perduli lagi karena yang ia perdulikan hanyalah hasratnya terpenuhi saat ini.
"Ah!" Desahan Tristan pun sudah tidak dapat ia tahan lagi ketika merasakan dirinya telah menemukan kenikmatan yang sangat luar biasa itu, Tristan terus mempercepat gerakannya hingga dirinya berkeringatan saat ini, sambil dirinya melumat dan mengigit puting buah dada Maya sampai terluka.
"Tubuh gadis ini benar-benar sangat membuatku terus semakin bergairah," ucap Tristan sambil mendesah kenikmatan.
"Ah!" Desahan Tristan kembali terdengar saat dirinya pelepasan dan menyemburkan benih-benihnya kedalam rahim Maya. Tristan pun mengistirahatkan dirinya, lalu ia menatap wajah Maya yang terlihat sangat pucat itu, ia tahu Maya saat ini sudah tidak tahan merasakan sakit saat dirinya menikmati tubuh gadis itu dan Tristan pun dengan sangat santai mengambil ponselnya dan memanggil dokter pribadinya.
"Halo! Siapkan dirimu untuk memeriksa seorang gadis di rumah ku!" ucap Tristan dengan dingin.
"Baik, Tuan," jawab dokter pribadi Tristan dari seberang telpon itu.
"Pengawalku akan segera menjemput mu memakai helikopter!" ucap Tristan yang langsung saja mengakhiri panggilan tersebut tanpa mendengar jawaban dokter pribadinya.