Chereads / MENEMUKAN CINTA YANG SEBENARNYA / Chapter 17 - Seluruh Tubuh Maya Terluka

Chapter 17 - Seluruh Tubuh Maya Terluka

Alendra sangat kebingungan menjawab pertanyaan Erlin, entah kenapa dirinya tidak bisa berkata-kata lagi saat Erlin menanyakan hal itu. Bukan berarti Alendra tidak ingin menikahi Erlin, melainkan sesuatu hal yang membuat Alendra tidak yakin untuk hidup bersama gadis yang ia cintai itu.

"Erlin, aku sangat menncintai mu tapi aku kita berdua masih kuliah. Aku ingin kita berdua fokus terlebih dahulu dengan pendidikan kita berdua," ucap Alendra beralasan berusaha untuk menutupi sesuatu yang ada di hatinya saat ini.

"Baiklah, lalu bagaimana jika aku hamil?" tanya Erlin.

"Dengan senang hati aku akan menikahi mu, asal tidak ada orang lain di hati mu," ucap Alendra dengan jujur. Erlin hanya terdiam mendengar ucapan Alendra.

"Alendra, aku tidur seluruh tubuh ku sangat lelah," ucap Erlin yng tidak ingin melanjutkan obrolan mereka berdua.

"Baiklah, ayo tidur," ajak Alendra dan mereka berdua pun langsung saja tidur dengan keadaan tanpa sehelai pakain apapun saat ini.

Sedangkan disisi lain, Tristan sangat geram dan murka karena telah kehilangan jejak Maya. Sehingga dirinya melemparkan semua barang-barangnya hingga barang yang berada di dekatnya berhamburan dan ada juga yang pecah.

"Pengawal!" teriak Tristan dengan sangat nyaring sambil emosi, bahkan seluruh wajahnya memerah saking murka dengan gadis yang ia inginkan. Selama ini Tristan tidak pernah melakukan hal seperti ini kepada gadis-gadis yang akan memuaskan nafsunya. Ketika gadis yang kabur darinya ia akan menyuruh pengawalnya untuk membunuhnya sendiri, sedangkan dengan Maya dirinya malah mencarinya sendiri.

"Ada apa, Tuan Muda?" tanya pengawal yang bernama Wanto.

"Cepat cari keberadaan gadis yang pernah aku bawa ke rumah sejak seminggu yang lalu!" perintah Tristan.

"Baik, Tuan Muda," ucap pak Wanto paham.

"Sudah, sekarang kamu pergi!" ucap Tristan berusaha untuk tenang. Lalu Tristan pun melonggarkan dasinya karena lehernya terasa sangat sesak seperti di cekik.

"Awas saja kamu, gadis manis!" ucap Tristan dengan devil, lalu melemparkan dasinya dengan sangat kasar di lantai dan kemudian merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk itu.

Saat Tristan memejamkan matanya, Tristan pun seketika teringat dengan Maya. Apa lagi ketika dirinya menikmati tubuh Maya untuk pertama kalinya membuatnya tiba-tiba saja bergairah, rasanya Tristan sudah tidak sabar lagi untuk melakukan permainan panas itu lagi dengan Maya, bahkan miliknya sudah menengang karena saking bergairah.

"Akh! Gadis itu membuat ku sangat gila dibuatnya!" kesal Tristan yang merasa sangat gelisah dan tidak bisa tidur, sehingga dirinya pun langsung saja duduk termenung dan mengacak-ngacak rambutnya dengan sangat frustasi.

"Sebaiknya aku mandi saja!" ucap Tristan yang langsung saja pergi ke arah kamar mandi untuk berendam supaya hasratnya tidak semakin memuncak, walaupun ia tahu hari sudah semakin larut malam tapi Tristan tidak memperdulikan hal itu lagi yang terpenting dirinya bisa tenang kembali.

Tristan pun duduk bersandar di bath up, sambil memejam kedua matanya dan lagi-lagi ia teringat lagi dengan wajah Maya, wajah gadis itu seolah-olah bergentayangan di pikirannya saat ini.

Akhirnya Tristan mengambil shower dan menyirami wajahnya, berharap bayangan Maya tidak ada lagi berada di pikirannya namun semua usahanya sia-sia karena semua hasilnya tetap sama.

"Sial!" maki Tristan, ia pun dengan segera membersihkan tubuhnya, lalu keluar dari kamar mandi dan menuju ke arah bar kecil yang berada di rumahnya.

"Mungkin ini salah satu cara untuk menghilangkan semuanya!" ucap Tristan sambil tangannya mengambil sebotol anggur yang sangat mahal dan umurnya sudah bertahun-tahun lamanya.

Sekali tegukkan rasa nikmati itu membuat Tristan ketagihan, sehingga ia pun kembali menuangkan anggur tersebut ke dalam gelas yang kecil khusus untuk meminum minuman.

"Tuan Muda! Tuan Muda!" panggil salah satu pengawal Tristan yang bernama pak Ambri, ia melihat tuan muda nya saat ini terlihat benar-benar sangat mengenaskan akibat terlalu banyak meminum minuman berakohol, bahkan pak Ambri sampai mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tempat tuan mudanya saat ini yang terlihat sangat berantakan karena berserakan botol pecah. Bahkan minuman yang harganya mahal-mahal tumpah karena Tristan.

"Tidak biasanya Tuan Muda seperti ini," gumam pak Ambri sambil memapah tubuh Tristan menuju ke arah kamar Tristan dengan sangat hati-hati.

Pak Ambri berkata seperti itu karena dirinya sangat mengenal baik dengan tuan muda nya. Apa lagi dirinya bekerja sudah puluhan tahun lamanya, maka dari itu lah pak Ambri tidak menyangka tuan muda nya seperti sekarang. Pak Ambri sosok yang sudah Tristan angap sebagai keluarganya sendiri karena selama pak Ambri bekerja bersama dengan Tristan, pak Ambri selalu setia menemani Tristan. Namun, sejak Tristan di kurung dalam rumah sejak itu dirinya juga di kurung oleh paman Tristan karena mereka tahu pak Ambri akan selalu membantu Tristan bagaimana pun caranya.

Setelah Tristan sudah bebas, Tristan pun membebaskan pak Ambri dari tahanan pamannya dengan secara diam-diam sejak beberapa hari yang lalu.

Sedangkan disisi lain, Maya terlihat sudah tertidur di sofa bersama Dion yang masih saja mengerjakan tugas dari kampus. Maya seperti terlihat sangat nyenyak tidur saat ini, bahkan sampai tersenyum-senyum bermimpi indah. Entah yang apa ia mimpikan saat ini.

"Rupayanya gadis ini sudah tertidur," gumam Dion, lalu ia pun kembali melanjutkan untuk mengetik pekerjaanya.

Tidak terasa hari sudah pagi terlihat Maya baru saja bangun dari tidurnya, ia merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Padahal ia rasa tidurnya malam ini tidak ada sama sekali salah posisi tidur, tapi ia merasakan seperti sehabis di cambuk-cambuk dengan sangat keras.

"Akh! Semuanya terasa sangat sakit!" gumam Maya, lalu ia melihat lengannya dan terdapat banyak bekas memerah sehingga Maya sangatlah terkejut, ketika ingin berlari tiba-tiba saja ia ia tersungkur kebawah karena kakinya tidak kuat untuk berdiri. Maya merasakan kakinya juga sangat sakit lalu ia melihat kakinya banyak terdapat luka gorensan.

"Kenapa bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Maya dalam hatinya sehingga dirinya menjadi ketakutan.

"Maya, kamu kenapa?" tanya Dion sambil menghampiri Maya.

"Ah, tidak apa-apa, Pak," jawab Maya yang tidak ingin mengatakan apapun kepada Dion.

"Oh, baiklah. Kalau begitu aku ingin pergi ke kampus hari ini dan jangan lupa untuk makan makanan yang sudah aku sediakan di meja makan, ya?" ucap Dion.

"Baik, Pak. Terima kasih banyak," ucap Maya sambil berpura-pura tersenyum karena di seluruh sekujur tubuhnya benar-benar terasa sangat sakit dan pedih sekarang.

Setelah melihat kepergian Dion keluar, Maya langsung saja bergegas pergi ke arah kamar dan mencerminkan pungungnya dan ternyata pungungnya juga terluka.

"Tidak mungkin hantu yang melakukan ini, tapi siapa yang melakukannya. Sedangkan di rumah ini tidak siapa-siapa selain pak Dion, bahkan aku sampai tidak sadar waktu kejadian ini," gumam Maya sambil berpikir keras.