Maya berusaha untuk mengobati luka yang berada di Pungungnya dan bahkan untuk mandi saja, Maya sangat kesulitan karena pastinya lukanya akan terasa sangat pedih jika terkena air. Namun, yang Maya tidak habis pikir dengan dirinya yang sudah 2 kali merasakan sakit di seluruh tubuh dan lehernya, sehingga Maya sangatlah penasaran dengan hal itu semua.
"Tidak mungkin pak Dion!" gumam Maya yang mulai merasa sangat takut dengan apa yang ia pikirkan.
"Hah!" Maya sangat terkejut ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar dengan sangat tergesa-gesa, dahinya sudah mulai berkeringat dan bahkan jantungnya semakin berdegup sangat kencang karena ketakutan.
"Si-siapa?!" teriak Maya dari dalam kamar, namun tidak ada sekalipun orang yang menyahuti ucapan Maya, sehingga Maya semakin takut membuka pintu kamar itu. Belum lagi seluruh tubuhnya semuanya terasa sangat sakit dan tentu saja dirinya sangat kesulitan untuk berjalan ke arah pintu itu. Tiba-tiba saja, Maya melihat seseorang yang tiba-tiba saja masuk dari jendela, sehingga Maya sangatlah terkejut dan sekaligus takut.
"Si-siapa itu?!" ucap Keyla dengan terbata-bata dan sambil matanya melihat ke arah pintu kamarnya yang tidak berhenti mengetuk dari tadi, bahkan ia mendengar seseorang seperti ingin mengedor pintu kamar tersebut.
"Stt!" ucap seorang laki-laki bertopeng itu, Maya pun dengan perlahan-lahan memundurkan langkahnya ia tidak ingin laki-laki yang memakai topeng itu mendekatinya ataupun menyakitinya.
"Harus kemana aku pergi?" gumam Kinara berkeringat dingin memikirkan bagaimana cara dirinya kabur dari kedua orang yang seperti sangat berbahaya bagi dirinya.
"Seandainya ada Alendra disini, aku akan sangat bahagia," gumam Maya dalam hatinya berharap.
"Berhentila di situ!" ucap orang yang memakai topeng itu, namun Maya tidak ingin mendengarkan orang itu.
"Jangan mendekat!" peringat Maya.
"Maya, ini aku. Ayo, cepatlah keluar dari rumah ini!" ajak laki-laki yang tidak lain adalah Dion sendiri.
"Pak, Dion!" ucap Maya.
"Ayo, kemarilah! Kita berdua sebaiknya cepat pergi dari sini!" ajak Dion.
"Lalu siapa yang berada di luar itu?" tanya Maya yang sangat penasaran.
"Dia lelaki yang ingin menculik mu hari kemarin!" jelas Dion dan Maya langsung saja tercengang mendengarnya.
"Dari mana dia tahu aku berada di sini, Pak?" tanya Maya.
"Kekuasaanya terlalu tinggi, jadi sangat mudah baginya untuk menemukan keberadaan mu," jelas Dion dan Maya pun akhirnya paham apa yang di katakan Dion barusan.
"Aku harus pergi kemana, Pak? Bukankah lelaki itu akan tetap menemukan keberadaanku dimana pun aku pergi!" ucap Maya sambil air matanya sudah mengalir. Dirinya benar-benar hampir putus asa sekarang.
"Maya, kamu harus kuat dan jangan pernah untuk menyerah. Aku berjanji akan tetap menjauhi mu darinya," ucap Dion berusaha untuk menyakinkan Maya.
"Tapi, bagaimana caranya, Pak?" tanya Maya.
"Ikutlah denganku sekarang juga, kamu bisa saja kan berjalan untuk keluar dari sini," ucap Dion.
"Aku tidak yakin, Pak," ucap Maya.
"Kamu harus bisa, Maya!" ucap Dion menyemangati Maya.
Mendengar ucapan Dion barusan membuat Maya tidak ingin putus asa, sehingga dirinya pun langsung saja memaksa kedaanya untuk berjalan dan melewati jendela tersebut dengan terpincang-pincang.
Dengan penuh perjuangan, Maya akhirnya berhasil melewati semuanya. Sehingga ia pun bisa bebas dari Tristan yang ingin menangkapnya lagi.
"Ayo, naiklah kedalam mobil sekarang!" ucap Dion dan Maya pun menurut saja, sedangkan Tristan sangat geram ketika melihat Maya berhasil kabur lagi darinya. Namun, ia tahu siapa yang sudah membawa Maya dan menyembunyikan Maya darinya.
"Lelaki itu rupanya!" ucap Tristan sambil mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, sampai-sampai jari kukunya memutih.
"Pengawal! Cepat ikuti mereka! Kali ini jangan biarkan mereka lolos!" ucap Tristan.
Ketika dirinya baru saja bangun dari tidurnya, tiba-tiba saja pengawal mengetu pintunya dan mengatakan keberadaan Maya saat ini, sehingga dirinya pun dengan sangat tergesa-gesa pergi ke tempat dimana Maya berada. Namun, dirinya lagi-lagi telat dan ia kembali melihat Maya kabur darinya yang membuat Tristan murka dengan keberadaan Dion membantu Maya dan ikut campur dengan urusannya, jadi ia berjanji akan membunuh Dion nantinya.
"Kita harus pergi kemana sekarang, Pak?" tanya Maya yang masih gelisah memikirkan dimana mereka harus pergi sekarang.
"Kamu tenang saja, aku akan membawa ke tempat yang paling aman untuk kita dan sekarang minumlah ini, supaya kamu bisa lebih tenang kembali," ucap Dion sambil memberikan sebuah botol minum air putih kepada Maya dan Maya dengan senang hati menerimanya karena dirinya juga benar-benar sangat lelah dan sekaligus haus.
"Terima kasih banyak, Pak," ucap Maya.
"Hem," jawab Dion dengan singkat.
"Bapak, kenapa bisa kembali ke rumah lagi?" tanya Maya bingung.
"Tadi, aku tidak sengaja meninggalkan laptop ku di rumah sehingga aku putar balik untuk mengambilnya, namun saat aku ingin sampai berada di depan apartemen aku tidak sengaja melihat plat mobil yang pernah mau menculik mu waktu itu, sehingga aku diam-diam masuk kedalam kamar mu," jelas Dion dengan panjang lebar.
"Sekali lagi terima kasih banyak atas semua kebaikan Bapak kepada ku," ucap Maya dengan penuh haru dan Dion pun hanya membalas dengan senyuman saja sekarang.
Sedangkan disisi lain, terlihat Alendra pagi-pagi sekali bangun dari tidurnya karena dirinya merasa sangat haus sehingga Alendra pun turun kebawah untuk mengambil air minum, tapi ketika melihat kamar Maya terbuka membuat Alendra sangat penasaran dan ia melihat tidak ada Maya di dalam kamar itu, bahkan dirinya juga baru sadar bahwa Maya sedang tinggal dirumahnya ketika sudah tidak melihat Maya lagi di kamarnya.
"Kemana gadis itu?" gumam Alendra sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Maya.
"Alendra, kamu kenapa?" tanya Erlin.
"Tidak apa-apa," jawab Alendra.
"Oh," jawab Erlin singkat.
"Hari ini, kamu ingin kemana?" tanya Erlin.
"Mungkin ke kantor," jawab Alendra.
"Bukannya hari ini hari minggu?" ucap Erlin.
"Walaupun hari minggu,.aku masih memiliki pekerjaan lain karena kalau bukan hari libur aku tidak bisa pergi kekantor," jelas Alendra.
"Kamu ada benarnya juga," jawab Erlin.
"Apa kamu bisa memasak?" tanya Alendra.
"Bisa! Kamu ingin aku memasuk sesuatu untuk mu?" tanya Erlin dengan penuh semangat.
"Apa saja yang terpenting bisa dimakan saja," jelas Alendra.
"Baiklah, kalau begitu kamu tunggu saja aku akan memasak makanan yang sepesial untuk mu," ucap Erlin dengan penuh mengoda.
"Hem, masaklah makanan yang enak," ucap Alendra sambil mengecup kening Erlin dengan penuh kasih sayang. Lalu dirinya pun duduk di sofa semantara menunggu Erlin memasak untuk dirinya dan Alendra kembali berpikir tentang keberadaan Maya.
"Gadis itu benar-benar bikin aku khawatir saja!" ucap Alendra dalam hatinya dan tiba-tiba saja seseorang datang menghampirinya dan tentu saja orang tersebut satpam rumah mereka selama ini.
"Ada apa?" tanya Alendra dan satpam tersebut langsung saja menjelaskan bahwa tadi malam ada terjadi sesuatu.
"Mungkin Maya telah di culik lagi," gumam Alendra yang merasa tidak percaya.
"Baiklah, silahkan kamu keluar sekarang!" ucap Alendra sedangkan dirinya langsung saja menelpon pengawalnya untuk mencari keberadaan Maya dan membawanya pulang ke rumahnya kembali.
"Sebenarnya, apa yang laki-laki itu inginkan?!" ucap Alendra dengan sangat geram, lalu Alendra pun mengacak-ngacak rambutnya frustasi sekarang.