Tristan tidak ingin menyerah begitu saja, dirinya malah mengejar terus-terusan mobil Dion yang saat ini sedang membawa kabur Maya darinya, sambil seluruh pengawalnya menembak di bagian mobil Dion sehingga mobil Dion terdapat bekas-bekas peluru, bahkan kacanya retak hampir pecah saat ini.
"Pak, bagaimana ini?" tanya Maya yang sudah sangat khawatir dari tadi.
"Tenanglah, kita pasti bisa kabur darinya," ucap Dian berusaha untuk menenangkan Maya. Lalu, ketika ada persimpangan tiga Dion pun dengan cepat membelolkan mobilnya saat ada sebuah truk besar, sehingga Tristan sangat kebingungan mencari arah kemana Dion menjalankan mobilnya.
"Sial!" maki Tristan dengan sangat kesal.
"Tuan, bagaimana ini?" tanya pengawal Tristan.
"Jangan malah bertanya denganku bodoh! Cepat panggil yang lainnya untuk memeriksa CCTV yang berada di sekitar sini!" ucap Tristan dan dengan cepat pengawal Tristan menghubungi yang lainnya. Sementara Tristan hanya bisa menunggu saja dan menahan rasa kekesalannya, ingin rasanya ia menembak kepala supirnya yang tidak becus mengejar Dion mereka.
"Tuan!" panggil pengawal Tristan.
"Bagaimana?" tanya Tristan.
"Mereka berbelok ke arah kiri!" ucap pengawalnya.
"Ya sudah, cepat kejar mereka!" ucap Tristan.
"Al!" panggil Tristan lagi.
"Ya, Tuan," sahut Al.
"Cari tahu semua informasi tentang laki-laki yang membawa gadis itu!" ucap Tristan.
"Baik, Tuan," jawab Al, lalu ia pun segera mengambil sebuah laptop dan mencari semua informasi tentang Dion. Namun, tidak ada satupun informasi yang ia dapatkan sedangkan Tristan sangat kecewa mendengarnya.
Tristan serta anak buahnya terus saja mencari keberadaan Dion dan Maya yang sempat kehilngan jejak itu, hingga tiba di sebuah gudang mereka melihat mobil yang sedang di pakai Dion terpakir di depan gudang yang sangat besar itu.
"Cepat kalian mengledah semua di dalam gudang itu dan temukan mereka, terutama gadis itu!" ucap Tristan memberikan perintah kepada pengawalnya dan seluruh pengawalnya pun langsung saja pergi ke arah gudang itu, sambil ada sebuah pistol di tangan mereka masing-masing.
Tristan sudah tidak tahan dirinya duduk bersandar di dalam mobil, sehingga Tristan pun berpikir untuk menyusul saja dan melihat sendiri bagaimana para pengawalnya untuk mencari Dion dan Maya saat ini. Namun, ketidak dirinya ingin keluar dari mobil tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika melihat para pengawalnya kembali.
"Dimana laki-laki itu?" tanya Tristan.
"Kami tidak tahu, Tuan. Tapi, kami hanya bisa menemukan gadis yang Tuan cari saja," ucap Al.
"Baiklah, bawa dia masuk!" ucap Tristan dengan tersenyum devil karena telah berhasil membawa Maya kedalam rumahnya kembali, walaupun ia tidak tahu kenapa Maya bisa tidak sadarkan diri saat ini.
"Kenapa dengan gadis ini? Apa yang kalian lakukan padanya?" tanya Tristan yang sudah ingin marah kepada pengawalnya.
"Maaf Tuan. Kami juga tidak tahu, kami menemukan dia sudah keadaan seperti ini," ucap Al dengan jujur.
"Ada apa dengan gadis ini?" gumam Tristan dalam hatinya.
Namun, Tristan kembali mengikatkan tangan Maya yang sedang tidak sadarkan diri saat ini. Ia tidak ingin Maya kembali kabur lagi darinya dan kali ini Tristan akan memperketat semua penjaga rumahnya di saat Maya ada sehingga Maya tidak dapat kabur lagi.
Sesampainya di rumah, Tristan langsung saja membopong tubuh Maya untuk segera sampai di dalam kamarnya. Perasaan Tristan saat ini benar-benar sangat bahagia ketika Maya sudah berada di pelukkannya lagi. Ketika Tristan merebahkan tubuh Maya di kasurnya, tiba-tiba saja Maya tersadar dari pingsannya.
"Lepaskan aku! Lepaskan!" ucap Maya yang langsung saja memberontak.
"Diam!" bentak Tristan.
"Aku mohon lepaskan aku!" ucap Maya yang terlihat sangat pasrah saat ini.
"Aku tidak akan pernah melepaskan kamu, sebaiknya kamu diam saja dan menuruti apa yang aku katakan! Jika tidak, aku akan menyakiti tubuh mu dengan secara sadis!" ancam Tristan dan Maya seketika melotot takut mendengar apa yang di katakan laki-laki di hadapannya itu.
"Aku mohon jangan sakiti aku," ucap Maya memohon.
"Aku tidak akan menyakiti kamu, asalkan kamu mau menurut!" ucap Tristan. Lalu, Tristan pun mencium sebentar bibir Maya dan Maya hanya meneteskan air matanya. Ia benar-benar sangat pasrah sekarang karena dirinya tahu bagaimana laki-laki di hadapannya itu untuk mencarinya.
"Aku sangat menyukai jika kamu seperti ini gadis nakal!" ucap Tristan yang langsung saja merebahkan dirinya di samping Maya.
"Kenapa kamu memperlakukan ku seperti ini? Apa aku memilki kesalahan besar terhadapa kamu?" tanya Maya.
"Tidak!" jawab Tristan dengan singkat.
"Lalu, apa yang kamu inginkan dari ku? Bukankah banyak gadis diluar sana yang bisa kamu memperlakukan dengan seenaknya," ucap Maya.
"Mereka terlalu membosankan! Kamu puas!" ucap Tristan yang mulai emosi.
Kemudian Maya membelakangi Tristan dan ia pun menangis dalam diam, ia meratapi naasibnya yang benar-benar sangat menyedihkan selama ini.
"Berhentilah menangis!" peringat Tristan namun Maya tidak memperdulikan apa yang di katakan Tristan karena dirinya sudah tidak tahan lagi menahan semua penderitaan hidupnya.
"Kamu masih beruntung bisa hidup sampai sekarang dan seharusnya kamu berterima kasihlah denganku!" ucap Tristan tanpa merasa bersalah sama sekali. Melihat Maya yang tidak merespon ucapannya sama sekali dari tadi, membuat Tristan membalikan tubuh Maya dengan sedikit kasar dan Tristan merasakan Maya tidak melawan sama sekali sekarang.
"Kenapa tidak melawan?" tanya Tristan heran.
"Untuk apa? Melawan pun semuanya percuma!" ucap Maya yang terdengar sangat pasrah di telinga Tristan.
"Sepertinya gadis nakal ini sudah tahu ajaran ku! Baguslah, tidak bersusah payah lagi aku mengajaknya untuk bercinta!" ucap Tristan dalam hatinya sambil tersenyum devil, lalu Tristan pun menindih tubuh Maya dengan cepat karena gairahnya tiba-tiba saja muncul saat ini.
"Akh!" pekik Maya merasakan belakangnya terasa sangat sakit dan Tristan mengerutkan keningnya bingung dengan gadis di hadapannya itu.
"Kenapa?" tanya Tristan.
"Pungung ku sakit!" ucap Maya yang langsung saja menangis tersedu-sedu dan dengan sekejap Tristan bangun dari tubuh Maya, lalu membalikan tubuh Maya ia ingin melihat kenapa dengan pungung gadis itu.
"Kenapa kamu bisa terluka seperti ini?" tanya Tristan dengan emosi.
"Aku tidak tahu, ini benar-benar sangat sakit!" pekik Maya sambil menangis.
Sedangkan Tristan baru menyadari bahwa Maya terluka dan bahkan Tristan melihat di seluruh tubuh Maya terdapat banyak luka memar dan memerah seperti terkena cambukan saat ini.
"Katakan! Siapa yang melakukan ini?!" tanya Tristan dengan dingin.
"Aku tidak tahu!" ucap Maya dengan jujur.
"Kenapa kamu bisa tidak tahu bodoh!" ucap Tristan dengan marah.
Tristan merasa sangat marah besar ketika gadis yang ia miliki terluka saat ini, Tristan tidak merelakan orang lain menyakiti Maya kecuali dirinya sendiri dan hanya dirinya lah yang berkuasa atas tubuh Maya. Bagi Tristan, Maya bagaikan berlian yang tidak dapat sembarangan orang lain sentuh dan tentu saja Maya orang yang paling penting dalam hidupnya sekarang.