Tria panik saat melihat sang ibu yang tiba-tiba ambruk sembari meremat baju dibagian dada dan menahan tangis dengan batuk yang tersendat-sendat.
"Hiks mommy.." Tria mencicit saat melihat sang mommy dengan pandangan putus asa.
Bahkan tangisan Tria pun tak sanggup Irene dengar secara jelas, otak nya tak dapat di ajak bekerja sama dengan baik. ia bahkan hampir melupakan Tria jika goncangan bahu yang kuat dan tangisan keras anak itu terdengar.
"H-hiks hiks mommy.."
Di dalam ruangan megah, didepan televisi mahal dan dibaluti oleh keheningan malam. Mereka berdua sama-sama menangisi sakit hati dari seorang pria yang menjadi cinta pertama mereka.
Sebuah pengkhianatan yang berati, membuka lembaran baru dengan goresan darah di berbagai tempat. Bahkan Irene pun tak peduli dengan Tria yang sibuk memeluknya dan memanggil 'mommy' dengan lantang.
