Sudah 5 hari ini Maya tinggal di rumah Alendra dan selama itu juga Alendra merawat Maya, ia melihat keadaan Maya cukup memprihatinkan. Belum lagi ketika mendengar cerita dari Maya, membuat Alendra sangatlah bersalah kepada Maya. Ia tidak menyangka Maya harus menerima semua penderitaan selama itu.
"Kamu sudah baik-baik saja, kan?" tanya Alendra yang saat sedang mengantarkan serapan pagi Maya. Ia melihat Maya pagi ini sudah mulai baik-baik saja, tidak seperti awal dirinya bertemu dengan Maya 5 hari yang lalu terlihat seperti orang yang terlantar di jalanan.
"Iya, ini semua berkat kamu. Terima kasih, Alendra," ucap Maya sambil tersenyum kecil.
"Sama-sama, baiklah makanlah serapan kamu setelah mandi nanti. Aku ingin segera pergi ke kampus karena jam nya sudah menunjukan pukul 7," ucap Alendra sambil melihat jam tangannya di pergelangan tangan kirinya.
"Iya, hati-hati di jalan," ucap Maya dan Alendra hanya mengangukkan kepalanya tersenyum, lalu langsung saja pergi meninggalkan Maya sendirian di kamar tersebut.
Setelah kepergian Alendra, Maya langsung saja menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar karena dirinya kembali teringat dengan kejadian dimana keperawanannya telah direngut secara paksa oleh pria asing, bahkan laki-laki itu beberapa kali memperkosanya selama satu hari penuh.
"Apa tinggal disini akan baik-baik saja?" tanya Maya yang tidak enak hati jika dirinya terus tinggal dan merepotkan Alendra, apa lagi dirinya tidak memiliki uang sepersen pun saat ini untuk menganti biaya makannya selama ia tinggal di rumah Alendra.
"Kemana orang-orang rumah ini, ya?" tanya Maya dalam hatinya karena selama tinggal di rumah Alendra, ia tidak melihat kedua orang tua Alendra mengunjunginya di kamar, bahkan saat dirinya berjalan-jalan rumah tersebut terlihat sangat sepi dan hanya ada seorang pembantu saja, serta satpam di luar rumah.
Setelah cukup lama melamun, Maya langsung saja beranjak dari kasurnya untuk segera mandi, Maya melangkahkan kakinya dengan pelan saat berjalan karena bagian bawahnya masih saja terasa sakit namun tidak sesakit yang ia rasakan pertama kalinya.
Sedangkan disisi lain, Alendra tampak tersenyum-senyum memandang wajah cantik Erlin dari jauh. Ia kembali teringat dengan permainan panas mereka berdua saat camping di tengah hutan beberapa beberapa hari yang lalu.
Rasanya Alendra ingin sekali menikmati kembali tubuh indah Erlina saat ini, namun tidak mungkin karena dosennya sebentar lagi akan masuk dan memberikan materi kepada mereka, padahal benda pusakanya sudah berdiri menegang di dalam celananya saat ini, bahkan sudah terasa sakit karena begitu sesak berada di dalam celananya yang sedikit ketat itu.
Padahal selama ini Alendra tidak pernah sekali untuk menyentuh wanita, bahkan untuk menikmati tubuhnya dan ini adalah pertama kalinya bagi Alendra, itupun juga karena Erlin yang terus mengoda-goda dirinya untuk melakukan hal itu.
Alendra adalah tentu saja lelaki yang sangat normal, siapa yang tidak terbuai dengan gadis yang cantik nan seksi mengoda dirinya, apa lagi saat itu Erlin sangat berani memegang pusakanya dengan tiba-tiba, sehingga dirinya semakin bergairah dan pada akhirnya tidak dapat ia tahan lagi.
"Ok, baiklah. Materi hari ini sampai disini saja," ucap sanga dosen yang berpamitan untuk pergi keluar karena ia rasa sudah sejam waktunya untuk memberikan materi kepada mahasiswa sudah cukup.
Sedangkan Alendra dan Erlin, kedua orang itu tidak fokus untuk memperhatikan materi yang disampaikan dosen barusan karena kedua orang itu sangat asik saling mengirim pesan, bahkan janjian ketemu di gudang kampus belakang yang tidak ada orangnya sama sekali.
"Sampai ketemu disana," bisik Alendra yang melewati Erlin sedang asik mengobrol bersama dengan Kinar.
"Ada apa?" tanya Kinara yang sangat penasaran dengan apa yang dikatakan Alendra barusan kepada Erlin.
"Tidak apa-apa, kok," jawab Erlin dengan sesantai mungkin.
"Oh," ucap Kinar yang merasa tidak percaya sama sekali dengan ucapan Erlin, ia merasa ada sesuatu yang tersembunyi.
"Kalau begitu, aku ingin pergi ke toilet ingin buang air kecil dulu. Kamu silahkan pergi terlebih dahulu ke kantin," ucap Erlin beralasan.
"Oh, baiklah," ucap Kinar.
Kinar hanya melihat kepergian Erlin dari kejauhan, namun kakinya ingin melangkah untuk mengikuti Erlin dari belakang karena dirinya benar-benar merasa sangat penasaran dengan Erlin saat ini.
"Akhirnya aku bisa pergi dari hadapan, Kinar," gumam Erlin dengan sangat lega, lalu Erlin pun membelokkan langkahnya menuju ke arah belakang kampus untuk pergi ke gudang karena dari gadi Alendra mengirim pesan untuknya, sehingga Erlin pun terburu-buru untuk menemui Alendra di gudang.
"Akhirnya kamu datang," ucap Alendra yang langsung saja memeluk Erlin, lalu melumat bibir Erlin dengan sangat liar sambil tangannya meraba-raba bokong Erlin yang terasa sangat kenyal ketika di pegang.
"Hem." Erlin langsung saja mendesah kenikmatan ketika merasakan remasan tangan Alendra di bokongnya, apa lagi ketika tangan Alendra berpindah ke salah satu buah dadanya sambil meremas-remas dengan cukup kuat. Sehingga desahan dari mulut Erlin teedengar cukup nyaring.
"Ah!" Desahan dari mulut Alendra pun juga keluar ketika tangan Erlin meremas benda pusakanya yang sudah berdiri dengan sangat tegang bahkan sudah mengeras itu.
"Membungkuklah di meja ini!" tunjuk Alendra yabg sudah tidak sabar untuk memasukkan miliknya ke dalam milk Erlin. Untungnya Erlin hanya memakai rok pendek sehigga Alendra sangat mudah untuk menurunkan dalaman Erlin yang berwarna hitam itu.
"Aku akan memasukkannya segera, Erlin," bisik Alendra dengan suaranya yang sudah dikuasai dengan kabut gairah itu.
"Pelan-pelan saja," ucap Erlin ketika merasakan milik Alendra menyentuh bokongnya yang sudah ingin bersiap menusuk miliknya.
Sedangkan Alendra mengatur posisi berdirinya supaya terasa sangat nyaman ketika memasukan miliknya nanti, saat merasa posisinya sudah pas Alendra pun perlahan-lahan memasukkan miliknya kedalam lubang kenikmatan milik Erlin, Erlin merasakan seluruh tubuhnya bagaikan tersengat listrik dengan tenaga yang sangat kuat.
"Hem, milikmu memang sangat memuaskan tubuhku, Alendra," ucap Elrin.
"Benarkah?" ucap Alendra sambil mengerakan pinggulnya maju mundur dengan pelan, sambil menengadahkan kepalanya ke atas untuk menikmati miliknya yang terasa di himpit itu. Bahkan tangannya pun terus bekerja dengan sangat liar untuk meremas kedua buah dada milik Erlin yang cukup besar dan sangat kenyal itu.
Erlin hanya bisa mendesah kenikmatan saja saat ini karena Alendra sedang menguasai tubuhnya dan tentu saja Erlin sangat menikmati permainan yang di berikan oleh Alendra pada tubuhnya.
Suara meja terdengar cukup nyaring bergesakan di lantai keramik itu karena gerakan pinggul Alendra yang cukup kuat memaju mundurkan miliknya keluar masuk kedalam lubang kenikmatan Erlin. Namun, mereka berdua tidak tahu bahwa ada orang diam-diam sedang merekam kegiatan mereka berdua saat ini dan tentu saja orang itu adalah Kinar sendiri yang telah berhasil menemukan kedua orang yang menurutnya sangat mencurigakan dari hari-hari sebelumnya.