Tak dapat terkira sakit yang dirasakannya sekarang, perih mengenai ulu hatinya. bulir bening tak henti nya turun dengan derasnya, wajah nya pias, dipenuhi oleh berbagai luka yang merajam.
Irene menatap sendu ke arah jendela yang menampilkan beberapa embun hujan. Awan pun terasa berpihak padanya, merasakan sakit yang teramat sangat hingga rasanya alam pun mengerti dan ikut menangis bersama.
ia mengangkat tangannya perlahan, menyentuh jendela kaca yang dingin, sedingin hatinya yang mendadak beku karena belahan cintanya sendiri.
Tes
Liquid itu kembali jatuh, obisidan karamel dengan campuran warna coklat tanah yang cantik terlihat berlinang dengan pandangan yang berkaca-kaca. Bulu mata cantik itu perlahan memejam singkat.
Berkedip dan menjatuhkan kembali air mata kesakitan yang ia rasakan, bahkan untuk bernafas pun ia merasakan rasa yang sesak. Kenapa? sesakit ini? apa ini rasanya dikhianati seperti beberapa temannya yang lain? sesaknya sangat kuat, ia tak sanggup rasanya.